Kisah Nyi Roro Kidul
Di
suatu masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya,
ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi
Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang raja mempunyai
seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu
berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi
Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang
raja.
Dewi
Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar
keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan
meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja
menolak. “Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin
bertindak kasar pada putriku”, kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu,
Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi
kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya
itu.
Pada
pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk
memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya.
“Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau
berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan
sebelumnya.” Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh
Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia
menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik
itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.
Ketika
Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak
tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit
putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau
mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara
memaksanya untuk mengusir puterinya. “Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi
seluruh negeri,” kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya
menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul
Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.
Puteri
yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir
tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak
menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan
mendampinginya dalam menanggung penderitaan..
Hampir
tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera
Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti
samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan
berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya,
mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah
kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada
sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera
Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu
Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.
Kanjeng
Ratu Kidul = Ratna Suwinda
Tersebut
dalam Babad Tanah Jawi (abad ke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran,
Joko Suruh, bertemu dengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia
menemukan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang
wanita muda yang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya. Tapi sang
pertapa yang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida,
menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untuk bertapa di
sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa dan menjadi penguasa
spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jika keturunan pangeran menjadi
penguasa di kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi, ia akan menikahi
seluruh penguasa secara bergantian.
Generasi
selanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Ke-2, mengasingkan
diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruh energinya, dalam upaya
mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaan utara. Meditasinya menarik
perhatian Kanjeng Ratu Kidul dan dia berjanji untuk membantunya. Selama tiga
hari dan tiga malam dia mempelajari rahasia perang dan pemerintahan, dan intrik-intrik
cinta di istana bawah airnya, hingga akhirnya muncul dari Laut Parangkusumo,
kini Yogyakarta Selatan. Sejak saat itu, Ratu Kidul dilaporkan berhubungan erat
dengan keturunan Senopati yang berkuasa, dan sesajian dipersembahkan untuknya
di tempat ini setiap tahun melalui perwakilan istana Solo dan Yogyakarta.
Begitulah
dua buah kisah atau legenda mengenai Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul,
atau Ratu Pantai Selatan. Versi pertama diambil dari buku Cerita Rakyat dari
Yogyakarta dan versi yang kedua terdapat dalam Babad Tanah Jawi. Kedua cerita
tersebut memang berbeda, tapi anda jangan bingung. Anda tidak perlu pusing
memilih, mana dari keduanya yang paling benar. Cerita-cerita di atas hanyalah
sebuah pengatar bagi tulisan selanjutnya.
Kanjeng
Ratu Kidul dan Keraton Yogyakarta
Percayakah
anda dengan cerita tentang Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu
Pantai Selatan? Sebagian dari anda mungkin akan berkata TIDAK. Tapi coba
tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton
Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita
Kanjeng Ratu Kidul memang masih tetap menjadi polemik. Tapi terlepas dari
polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitos Ratu Kidul memang
memiliki relevansi dengan eksistensi Keraton Yogyakarta. Hubungan antara
Kanjeng Ratu Kidul dengan Keraton Yogyakarta paling tidak tercantum dalam Babad
Tanah Jawi (cerita tentang kanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua). Hubungan
seperti apa yang terjalin di antara keduanya?
Y.
Argo Twikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakat
adalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan, keselarasan dan
keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepas dari lingkungan alam
sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkungan alam sangat penting
dilakukan.
Sebagai
sebuah hubungan komunikasi timbal balik dengan lingkungan yang menurut
masyarakat Jawa mempunyai kekuatan yang lebih kuat, masih menurut Twikromo,
maka penggunaan simbol pun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan
makhluk halus, maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa
Gunung Merapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan nDelpin, dan Laut Selatan.
Penguasa Laut Selatan inilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul.
Keempat penguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapai
keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka raja harus
mengadakan komunikasi dengan “makhluk-makhluk halus” tersebut.
Menurut
Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah
satu kekuatan batin dalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata
(tak terlihat oleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam
kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman.
Kepercayaan
terhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatan labuhan
misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakan di tepi laut di
selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono,
menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk
kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.
Kepercayaan
terhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari Bedaya Lambangsari dan
Bedaya Semang yang diselenggarakan untuk menghormati serta memperingati Sang
Ratu. Bukti lainnya adalah dengan didirikannya sebuah bangunan di Komplek Taman
Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1 km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat, yang dinamakan Sumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat
pertemuan sultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.
Penghayatan
mitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakan oleh
pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya di wilayah kesultanan.
Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwa jika orang hilang di Pantai
Parangtritis, maka orang tersebut hilang karena “diambil” oleh sang Ratu.
Selain
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh
saudara mereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memang
disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati,
penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan,
keluarga kerajaan, dan masyarakat dari malapetaka. Dan karena kedua keraton
(Yogyakarta dan Surakarta) memiliki leluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka
seperti halnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai
bentuk penghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalah
pementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yang
diselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan para raja.
Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa
mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahi susuhunan, dan kabarnya sang
Ratu kemudian secara gaib muncul dalam wujud penari kesepuluh yang nampak
berkilauan.
Kepercayaan
terhadap Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat. Anda
pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308) di lantai
atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikan khusus untuk Ratu
Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu, bisa masuk ke ruangan ini,
tapi harus melalui seorang perantara yang menyajikan persembahan buat sang
Ratu. Pengkhususan kamar ini adalah salah satu simbol ‘gaib’ yang dipakai oleh
mantan presiden Soekarno.
Sampai
sekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi
Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yang paling spektakuler.
Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orang dari Indonesia atau negara
lain mengakui bahwa mereka telah bertemu ratu peri yang cantik mengenakan
pakaian tradisional Jawa. Salah satu orang yang dikabarkan juga pernah
menyaksikan secara langsung wujud sang Ratu adalah sang maestro pelukis
Indonesia, (almarhum) Affandi. Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam
sebuah lukisan.
The story of Nyi Roro Kidul
Once upon a time, there lived a beautiful princess named Kadita. Because of her
beauty, she was called Dewi Sunrise which
means beautiful sun.
Sunset Goddess was
the son of King Munding fragrance. Although
the king had
a beautiful daughter, she was always sad because he
actually always wished
to have a boy. King
was then married
to Goddess Pearls, and get the son of the marriage.
Thus, the king was
happy.
Dewi Mutiara wanted
her son later became
king, and he was trying to make his
wish come true. Then Goddess Pearls come
to the king, and requested
that the king sent his daughter away from
the palace. Of course the king refused. "It
is ridiculous. I'm not going to let anyone
who wants to act
rude to my daughter, "said the King Munding fragrance.
Hearing the answer, Dewi Mutiara smiled and
said sweet to
the king no longer
upset him. But
even so, he still
intends to fulfill his desire.
In the morning, before sunrise, Dewi Mutiara sent
her maid to call a
shaman. He wants
to condemn Kadita shaman, his stepson. "I
want a beautiful body
full with scabies and itching. If you
succeed, then I
will give a
reward that you
never imagined before. "Obey shaman queen.
In the evening, the body Kadita been met with
scabies and itching. When he woke up,
he realized his
body and filled with foul-smelling ulcers.
The beautiful princess
cried and did not
know what to do.
When the king heard
this, he became very sad and invited many physician to
cure his daughter. She realized that her
illness was not
fair, someone must
have cursed or
mengguna-gunainya. The problem becomes more
complicated when the
Queen Dewi Mutiara forced him to drive
his daughter. "Your daughter
will bring bad
luck for the whole country," said Dewi Pearl.
Because the king did not want his daughter into
gossip across the country, eventually he was
forced to approve the proposal
to send her
daughter Queen Pearl out of the country.
The poor princess went alone, not knowing
where to go. He can
hardly cry anymore. He does have a noble
heart. He does not hold a grudge to his
stepmother, instead he always asked the Lord
to accompany the suffering ..
Almost seven days
and seven nights he
runs until finally
arriving in the Southern Ocean. He looked at the
ocean. The water is clean and clear, unlike
other oceans where
the water is blue or green. He jumped
into the water and
swim. Suddenly, when
the waters of the Southern Ocean that
touches the skin, a miracle occurred. His
sores disappeared and there was no sign that
he had scabies or
hives. Instead, he became more beautiful than
before. Not only that, he now has the power
to govern the
whole Southern Ocean. Now he became a fairy called Nyi Roro Kidul or Queen of South
Ocean Beach who
lives forever.
Queen of South Kanjeng = Ratna Suwinda
The Babad Tanah
Jawi in (19th
century), a prince of the Kingdom of Padjadjaran, Joko Tell, met a
hermit who instructed
him to find the
kingdom of Majapahit in East Java. Because of
the hermit is a beautiful young woman, Joko Tell fell in love with
him. But the hermit who turns out to
be the aunt of Joko Tell, named
Ratna Suwida, reject
his love. When young,
Ratna Suwida seclusion
to meditate on a hill. Then he went to the south coast of
Java and become the spiritual ruler there.
He said to the prince,
if prince descendants
became rulers in
the kingdom which is located near Mount Merapi,
he will marry
all authorities in turn.
The next generation, Panembahan Senopati, founder
of the Mataram Kingdom 2nd,
exiled to the South Coast, to collect all the
energy, in an attempt to prepare
a military campaign against the northern kingdom. Meditation draw attention Kanjeng Ratu Kidul and
he promised to help. For three days and
three nights he
learned the secrets of war
and government, and
love intrigues in
the palace under the water, until finally emerged
from Parangkusumo Sea, South of
Yogyakarta now. Since then,
Queen of South reportedly closely linked to the ruling Senopati descent, and
offerings presented to him at this place every year
through representatives of Solo and Yogyakarta
palace.
That's two stories
or legends about Kanjeng
Queen of South, or Nyi Roro Kidul, or Queen of the South
Coast. The first version is taken from the book
Folklore of Yogyakarta
and the second version
contained in the Babad Tanah Jawi. Both of these
stories are different, but you do not get
confused. You do not need to bother to choose, which of the two is most true. The stories
above are just a pengatar
for the next article.
Kanjeng Ratu Kidul and the Sultan Palace
Do you believe the stories about Kanjeng
Queen of South, or Nyi Roro Kidul, or Queen of the South
Coast? Some of you may say
NO. But try to
ask them who lived
in the time of Sultan
Palace or the environment.
They believe the
truth of this story.
Truth be Queen of
South Kanjeng story is still being debated.
But regardless of the polemic, there is
a real phenomenon, that the mythical Queen
of South does have relevance
to the existence of Yogyakarta Palace.
The relationship between Kanjeng Ratu Kidul with
the Yogyakarta Palace is not listed in the Babad
Tanah Jawi (the story of the Queen of South Kanjeng above, the second version).
What kind of relationship that exists between them?
Y. Argo Twikromo
in his book titled Queen of South said that
the community is a community tradition that
emphasizes harmony, the harmony
and balance of life. Because life is not
separated from the
surrounding natural environment, the
functioning and interpret
the natural environment is very important.
As a reciprocal
communication relationship with the environment
according to the Java community has a stronger force, according Twikromo, then the use of the symbol was often
actualized. If associated
with ghosts, spirits
ruler Javanism know
as ruler of Mount Merapi, authorities Lawu,
Kayangan nDelpin, and the South Seas. Ruler
of the South Seas is what the Javanese call Kanjeng Queen of South. The fourth round of the ruler
of the Sultanate of Yogyakarta. And to achieve harmony, harmony and
balance in society, then the king should
hold communication with "spirits" is.
According Twikromo, for the king of Java
communicate with Ratu
Kidul is as one of the inner strength to manage the state. As
a visible compaction force (invisible to the eye), Queen of South Kanjeng blessing
should be held in a day-to-day activities to
gain salvation and
peace.
Trust in Ratu Kidul is actualized well.
At the harbor activities,
for example, a traditional ceremony held in the
palace by the sea in the south of Yogyakarta, which is held every birthday of Sri Sultan Hamengkubuwono,
according to calculations Saka year (in Java). This ceremony aims to
welfare and community
sultan of Yogyakarta.
Trust in Kanjeng Ratu
Kidul is also manifested through
dance Bedaya Lambangsari
and Bedaya Semang
held to honor
and commemorate the
Queen. Other evidence is the establishment of a
building in the complex
of Taman Sari (Water Palace at the
Bottom), about 1 km west Ngayogyakarta Palace, called the Well Gumuling.
This place is believed to be the meeting place of the sultan with the Queen's South Beach, Kanjeng Queen of South.
Queen of South appreciation Kanjeng myths are not
just believed and
implemented by the
palace alone, but also by the general public in the territory of the
empire. One proof is the belief that if people lost in Parangtritis, then that person is lost due "taken"
by the Queen.
In addition Ngayogyakarta Palace,
Queen of South Kanjeng myth is also believed
by their brother, Kraton Surakarta Sultanate. In the Babad Tanah
Jawi is mentioned
that the Queen of South Kanjeng never promised
to Panembahan Senopati,
the first ruler of the Kingdom of Mataram, to keep the Mataram
kingdom, the sultan,
the royal family, and community from the havoc.
And because both
the palace (Yogyakarta and Surakarta) has a
common ancestor (Mataram
Kingdom), as well as the Sultan of Yogyakarta, Surakarta
is also implementing various forms of their
appreciation to Kanjeng
Queen of South. One of them is the most sacred
dance performances in the palace, Bedoyo Ketawang,
which is held once a year during the anniversary of the coronation of kings. Nine dancers dressed in
traditional Javanese wedding invites Queen of South to
come and marry
His Majesty, and said
to the Queen then magically appear in the
form of visible shimmering
dancers tenth.
Trust in Ratu Kidul was also extends to the
area of West Java. You must have heard that there
is a special room (number 308)
on the top floor
of the Ocean Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, which is specially presented to
Queen of South. Anyone who wants to meet with
the Queen, could go
into this room, but must go through an intermediary who presents an offering for
the Queen. Specialization of this room is one of the symbols 'magic' used by former president Sukarno.
Until now, in the
very modern, Kanjeng
legend of Ratu Kidul or Nyi Roro Kidul, or Queen of
the South Coast, is the most spectacular legend.
Even when you
read this story, many
people from Indonesia
or other countries acknowledge that they
have met a
beautiful fairy queen wearing traditional Javanese dress. One of the people who reportedly also
been witnessed directly
form the Queen is
the maestro painter Indonesia, (deceased) Affandi.
His experience was then he poured in
a painting.
Cinderela
Di sebuah kerajaan, ada seorang anak perempuan yang
cantik dan baik hati. Ia tinggal bersama ibu dan kedua kakak tirinya, karena
orangtuanya sudah meninggal dunia. Di rumah tersebut ia selalu disuruh
mengerjakan seluruh perkerjaan rumah. Ia selalu dibentak dan hanya diberi makan
satu kali sehari oleh ibu tirinya. Kakak-kakaknya yang jahat memanggilnya
"Cinderela". Cinderela artinya gadis yang kotor dan penuh dengan
debu. "Nama yang cocok buatmu !" kata mereka.
Setelah beberapa lama, pada suatu hari datang pengawal kerajaan yang
menyebarkan surat undangan pesta dari Istana. "Asyik… kita akan pergi dan
berdandan secantik-cantiknya. Kalau aku jadi putri raja, ibu pasti akan
gembira", kata mereka. Hari yang dinanti tiba, kedua kakak tiri Cinderela
mulai berdandan dengan gembira. Cinderela sangat sedih sebab ia tidak
diperbolehkan ikut oleh kedua kakaknya ke pesta di Istana. "Baju pun kau
tak punya, apa mau pergi ke pesta dengan baju sepert itu?", kata kakak
Cinderela.
Setelah semua berangkat ke pesta, Cinderela kembali ke kamarnya. Ia menangis
sekeras-kerasnya karena hatinya sangat kesal. "Aku tidak bisa pergi ke
istana dengan baju kotor seperti ini, tapi aku ingin pergi.." Tidak berapa
lama terdengar sebuah suara. "Cinderela, berhentilah menangis."
Ketika Cinderela berbalik, ia melihat seorang peri. Peri tersenyum dengan
ramah. "Cinderela bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal."
Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan kadal tersebut
ke kebun labu di halaman belakang. "Sim salabim!" sambil menebar
sihirnya, terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor
kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Yang terakhir,
Cinderela berubah menjadi Putri yang cantik, dengan memakai gaun yang sangat
indah.
Karena gembiranya, Cinderela mulai menari berputar-putar dengan sepatu kacanya
seperti kupu-kupu. Peri berkata,"Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap
setelah lonceng pukul dua belas malam berhenti. Karena itu, pulanglah sebelum
lewat tengah malam. "Ya Nek. Terimakasih," jawab Cinderela. Kereta
kuda emas segera berangkat membawa Cinderela menuju istana. Setelah tiba di
istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang
hadir tertuju pada Cinderela. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela.
"Cantiknya putrid itu! Putri dari negara mana ya ?" Tanya mereka.
Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. "Putri yang cantik,
maukah Anda menari dengan saya ?" katanya. "Ya…," kata Cinderela
sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama
yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak menyangka
kalau putrid yang cantik itu adalah Cinderela.
Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. "Orang seperti andalah yang saya
idamkan selama ini," kata sang Pangeran. Karena bahagianya, Cinderela lupa
akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. "Maaf Pangeran saya harus segera
pulang..,". Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera
berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, sepatunya terlepas sebelah, tapi
Cinderela tidak memperdulikannya, ia terus berlari. Pangeran mengejar
Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah anak tangga, ada
sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu.
"Aku akan mencarimu," katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderela
kembali menjadi gadis yang penuh debu, ia amat bahagia karena bisa pergi pesta.
Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang
ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca
dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal
tiba di rumah Cinderela. "Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan
sepatu kaca ini," kata para pengawal. Kedua kakak Cinderela mencoba sepatu
tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Mereka tetap memaksa kakinya
dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet. Pada saat itu, pengawal melihat
Cinderela. "Hai kamu, cobalah sepatu ini," katanya. Ibu tiri
Cinderela menjadi marah," tidak akan cocok dengan anak ini!".
Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok.
"Ah! Andalah Putri itu," seru pengawal gembira. "Cinderela,
selamat..," Cinderela menoleh ke belakang, peri sudah berdiri di
belakangnya. "Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Sim
salabim!.," katanya.
Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang
memakai gaun pengantin. "Pengaruh sihir ini tidak akan hilang walau jam
berdentang dua belas kali", kata sang peri. Cinderela diantar oleh
tikus-tikus dan burung yang selama ini menjadi temannya. Sesampainya di Istana,
Pangeran menyambutnya sambil tersenyum bahagia. Akhirnya Cinderela menikah
dengan Pangeran dan hidup berbahagia.
Cinderela
In a kingdom,
there was a beautiful
girl and a good
heart. She lived
with her step
mother and two
sisters, because her parents
had died. In the
house he was always told to do all the homework.
He always yelled
and only fed
once a day by her
stepmother. His brothers call him
evil "Cinderela". Cinderela means girls
are dirty and full of dust. "The name fits you!" they said.
After some time, one day came the royal bodyguards spread party
invitation letter from the Palace. "Fun ...
we'll go and
dress up as pretty-pretty. If I were the
king's daughter, the mother must
be happy," they said. The awaited day arrived,
the second half sister Cinderela start dressing with joy. Cinderela very
sad because he
was not allowed to participate by her
siblings to a party at the
palace. "You do not have any clothes,
what would you like to go to a party with a dress
like-it?", Says brother Cinderela.
After all went to
a party, Cinderela back to his room. He
cried bloody murder because his heart is
very upset. "I can not go to the
palace with dirty clothes like this,
but I want to
go .." Not
long ago heard a voice. "Cinderela, stop crying." When Cinderela
turned, he saw
a fairy. Fairy
with a friendly smile.
"Cinderela take four rats and two male
lizards." Once everything is
collected Cinderela, fairy brings the
mice and lizards
to the pumpkin patch in the backyard. "Sim presto!" he spread
his magic, there was a miracle. The mice
turned into four horses, as well as lizards turn
into two sais. The latter, Cinderela turn
into a beautiful princess,
with a very beautiful
dress.
Because excited, Cinderela
started dancing around in circles
with glass slippers like a butterfly. Peri
said, "Cinderela, the influence of this magic
will disappear after
twelve o'clock bell
stops. Having said that, go home before midnight." Yes
Grandma. Thank you, "replied Cinderela. Trains gold horse
Cinderela leave immediately brought to the palace. Upon
arriving at the
palace, he walked into the palace
hall. Once inside, the views of all who
attended were on Cinderela.
Were very impressed with the beauty Cinderela." The putrid Cantiknya
! Daughter of the
state where ya? "They asked.
Finally the Prince came over Cinderela." Beautiful daughter, will
you dance with me? "He said." Yes ..., "said Cinderela
holding out his hand, smiling. They
both danced in
rhythm slowly. Cinderela
mother and two
sisters who were there did not
think that it was a beautiful daughter Cinderela.
Prince continued to dance with Cinderela. "People
like you are my
desire for this,"
said the Prince. Because happy, Cinderela will
forget time. Clock
began chiming 12
times. "I'm sorry I have to go home
Prince ..,". Cinderela prince pulled
her hand and ran out of the palace. On
the way, his shoes apart next, but Cinderela
ignore it, he kept
running. Prince Cinderela chase, but he lost track Cinderela. In
the middle of the stairs, there
is a glass slipper belongs Cinderela. Prince
took the shoe. "I will find you," he
said in a determined heart. Although Cinderela
back into a girl
who is full of
dust, he was very happy because
it could go party.
The next day, the guards sent Prince comes
to homes that no
daughter across the country to match the glass slipper with their feet, but
nothing matched. Until finally the guards arrived
home Cinderela. "We
are looking for a girl whose feet fit the glass
slipper," said the guard.
Both brothers Cinderela
try these shoes, but
their feet are too big. They are still
forced to put his feet until blisters glass
slipper. At that time, the
guards saw Cinderela.
"Hey you, try these shoes," he said. Cinderela stepmother becomes
angry, "would not fit with this child". Cinderela
then stretched his legs. It turns out that these shoes are very suitable. "Ah,
it's your daughter," cried
the excited bodyguards. "Cinderela, congratulations ..," Cinderela looked
back, the fairy was standing
behind him. "From now live happily with
the Prince. Sim presto!.,"
He said.
Once the reading fairy
spell, Cinderela transformed
into a princess wearing a wedding dress. "The effect of this magic will not be lost even if the
clock struck twelve," said the fairy. Cinderela delivered
by rats and birds
that become friends. Arriving at the palace,
the Prince greeted him, smiling happily. Finally Cinderela
married Prince and live happily.
Putri
Salju dan Tujuh Kurcaci (Snow White)
Di suatu pertengahan musim dingin, ketika salju berjatuhan dari langit
seperti bulu, seorang ratu duduk menjahit di dekat jendela. Rangka kayu yang
digunakan untuk membordir terbuat dari kayu ebony yang hitam pekat. Sambil
membordir, sang Ratu menatap salju yang turun dan tanpa sengaja jarinya
tertusuk oleh jarum sehingga tiga tetes darahnya jatuh membasahi salju. Saat ia
melihat betapa terang warna merahnya, ia berkata kepada dirinya sendiri,
"Saya berharap mempunyai anak yang putih seperti salju, merah seperti darah,
dan hitam seperti kayu ebony!".
Tidak lama setelah itu, sang Ratu melahirkan seorang putri yang kulitnya
putih seputih salju, bibirnya merah semerah darah, dan rambutnya hitam sehitam
kayu ebony , dan diberinya nama Putri Salju. Saat sang Putri lahir, sang Ratu
pun meninggal dunia.
Setelah setahun berlalu, sang Raja menikah kembali dengan seorang wanita
yang sangat cantik, tetapi angkuh dan tidak senang apabila ada yang melebihi
kecantikannya. Sang Ratu yang baru memiliki sebuah cermin ajaib, di mana sang
Ratu sering berdiri memandang ke dalam cermin dan berkata:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Dan sang Cermin selalu menjawab, "Anda adalah yang tercantik dari
semuanya".
Dan sang Ratu pun merasa puas, karena tahu bahwa Cermin ajaibnya tidak
pernah berkata bohong.
Putri Salju sekarang tumbuh makin lama makin cantik, dan saat ia dewasa,
kecantikannya jauh melebihi kecantikan sang Ratu sendiri. Sehingga suatu hari
ketika sang Ratu bertanya kepada cerminnya:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Sang Cermin menjawab, "Ratu, anda cantik, tetapi Putri Salju lebih
cantik dari anda."
Sang Ratu menjadi terkejut dan warna mukanya menjadi kuning lalu hijau oleh
rasa cemburu, dan semenjak saat itu, ia berbalik membenci Putri Salju. Semakin
lama, rasa cemburunya bertambah besar, hingga dia tidak memiliki kedamaian
lagi. Ia lalu memerintahkan seorang pemburu untuk membinasakan Putri Salju.
"Bawalah Putri Salju ke suatu hutan, sehingga saya tidak akan pernah
melihatnya lagi. Kamu harus membinasakannya dan membawa hatinya sebagai bukti
kepadaku.
Sang pemburu setuju, membawa Putri Salju ke suatu hutan; akan tetapi saat ia
menarik pedangnya, Putri Salju menangis, dan berkata:
"Wahai, pemburu, janganlah membunuhku, saya akan pergi dan masuk ke
dalam hutan liar, dan tidak akan kembali lagi."
Pemburu yang menaruh rasa kasihan, berkata:
"Pergilah kalau begitu, putri yang malang;" karena sang Pemburu
berpikir bahwa binatang liar di hutan akan memangsa Putri Salju, dan saat ia
melepaskan Putri Salju, hatinya menjadi lebih ringan seolah-olah terbebas dari
gencetan batu yang berat. Saat itu juga dilihatnya seekor babi hutan berlalu,
dan sang Pemburu menangkap babi hutan tersebut lalu mengeluarkan hatinya untuk
dibawa ke sang Ratu sebagai bukti.
Putri Salju yang sekarang berada dalam hutan liar, merasa ketakutan yang
luar biasa dan tidak tahu harus mengambil tindakan apa saat ketakutan melanda.
Kemudian dia mulai berlari, berlari di atas batu-batuan yang tajam dan berlari
menembus semak-semak yang berduri, dan binatang liar pun mengerjarnya, tetapi
tidak untuk menyakiti Putri Salju. Ia berlari selama kakinya mampu membawa ia
pergi, dan saat malam hampir tiba, ia tiba di sebuah rumah kecil. Putri Salju
pun masuk ke dalam untuk beristirahat. Segala sesuatu yang berada di dalam
rumah, berukuran sangat kecil, tetapi indah dan bersih. Di rumah tersebut
terdapat bangku dan meja yang di alas dengan taplak putih, dan di atasnya
terdapat tujuh buah piring, pisau makan, garpu dan cangkir minum. Di dekat
dinding, terlihat tujuh ranjang tidur kecil, saling bersebelahan, dan dilapisi
dengan seprei putih juga. Putri Salju menjadi sangat lapar dan haus, makan dari
tiap-tiap piring sedikit bubur dan roti, dan minum sedikit dari tiap-tiap
cangkir, agar ia tidak menghabiskan satu piring saja. Akhirnya Putri Salju merasa
lelah dan membaringkan dirinya di satu ranjang, tetapi ranjang tersebut ada
yang terlalu pendek, ada yang terlalu panjang, untungnya, ranjang yang ke-tujuh
sangat sesuai dengan tinggi badannya; dan ia pun tertidur di tempat tidur
tersebut.
Saat malam tiba, pemilik rumah pulang ke rumah dan mereka adalah tujuh orang
kurcaci yang pekerjaannya menggali terowongan bawah tanah di pegunungan. Saat
mereka menyalakan tujuh lilin yang menerangi seluruh rumah, mereka sadar bahwa
ada orang yang telah masuk ke dalam rumah tersebut karena beberapa hal telah
berpindah tempat, tidak seperti saat mereka meninggalkan rumah.
Yang pertama berkata, "Siapa yang telah duduk di kursi kecilku?"
Yang kedua berkata, "Siapa yang telah makan dari piring kecilku?"
Yang ketiga berkata, "Siapa yang mengambil roti kecilku?"
Yang keempat berkata, "Siapa yang telah memakan buburku?"
Yang kelima berkata, "Siapa yang telah menggunakan garpuku?"
Yang keenam berkata, "Siapa yang telah memotong dengan pisauku?"
Yang ketujuh berkata, "Siapa yang telah minum dari cangkirku?"
Kemudian yang pertama, melihat ke sekeliling rumah dan melihat tanda-tanda
bahwa kasurnya telah ditiduri, berteriak, "Siapa yang telah tidur di
ranjangku?"
Dan saat yang lainnya juga datang, mereka berkata, "Seseorang juga telah
tidur di tempat tidurku!"
Ketika kurcaci yang ketujuh melihat ranjangnya, dia melihat Putri Salju yang
tertidur di sana, kemudian dia menyampaikan ke kurcaci lain, yang datang
tergesa-gesa untuk melihat Putri Salju, dan dalam keterkejutan mereka, mereka
masing-masing mengangkat lilinnya untuk melihat Putri Salju dengan lebih jelas.
"Ya Tuhan! kata mereka, "siapakah putri yang cantik ini?" dan
karena mereka gembira melihat Putri Salju, mereka tidak tega untuk
membangunkannya. Kurcaci yang ketujuh terpaksa tidur bergantian dengan
teman-temannya, setiap satu jam, di tiap-tiap ranjang temannya sampai malam
berlalu.
Menjelang pagi, ketika Putri Salju terbangun dan melihat ketujuh kurcaci,
Putri Salju menjadi ketakutan, tetapi mereka terlihat bersahabat dan bahkan
menanyakan namanya dan bagaimana dia bisa tiba di rumah mereka. Putri
Salju pun bercerita bagaimana ibunya berharap agar dia meninggal, bagaimana
sang Pemburu membiarkannya hidup, bagaimana ia lari sepanjang hari, hingga tiba
ke rumah mereka.
Para kurcaci kemudian berkata, "Jika kamu mau membersihkan rumah,
memasak, mencuci, merapihkan tempat tidur, menjahit, dan mengatur semuanya agar
tetap rapih dan bersih, kamu bisa tinggal di sini, dan kamu tidak akan
kekurangan apapun."
"Saya sangat setuju," katan Putri Salu, dan ia pun tinggal di
rumah tersebut sambil mengatur rumah. Pada pagi hari para kurcaci ke gunung
untuk menggali emas, pada malam hari saat mereka pulang, mereka telah disiapkan
makan malam. Setiap Putri Salju ditinggal sendiri, para kurcaci sering memberi
nasehat:
"Berhati-hatilah pada ibu tiri mu, dia akan tahu bahwa kamu ada di
sini. Jangan biarkan seorangpun masuk ke dalam rumah."
Ratu yang telah melihat bukti kematian Putri Salju yang berupa hati, yang
dibawa oleh pemburu, menjadi tenang, berdiri di depan cermin dan berkata:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Dan sang Cermin menjawab, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada
bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta tujuh orang
kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Ratu menjadi terkejut saat mendengarkannya, dan ia akhirnya tahu bahwa sang
Pemburu telah menipunya, dan Putri Salju masih hidup. Ia pun berpikir keras
untuk menghabisi Putri Salu, karena selama ia bukanlah wanita tercantik diantara
semua, rasa cemburunya tidak akan bisa membuat ia bisa beristirahat dengan
tenang. Akhirnya ia pun mendapatkan rencana, ia menyamarkan wajahnya dan
memakai pakaian yang biasa dipakai oleh wanita tua agar tidak ada yang bisa
mengenalinya. Dalam penyamarannya, ia melalui tujuh gunung hingga akhirnya tiba
di rumah milik tujuh kurcaci. Ia pun mengetuk pintu dan berkata:
"Barang bagus untuk dijual! barang bagus untuk dijual!"
Putri Salju mengintip dari jendela dan menjawab:
"Selamat siang, apa yang anda jual?"
"Barang bagus," katanya, "Pita berbagai macam warna" dan
dia kemudian menyerahkan sebuah pita yang terbuat dari sutera.
"Saya tidak perlu takut untuk membiarkan wanita tua ini masuk,"
pikir Putri Salju, lalu ia pun membuka pintu dan membeli pita yang indah.
"Betapa cantiknya kamu, anakku!" kata wanita tua, "kemarilah
dan biarkan saya membantu kamu untuk memakaikan pita ini."
Putri Salju yang tidak curiga, berdiri di depannya dan membiarkan wanita tua
itu memasangkan pita untuknya, tetapi wanita tua itu dengan cepat mencekik
Putri Salju dengan pita hingga Putri Salju jatuh dan seolah-olah meninggal
dunia.
"Sekarang saatnya kamu berhenti sebagai wanita tercantik," kata
wanita tua sambil berlalu pergi.
Tidak lama setelah itu, menjelang malam, para kurcaci pulang ke rumah, dan
mereka semua terkejut melihat Putri Salu terbaring di tanah, tidak bergerak;
mereka mengangkatnya dan saat mereka melihat pita yang melilit leher Putri
Salju, mereka memotongnya dan saat itu Putri Salju bernapas kembali. Saat kurcaci
mendengar cerita dari Putri Salju, mereka berkata,
"Wanita tua yang menjadi penjual keliling, pastilah tidak lain dari
ratu yang jahat, kamu harus berhati-hati saat kami tidak berada di sini!"
Ketika ratu yang jahat tiba di rumah dan bertanya kepada sang Cermin:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Jawabannya sama dengan sebelumnya, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir
tidak ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta
tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Saat mendengar jawaban tersebut, ia menjadi terkejut karena tahu bahwa Putri
Salju masih hidup.
"Sekarang, saya harus memikirkan cara lain untuk membinasakan Putri
Salju." Dan dengan sihirnya, ia membuat sisir yang mengandung racun.
Kemudian dia menyamar menjadi seorang perempuan tua yang lain. Lalu pergi
menyeberangi tujuh gunung dan datang ke rumah tujuh kurcaci. Ia mengetuk pintu
dan berkata,
"Barang bagus untuk dijual! barang bagus untuk dijual!"
Putri Salju melihat keluar dan berkata,
"Pergilah, Saya tidak akan membiarkan siapapun masuk."
"Tapi kamu tidak dilarang untuk melihat-lihat," kata si wanita tua
sambil mengeluarkan sisir beracun dan memegangnya. Sisir tersebut sangat
menggoda Putri Salju sehingga ia akhirnya membuka pintu dan membeli sisir itu,
dan kemudian wanita tua itu berkata:
"Sekarang, rambutmu harus disisir dengan benar."
Putri Salju yang malang tidak berpikir akan adanya mara-bahaya, membiarkan
wanita itu menyisir rambutnya, dan tidak lama kemudian, sisir pada racun mulai
bekerja dan Putri Salju pun terjatuh tanpa daya.
"Ini adalah akhir bagimu," kata si wanita tua sambil berlalu.
Untungnya hari sudah hampir malam dan para kurcaci pulang tidak lama setelah
kejadian itu. Saat mereka melihat Putri Salju terbaring di tanah seperti telah
meninggal, mereka langsung berpikir bahwa ini adalah perbuatan ibu tiri yang
jahat. Secepatnya mereka menarik sisir yang masih melekat di rambut Putri Salju
dan saat itupun Putri Salju terbangun, lalu menceritakan semua kejadian yang
dialaminya. Para kurcaci memperingatkan ia untuk lebih berhati-hati lagi dan
jangan pernah membiarkan orang masuk.
Saat ratu tiba di rumah, ia berdiri di depan cermin dan berkata,
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Jawabannya sama dengan sebelumnya, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir
tidak ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta
tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Ketika ratu mendengar ini, ia menjadi gemetar karena marah, "Putri
Salju harus mati, walaupun saya juga harus mati!" Lalu ia masuk ke kamar
rahasianya dan di sana ia membuat sebuah apel racun. Apel yang cantik dan
menggiurkan, berwarna putih dan merah. Siapapun yang melihatnya pasti tergiur
dan siapapun yang memakannya walaupun sedikit, akan mati keracunan. Saat apel
itu telah siap, ia pun menyamar kembali dan berpakaian seperti wanita petani,
lalu ia menyeberangi tujuh gunung di mana tujuh kurcaci tinggal. Dan ketika ia
mengetuk pintu, Putri Salju melongokkan kepala melalui jendela dan berkata,
"Saya tidak berani membiarkan siapapun masuk, tujuh kurcaci sudah
melarang saya."
"Baiklah," kata si wanita, "Saya hanya ingin memberikan
sebuah apel ini kepadamu."
"Tidak," kata Putri Salju, "Saya tidak berani mengambil
apapun."
"Apakah kamu takut akan racun?" tanya si wanita, "lihatlah,
saya akan membelah apel ini menjadi dua bagian, kamu akan mendapatkan bagian
yang berwarna merah, dan saya bagian yang putih."
Apel tersebut dibuat dengan cerdiknya, sehingga bagian yang beracun adalah
bagian yang berwarna merah. Putri Salju menjadi tergiur akan kecantikan apel
itu, dan ketika ia melihat si wanita petani memakan apel bagiannya, Putri Salju
menjadi tidak tahan lagi, ia mengulurkan tangannya keluar dan mengambil bagian
apel yang beracun. Tidak lama setelah ia memakan apel tersebut, ia pun terjatuh
dan sepertinya meninggal. Sang Ratu jahat, tertawa keras dan berkata,
"Putih seperti salju, merah seperti darah, hitam seperti ebony! kali
ini, kurcaci takkan dapat menghidupkan kamu kembali."
Lalu ia pun pulang dan bertanya kepada cerminnya,
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Cermin menjawab, "Anda adalah yang tercantik dari semuanya".
Hati ratu yang tadinya penuh dengan kecemburuan, akhirnya menjadi tenang dan
bahagia.
Para kurcaci, saat pulang di malam hari, menemukan Putri Salju terbaring di
tanah, dan tak ada nafas lagi yang keluar dari hidungnya. Mereka mengangkatnya,
mencari-cari racun yang membunuh Putri Salju, memotong pitanya, menyisir
rambutnya, mencucinya dengan air dan anggur, tetapi semua sia-sia, putri malang
itu telah meninggal. Mereka akhirnya menaruh Putri Salju dalam sebuah peti, dan
mereka semua duduk mengelilinginya, menangisi kematiannya selama tiga hari
penuh. Walaupun meninggal, Putri salju terlihat seolah-olah masih hidup dengan pipinya
yang merona. Para kurcaci kemudian berkata,
"Kita tidak akan menguburnya di tanah yang gelap." Lalu merekapun
membuat peti yang terbuat dari gelas yang bening sehingga mereka dapat melihat
Putri Salju dari segala sisi. Putri Salju dibaringkan di peti tersebut, dan di
peti itu ditulislah nama Putri Salju dengan tulisan emas, beserta kisah bahwa
ia adalah putri seorang raja. Kemudian mereka meletakkan peti itu di atas
gunung, dan salah satu dari mereka selalu tinggal untuk mengawasinya.
Burung-burung pun datang berkunjung dan turut berduka, yang datang pertama
adalah burung hantu, lalu burung gagak, lalu seekor burung merpati.
Untuk beberapa lama, Putri Salju terbaring di peti gelas itu dan tidak
pernah berubah, terlihat seolah-olah tidur. Ia masih tetap seputih salju,
semerah darah dan rambutnya sehitam ebony. Suatu ketika seorang pangeran lewat
di hutan yang menuju ke rumah kurcaci. Saat ia melihat peti di puncak gunung
beserta Putri Salju yang cantik di dalamnya, ia menjadi jatuh cinta, dan
setelah ia membaca tulisan yang ada pada peti itu. Ia berkata kepada para
kurcaci,
"Biarkan saya memiliki peti beserta Putri Salju ini, saya akan
memberikan apapun yang kalian minta."
Tetapi kurcaci menolak dan mengatakan bahwa mereka tidak mau berpisah dengan
Putri Salju walaupun dibayar dengan emas yang ada di seluruh dunia. Tetapi sang
Pangeran berkata,
"Saya memintanya dengan amat sangat, karena saya tidak akan bisa hidup
tanpa melihat Putri Salju; Jika kalian setuju, saya akan serta merta membawa
kalian semua dan menganggap kalian seperti saudaraku sendiri."
Saat sang Pangeran berbicara dengan sungguh hati, para kurcaci menjadi iba
dan memberikan sang Pangeran peti yang berisikan Putri Salju, dan sang Pangeran
pun memanggil pelayan-pelayannya untuk mengangkat peti tersebut ke istana. Di
perjalanan, seorang pelayan terantuk pada semak-semak sehingga peti yang
diangkatnya menjadi terguncang dan sedikit miring. Saat itulah apel beracun
yang ada pada kerongkongan Putri Salju, keluar dari mulutnya. Putri Salju membuka
matanya dan membuka penutup peti, turun dan berdiri dalam keadaan
sehat-walafiat.
"Oh, dimanakah saya berada?" tanyanya. Sang Pangeran secepatnya
menjawab dengan hati riang, "Kamu aman di dekatku," dan menceritakan
semua yang terjadi. Sang Pangeran lalu berkata lagi,
"Saya lebih memilih kamu dibandingkan dengan apapun yang ditawarkan
oleh dunia; ikutlah bersama saya menuju istana ayahku dan jadilah
pengantinku."
Putri Salju yang baik hati, ikut bersama pangeran dan direncanakanlah pesta
perkawinan yang meriah untuk mereka berdua.
Ibu tiri Putri Salju juga ikut diundang menghadiri pesta dan saat berhias di
cermin, ia pun bertanya pada cermin ajaibnya:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Cermin menjawab, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada
bandingannya, Pengantin yang baru ini seribu kali lebih cantik."
Sang Ratu menjadi marah dan mengutuk karena kecewa, ia hampir saja
membatalkan kehadirannya di pesta pernikahan Putri Salju, tetapi rasa
penasarannya membuat ia tetap pergi. Saat ia melihat pengantin wanita, ia
menjadi terkejut karena pengantin wanita tersebut tidak lain adalah Putri
Salju. Kemarahan serta ketakutan bercampur aduk menjadi satu dan saat itu juga,
sang Ratu yang jahat tersedak karena marahnya, terjatuh dan meninggal,
sedangkan Putri Salju dan pangeran, hidup bahagia selama-lamanya.
Snow
White and the Seven Dwarfs (Snow White)
In a mid-winter, when snow fell from the sky like
feathers, a queen sat sewing near the window. Wood
frame used to embroider ebony-black. While
embroidering, the Queen looked at the snow and pricked her finger accidentally
by a needle so that three drops of blood falling wet snow. When he saw how
bright the color red, he said to himself, "I wish to have a child as white
as snow, as red as blood, and as black as ebony".
Not long after that, the queen gave birth to a daughter
whose skin is white as white as snow, lips red as red as blood, and hair black
as black as ebony wood, and gave the name Snow White. When
her daughter was born, the queen had died.
After a year had passed,
the King married again with a very beautiful woman, but proud and happy if
there were not exceeding beauty. The new Queen has a magic mirror, where
the Queen often stand looking in the mirror and say:
"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"
And the mirror always
answered, "You are the fairest of all".
And the Queen was satisfied, knowing that magic
mirror never tell lies.
Snow White is now growing more and more beautiful, and
when he grows up, her beauty far exceeds the beauty of the Queen herself. So
one day when the queen asked her mirror:
"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"
The mirror answered, "Queen, you are beautiful, but
Snow White is more beautiful than you."
Snow in the forest ran through sharp rocks and shrubs
berduriSang Queen became shocked and face color to yellow then green by
jealousy, and since then, he turned to hate Snow White. The longer, jealousy
grew, until he did not have peace again. He then ordered a hunter to destroy
Snow White.
"Bring Snow White into the forest, so I'll never see
him again. You should destroy it and bring me her heart as proof.
The hunter agreed, bringing Snow White to the forest; but
when he drew his sword, Snow White crying, and said:
"O, hunter, do not kill me, I will go and get into
the wild forest, and will not be back again."
Hunters who put compassion, said:
"Go on then, the daughter of the poor;" because
the hunter thought that wild animals will eat Snow White, and Snow White as she
let go, her heart became lighter as if freed from gencetan heavy stone. At that
moment he saw a boar pass, and the hunter catches the boar then took her to be
brought to the Queen as proof.
Snow White is now in a wild forest, felt tremendous fear and
did not know what action to take when fear struck. Then he started to run, ran
over sharp rocks and running through thorny bushes, and wild animals were
mengerjarnya, but not to hurt Snow White. He ran over his legs capable of
carrying it away, and when the night is almost here, he arrived at a small
house. Snow also went inside to rest. Everything that was in the house, is very
small, but beautiful and clean. In the house there are benches and tables at
the base with a white cloth, and on it there are seven pieces of plate, knife,
fork and cup drinking. Near the wall, seen seven little beds bed, side by side,
and covered with white sheets as well. Snow became very hungry and thirsty, ate
from each plate a little porridge and bread, and drink a little of each cup, so
he does not spend one plate only. Snow finally felt tired and lay down on the
bed, but the bed was too short, there is too long, fortunately, to-seven beds
which is in accordance with his height; and he was asleep on the bed.
At nightfall, the owner of the house came home and they
were seven dwarfs who work digging an underground tunnel in the mountains. When
they lit the seven candles that illuminate the entire house, they realize that
there are people who have entered into the house because some things have
changed places, not like when they leave the house.
The first said, "Who has been sitting in my little
chair?"
The second one said, "Who has been eating from my
little plate?"
The third one said, "Who took my little bread?"
The fourth one said, "Who's been eating my
porridge?"
The fifth one said, "Who has been using my
fork?"
The sixth one said, "Who has been cutting with my
knife?"
The seventh one said, "Who has been drinking out of
my cup?"
Then the first, look around the house and saw signs that
his bed had been slept in, shouting, "Who's been sleeping in my bed?"
And when the others also came, they said, "Someone
has been sleeping in my bed!"
The seventh dwarf amazed at the beauty of Princess
SaljuKetika seventh dwarf saw his bed, he saw Snow White sleeping there, then
he conveyed to another dwarf, which come in a hurry to see Snow White, and in
their shock, they each lifted the candle Snow to see more clearly.
"Oh my God! They said," who is this beautiful
daughter? "And because they were excited to see Snow White, they do not
have the heart to wake him. Seventh dwarf had to take turns sleeping with his
friends, every one hour, in each of his bed until the night passed.
Towards morning, when Snow White woke up and saw the seven
dwarves, Snow White becomes frightened, but they look friendly and even asked
his name and how he could arrive at their home. Snow also tells how his
mother's hopes that he died, how the hunter spared her life, how he ran all
day, until arriving to their home.
The dwarf then said, "If you want to clean the house,
cook, wash, trim beds, sewing, and set everything to keep it neat and clean,
you can stay here, and you will not lack anything."
"I strongly agree," Daughter Salu forces, and he
was living in the house, and set up house. On the morning of the dwarves to the
mountain to dig for gold, at night when they go home, they had prepared dinner.
Each Snow White left alone, the dwarves often give advice:
"Be careful on your stepmother, he would know that
you were here. Never let anyone into the house."
Queen who has seen evidence of the death of Snow White in
the form of hearts, which was taken by a hunter, being quiet, standing in front
of the mirror and said:
"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"
And the mirror answered, "Queen, although almost
incomparable beauty, Snow White who lives in a small house along with the seven
dwarfs, a thousand times more beautiful."
Queen in disguise, selling ribbons to Princess SaljuRatu
be surprised to hear it, and he finally figured out that the hunter had been
deceived, and Snow White is still alive. He had to think hard to kill Princess
Salu, as long as he is not the most beautiful woman among all, jealousy will
not be able to make it rest in peace. He finally get a plan, he disguises his
face and wearing clothes commonly worn by older women so that no one could
recognize him. In disguise, he went through seven mountain until finally
arriving at the house belonged to seven dwarfs. He knocked on the door and
said:
"Good stuff for sale! Good stuff for sale!"
Snow White peeped from the window and said:
"Good afternoon, what are you selling?"
"Good stuff," he said, "Ribbons of various
kinds of color" and he then handed a ribbon made of silk.
"I do not have to be afraid to let this old woman
in," thought Snow White, then he opened the door and buy a beautiful
ribbon.
"How beautiful you are, my son!" the old lady
said, "Come here and let me help you to put this band."
Snow unsuspecting, standing in front of him and let the
old woman for her band pair, but the old woman quickly grabbed up Snow White
with ribbon and Snow White fell as if dead.
"Now it's time you stopped as the most beautiful
woman," said the old woman as she passed away.
Not long after that, towards evening, the dwarves came
home, and they were all surprised to see Salu daughter lying on the ground, not
moving; they picked it up and when they see a ribbon wrapped around the neck of
Snow White, they were cut and then re-breathing Snow White. When the dwarfs
heard the story of Snow White, they said,
"The old woman who became a vendor, must be none
other than the evil queen, you should be careful when we're not here!"
When the evil queen arrives at the house and asked the
Mirror:
"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"
The answer is the same as before, "the Queen,
although almost incomparable beauty, Snow White who lives in a small house
along with the seven dwarfs, a thousand times more beautiful."
When I heard the answer, he was surprised to know that
Snow White is still alive.
"Now, I have to think of other ways to destroy Snow
White." And with his magic, he made a poisonous comb. Then he disguised as
an old woman to another. Then went across the seven mountains and the seven
dwarfs came home. He knocked on the door and said,
"Good stuff for sale! Good stuff for sale!"
Snow White looked out and said,
"Go away, I'm not going to let anyone go."
"But you are not forbidden to have a look," said
the old woman, taking out the poisoned comb and holding it. The comb is very
seductive Snow White so she finally opened the door and bought the comb, and
then the old woman said:
"Now, your hair should be combed properly."
Poor Snow White did not
think that there mara-danger, let the woman combing her hair, and shortly
thereafter, comb the poison began to work, and Snow was falling without power.
"This is the end for you," said the old woman as
she passed. Fortunately it was almost evening and the dwarves go home shortly
after the incident. When they saw Snow White lying on the ground as dead, they
immediately think that this is an act of evil stepmother. Eventually they pull
comb the hair still attached in Snow White and the time and even then Snow
White awoke, and told all the events that happened. The dwarfs warned her to be
careful again and never let the people go.
When the queen arrived at the house, he was
standing in front of a mirror and said,
"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"
The answer is the same as before, "the Queen,
although almost incomparable beauty, Snow White who lives in a small house
along with the seven dwarfs, a thousand times more beautiful."
Snow fell after eating apples beracunKetika queen heard
this, she was trembling with anger, "Snow White must die, although I also
have to die!" Then he went into his secret
room and there he made a poison apple. Apples are beautiful and
seductive, white and red. Anyone who saw it and those who are tempted to eat it
even slightly, will die of poisoning. When the
apple was ready, he returned disguised and dressed like a peasant woman, then
he crossed the seven mountains where the seven dwarfs lived. And when he
knocked on the door, Snow White stuck his head through the window and said,
"I do not dare let anyone in, the seven dwarfs have
banned me."
"Well," said the woman, "I just want
to give an apple to you."
"No," said Snow White, "I dare not take
anything."
"Are you afraid of poison?" asked the woman, "behold, I will divide this into
two parts apple, you will get the red, white, and my part."
Apples are made with cleverly, so that part is the
toxic red. Snow will be tempted beauty of the
apple, and when he saw the peasant woman eating apple part, Snow White becomes
not take it anymore, he stretched out his hand and took the poisonous apple.
Not long after he ate the apple, she fell and seemed to die. The evil
queen, laughed loudly and said,
"White as snow, red as
blood, black as ebony! Times, the dwarf would not be able to turn you
back."
Then he went home and asked her mirror,
"Mirror on the wall, Who is fairest among
all?"
The mirror answered, "You are the fairest of
all".
Queen of hearts that had
been filled with jealousy, eventually became calm and happy.
The dwarf, at home in the evening, found Snow White lying
on the ground, and no longer breath coming out of his nose. They picked it up,
looking for toxins that kill Snow White, cut the ribbon, comb her hair, wash it
with water and wine, but all in vain, the poor daughter had died. They finally put Snow White in a coffin, and they all sat down
together, weeping for his death for three full days. Although dead, snow princess look as if still living with flushed
cheeks. The dwarf then said,
"We're not going to
bury him in the land of the dark." Then they made a coffin made of
clear glass so that they can see Snow White from all sides. Snow White was laid in the coffin, and the coffin was
ditulislah name in Snow White with gold lettering, along with the story that
she was the daughter of a king. Then they put the coffin on the
mountain, and one of them always stay to watch. The birds would visit and
sorry, that comes first is an owl, then a raven, then a dove.
For the longest time, Snow White lying in a glass coffin
and never changes, it looks as though sleeping. He
was still as white as snow, as red as blood and hair as black as ebony. Once
a prince through the forest leading to the dwarf. When
he saw the coffin on the mountain top along with the beautiful Snow White on
the inside, he became enamored, and after he read the writings on the crate. He
said to the dwarf,
"Let me have the coffin along with Snow White, I will
give you whatever you ask."
But the dwarf refused and said that they did not want to
part with Snow even paid with gold in the whole world. But the Prince said,
"I asked him very intensely, because I can not live
without seeing Snow White; If you agree, I would not necessarily take you all
and think of you as my brother."
Snow White woke up after a
poisoned apple out of mulutnyaSaat the Prince spoke earnestly, the dwarf was
sorry and gave the Prince casket containing the Snow White and the Prince
summoned his servants to lift the crate to the palace. On the way, a waiter
tripping over bushes so that the crate is lifted into shaken and slightly
sloping. That's when the poisoned apple that of the esophagus Snow, came
out of his mouth. Snow White opened her eyes and
opened the lid, down and stand in good health-hearty.
"Oh, where am I?" he asked. The Prince
immediately replied with a merry heart, "You are safe around me," and
told him all that happened. The Prince then said again,
"I would rather have
you than anything offered by the world, come along with me into my father's
palace and be my bride."
Snow good-hearted, come with the prince and festive
wedding party is planned for both of them.
Snow White's stepmother also invited to attend the party
and when decorated in the mirror, he asks the magic mirror:
"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"
The mirror answered, "Queen, although almost
incomparable beauty, the new bride is a thousand times more beautiful."
The Queen became angry and cursed with disappointment, she
almost canceled the presence at the wedding of Snow White, but her curiosity
made her go anyway. When he saw the bride,
he was surprised that the bride is none other than Snow White. Anger and fear mixed into one and at that moment, the
evil queen choked with rage, fell and died, while Snow White and the prince,
live happily ever after.
Dongeng
Rapunzel
Suatu ketika tersebutlah pasangan
suami istri yang sangat mendambakan seorang anak. Rasa sedih dan sepi selalu
menyelimuti mereka saat itu. Tapi sekian lama berlalu, sang istri pun menunjuka
tanda bahwa di hamil. Mereka pun sangat senang akan hal itu.
Tapi kesenangan mereka tidak bertahan lama. Sang istri jatuh sakit. Sang suami
pun bingung karena tidak ada obat atau orang yang bias menyembuhkannya. Tapi
tiba-tiba ada seorang wanita tua yang menyarankan untuk memakan bunga rampion
yang hanya tumbuh di balik bukit.
Sang suami pun pergi untuk mengambil bunga tersebut untuk dijadikan obat untuk
istrinya. Ternyata tempat dimana bunga tersebut tumbuh merupakan wilayah dari
seorang penyihir jahat. Sang suami pun tidak mempuyai pilihan lain, jika dia
tidak mendapatkan bunga tersebut istrinya akan meninggal. Dia akhirnya
memberanikan diri untuk mengambil bunga tersebut. Tapi sayang usahanya gagal,
penyihir jahat pemilik kebun dimana bunga rampion itu tumbuh memergoki sang
suami sedang mencuri bunga dikebunya.
"Berani sekali kamu, mencuri bunga di kebun kesayangan ku!!!" Kata
sang penyihir murka.
"Ku mohon ampunilah saya. Istri saya sedang mengandung dan sekarang sedang
jatuh sakit. Hanya bunga rampion ini lah yang bisa menyembuhkannnya." Sang
suami memohon
"Hahahahahha... Hahahahah... Hahahahah..." tiba-tiba sang penyihir
tersebut tertawa.
"Kamu boleh membawa bunga rampion dari kebun ku sebanyak yang kamu
butuhkan. Dan saya juga memaafkan atas tidakkan mu ini. Tapi dengan satu
syarat. Kamu harus menyerahkan anak yang kelak lahir kepada ku. Tenang saja,
saya akan memperlakukan anak itu seperti anak ku sendiri" Kata sang
penyihir.
Sang suami pun bingung. Akhirnya dia memilih untuk menyetujui syarat tersebut
untuk keselamatan istri, dirinya sendiri dan anak yang kelak lahir. Dan ketika
bayinya lahir, sang penyihir pun muncul dan memberi bayi tersebut nama Rapunzel
dan mengambilnya dari pelukan orang tuanya.
Rapunzel tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Ketika dia berumur 12 tahun,
sang penyihir mengurungnya di sebuah menara di tengah hutan. Menara tersbut
tidak memiliki tangga atau pintu, hanya sebuah jenela kecil di bagian atas
menara. Dan ketika sang penyihir datang berkunjung, dia memerintahkan Rapunzel
untuk menurunkan rambutnya.
Yup, Rapunzel dikaruniai rambut yang sangat cantik, panjang dan berkilau
seperti emas. Rapunzel harus menurukan rambutnya tersebut melalui jendela ke
bawah dan dengan rambut Rapunzel itu lah sang penyihir bisa naik ke atas
menara.
Setelah beberapa tahun hidup dalam menara. Seorang pangeran tampan yang sendang
berburu di hutan tanpa sengaja mendengar nyanyian merdu yang berasal dari
menara tersebut. Dia mencoba mencari tahu dan ingin masuk ke dalam menara
tersebut tapi dai tidak menemukan pintu atau tangga untuk naik ke atas. Sang
pangeran pun putus asa dan memutuskan untuk pulang. Tapi nanyian yang dia
dengar menyentuh hatinya. Oleh karena itu setiap hari dia pergi ke hutan dan
mendengarnya. Suatu waktu dia melihat seorang penyihir datang ke menara
tersebut dan berkata:
"Rapunzel, Rapunzel,, Ulurkan rambutmu ke bawah untuk saya."
Seperti biasa Rapunzel pun menurunkan rambutnya untuk penyihir tersebut naik ke
atas.
Ke esokan harinya, sang pangeran pun datang dan mecoba cara yang sama seperti
yang si penyihir itu lakukan. Dia berkata
"Rapunzel, Rapunzel,, Ulurkan rambutmu ke bawah untuk saya."
Berhasi! Rambut Rapunzel pun jatuh kebawah dan sang pangeran pun memanjat ke
atas.
Rapuzel pun terkejut dan takut ketika ternyata sang pangeranlah yang naik ke
atas. Rapunzel belum pernah bertemu dengan orang selain si penyihir. Tapi tutur
kata sang pangeran yang halus dan sipatnya yang bershabat, rasa takut Rapunzel
pun hilang. Sang pangeran pun menceritakan kenpa dia sampai berani masuk ke
menara tersebut. Rapunzel sangat terkejut saat kemudian sang pangeran
memintanya untuk menikah dengannya. Dan Rapunzel pun berkata iya.
"Saya akan pergi bersama kamu, tapi saya tidak tahu bagaimana keluar dari
sini. Bawakan saya sebuah gulungan sutra setiap kamu datang. Dan aku akan
menenun tali dari sutra tersebut. Ketika tali itu sudah siap, saya akan turun
dan bawa aku ke istana."
Mereka pun setuju dan meminta sang pangeran untuk datang malam hari karena sang
penyihir akan datang di siang hari. Tapi suatu ketika, ketika sang penyihir
memanjat ke atas, Rapunzel mengeira itu merupakan sang pangeran yang dia
sayangi.
"Pangeran ku sayang, kenapa kamu begitu berat hari ini?" Rapunzel
berkata.
"Pangeran???" sang penyihir terkejut. "Saya kira, saya sudah
memisahkan mu dari dunia luar. Ternyata saya salah." Kata sang penyihir
dengan marah.
Dengan murka sang penyihir mengambil gunting dan munggunting rambut panjang
Rapuzel dan membuang Rapuzel ke gurun pasir. Kemudian sang penyihir mengikatkan
rambut Rapunzel di jendela untuk mencari tahu siapa orang yang mengunjungi
Rapunzel setiap hari. Benar saja sang pangeran pun datang, sang penyihir pun
menurunkan rambut Rapunzel yang telah dipotong tersebut.
Ketika sang pangeran naik ke atas, dia terkejut, bukan Rapunzel yang dia
temukan malah penyihir jahat yang ada.
"Ahhha..Rapunzel telah pergi. Kamu tidak akan pernah menjempainya lagi
untuk selamanya." Kata penyihir dengan jahat.
Sang pangeran sedih dan merasa putus asa. Akhirnya dia melompat dari menara
untuk lari dari penyihir tersebut. Tapi sayang, duri menusuk ke dua matanya
ketika jatuh. Sang pangeran pun menjadi buta. Dia merasa terluka dan berjalan
tak tentu arah meratapi nasibnya yang kehilangan wanita yang dia cintai. Sekian
lama berjalan tak tentu arah, samapi membawanya ke gurun pasir dimana Rapunzel
di buang. Di situlah sang pangeran mendengar nyanyian merdu yang tidak akan
pernah dilupakannya. Ya, nyanyian merdu itu milik kekasihnya, Rapuzel.
Mereka berdua pun akhirnya dipertemukan kembali. Rapuzel tidak
berhenti-hentinya menangis, kondisi pangeran yang dia cintai penuh luka dan
buta. Keajaiban pun terjadi, air mata Rapunzel menetes ke mata sang pangeran,
dan dengan ajaibnya ke dua mata sang pangeran membuka dan bisa melihat kembali.
Sang pangeran pun membawa Rapuzel pulang ke istana dan mereka berdua hidup
bahagia untuk selamanya.
Rapunzel
fairy tale
Once tersebutlah couples who crave a child. Feeling sad
and lonely always enveloped them at that time. But a long time passed, his wife
also signs that in pregnant menunjuka. They
were very happy about it.
But their fun did not last long. The wife fell ill. The husband was confused because there is no cure or
heal a biased person. But suddenly there was an old lady who suggest taking
rampion flower that only grows in the hills.
The husband went to pick up the flowers to be used as
medicine for his wife. It turned out that the place where the flowers grow is a
region of an evil wizard. The husband was
not a bona fide alternative, if he does not get the interest of his wife will
die. He finally ventured to take such interest. But
unfortunately his efforts fail, the evil witch owner's garden where flowers
grow rampion husband caught stealing flowers dikebunya.
"How dare you, stealing my favorite flowers in
the garden !!!" Said the witch's wrath.
"I beg forgive me. My wife is pregnant and is now
being taken ill. Rampion Only interest is the one who can
menyembuhkannnya." The husband pleaded
"Hahahahahha ... Hahahahah ... Hahahahah ..."
suddenly the wizard laughed.
"You may bring flowers rampion of my garden as much
as you need. And I also forgive you tidakkan on this., But with one condition.
You have to give children born to my future. Worry, I will treat the child as a
child of my own "said the wizard.
The husband was confused. Finally he chose to approve the
terms for the safety of my wife, himself and children born later. And when the
baby is born, the witch appeared and gave the baby the name of Rapunzel, and
took it from the arms of his parents.
Rapunzel grew into a very beautiful girl. When he was 12
years old, the witch locked her in a tower in the middle of the forest. Tersbut
tower has no stairs or doors, only a small jenela at the top of the tower. And
when the witch came to visit, he ordered Rapunzel to lose her hair.
Yup, Rapunzel was blessed with a very beautiful hair, long
and lustrous like gold. Rapunzel had to slow down their hair down through the
window and it was the one with Rapunzel hair wizard can rise to the top of the
tower.
After several years of living in the tower. A handsome
prince that spring hunting in the woods accidentally heard beautiful singing
coming from the tower. He tried to find out and want to get into the tower but
found no dai doors or stairs to climb to the top. The prince was desperate and
decided to go home. But he heard nanyian touched his heart. Therefore, every
day he went into the woods and hear. One time he saw a magician came to the
tower and said:
"Rapunzel, Rapunzel ,, Hold out your hair down for
me."
As usual Rapunzel hair was lowered to the witches rise to
the top.
To the next morning, the prince came and tries the same
way as it did the magician. He said
"Rapunzel, Rapunzel ,, Hold out your hair down for
me."
Been able to! Rapunzel hair fell down and the prince was
to climb to the top.
Rapuzel was shocked and scared when it turns out the
pangeranlah who rise to the top. Rapunzel had never met with a person other
than the witch. But the prince said smooth and sipatnya that bershabat,
Rapunzel fear is gone. The prince also told kenpa him to dare go into the
tower. Rapunzel was very surprised when the prince then asked her to marry him.
And Rapunzel was say yes.
"I will go with you, but I do not know how to get out
of here. Bring me a roll of silk each time you come. And I will weave the rope
of silk. Rope when it is ready, I will come down and take me to the
palace."
They agreed and asked the prince to come at night because
the wizard will come in during the day. But one day, when the witch climbed up
to the top, Rapunzel mengeira it is the prince that he loved.
"My dear Prince, why are you so heavy these
days?" Rapunzel said.
"Prince ???" Witch shocked. "I think, I have separated you from the outside
world. Apparently I was wrong." The wizard said angrily.
With the wizard's wrath took
scissors and long hair munggunting Rapuzel Rapuzel and throw into the desert. Then
the witch Rapunzel hair tied in a window to find out who the people who visit
Rapunzel every day. Sure enough the prince was
coming, the wizard also lowered the Rapunzel hair that has been cut.
When the prince's rise to the top, he was surprised, not
Rapunzel he found instead that there is an evil witch.
"Ahhha..Rapunzel has gone. Menjempainya You'll never
again forever." Said with an evil
witch.
The prince felt sad and hopeless. Finally he jumped from the tower to escape from the witch. But
unfortunately, two thorns pierced into his eyes when it falls. The prince became blind. He felt hurt and walking
aimlessly lamenting his fate who lost the woman he loved. A long walk
aimlessly, till took him to the desert where Rapunzel in the exhaust. That's
where the prince heard beautiful singing that will never be forgotten. Yes,
it belongs to his girlfriend melodious singing, Rapuzel.
They both were eventually reunited. Rapuzel not help crying stopped, the condition of the
prince that she loved scarred and blind. The miracle happened, Rapunzel tears
dripping into the eyes of the prince, and the two miraculously into the
prince's eyes open and can see again. The prince was brought Rapuzel back to
the palace and they both live happily forever.
Cindelaras
Kerajaan Jenggala dipimpin oleh
seorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi oleh seorang permaisuri
yang baik hati dan seorang selir yang memiliki sifat iri dan dengki. Raja Putra
dan kedua istrinya tadi hidup di dalam istana yang sangat megah dan damai.
Hingga suatu hari selir raja merencanakan sesuatu yang buruk pada permaisuri
raja. Hal tersebut dilakukan karena selir Raden Putra ingin menjadi permaisuri.
Selir baginda lalu berkomplot dengan seorang tabib istana untuk melaksanakan
rencana tersebut. Selir baginda berpura-pura sakit parah. Tabib istana lalu
segera dipanggil sang Raja. Setelah memeriksa selir tersebut, sang tabib
mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan
putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri," kata
sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera
memerintahkan patih untuk membuang permaisuri ke hutan dan membunuhnya.
Sang Patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke tengah hutan
belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuh sang permaisuri.
Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. "Tuan putri
tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri
sudah hamba bunuh," kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri
pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja merasa puas ketika sang
patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri.
Setelah beberapa bulan berada di hutan, sang permaisuri melahirkan seorang anak
laki-laki. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi
seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan
binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor
rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam. Cindelaras kemudian mengambil telur
itu dan bermaksud menetaskannya. Setelah 3 minggu, telur itu menetas menjadi
seekor anak ayam yang sangat lucu. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan
rajin. Kian hari anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang gagah dan
kuat. Tetapi ada satu yang aneh dari ayam tersebut. Bunyi kokok ayam itu
berbeda dengan ayam lainnya. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di
tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...", kokok ayam itu
Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya itu dan segera memperlihatkan
pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai
berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke
istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya,
Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam
perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian
dipanggil oleh para penyabung ayam. "Ayo, kalau berani, adulah ayam
jantanmu dengan ayamku," tantangnya. "Baiklah," jawab
Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan
perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah
beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak terkalahkan.
Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat hingga sampai ke
Istana. Raden Putra akhirnya pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra
menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras ke istana. "Hamba
menghadap paduka," kata Cindelaras dengan santun. "Anak ini tampan
dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata," pikir baginda.
Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam
Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya
menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.
Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat,
ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak
sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. "Baiklah aku mengaku kalah.
Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?"
Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan
sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi.
"Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun
kelapa, ayahnya Raden Putra...," ayam jantan itu berkokok berulang-ulang.
Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. "Benarkah
itu?" Tanya baginda keheranan. "Benar Baginda, nama hamba Cindelaras,
ibu hamba adalah permaisuri Baginda."
Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua
peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. "Aku telah
melakukan kesalahan," kata Baginda Raden Putra. "Aku akan memberikan
hukuman yang setimpal pada selirku," lanjut Baginda dengan murka.
Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk
anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan
hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra,
permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra
meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah
negerinya dengan adil dan bijaksana.
Cindelaras
Jenggala kingdom led by a king named
Raden Putra. He was accompanied by a consort of a kind and a concubine who has
the nature of envy and jealousy. The king's son and his wife both had been
living in a very magnificent palaces and peaceful. Until one day the king's
concubines planning something bad on the king's consort. This is done because
the concubine Raden Putra would like to become empress.
Concubine of the king and of conspiring with a royal physician to
implement the plan. The king's concubine pretended severe pain. Royal physician
and immediately called the King. After checking the concubine, the physician
said that someone had put poison in the drink princess. "That man is none
other than the King's own consort," said the physician. The king was angry
to hear the explanation of the royal physician. He immediately ordered the duke
to throw into the woods and kill her consort.
The empress Patih immediately bring it to the pregnant jungle. But, the
wise duke it did not want to kill the empress. Apparently the duke already know
the king's concubine malicious intent. "Mr. daughter not to worry, I will
report to the king that the princess had servants to kill," said duke. To
deceive the king, the duke smeared his sword with rabbit blood were captured.
The king was satisfied when the duke to report that he had killed the empress.
After a few months of being in the woods, the empress gave birth to a
boy. The boy gave the name Cindelaras. Cindelaras grow into a smart and
handsome boy. Since childhood he had been friends with the forest-dwelling
animals. One day, when it was playing, an eagle dropped a chicken's egg.
Cindelaras then take the eggs and intends menetaskannya. After 3 weeks, the
eggs hatch into a chick who is very funny. Cindelaras diligently maintain the
chicks. The more days the chicks grow into a cock is manly and strong. But
there is a strange one from the chicken. The sound of the cock crowing
different from the other chickens. "... My Lord Cindelaras Kukuruyuk, his
house in the middle of the jungle, palm leaf roof, his father Raden Putra
...", the rooster
Cindelaras was amazed to hear the crowing chickens and immediately
showed it to her mother. Then, the mother Cindelaras recount the origins of why
they were in the woods. Hearing the mother's story, Cindelaras determined to
expose evil to the palace and the king's concubine. After his mother's
permission, Cindelaras go to the palace accompanied by a rooster. While on the
way there are some people who are risking chicken. Cindelaras then called by
the penyabung chicken. "Come, if you dare, adulah jantanmu chicken with my
chicken," she challenged. "All right," replied Cindelaras. When
pitted, it turns Cindelaras rooster fight gallantly and in a short time, he can
beat his opponent. After a few times pitted, chicken Cindelaras unbeaten.
News about the greatness of chicken Cindelaras spread quickly to get to the
Palace. Raden Putra was finally heard the news. Then, Raden Putra asked
Cindelaras hulubalangnya to invite to the palace. "Servant facing your
majesty," said Cindelaras politely. "The boy is handsome and smart,
like he was not a descendant of ordinary people," thought the king. Chicken
Cindelaras pitted with chicken Raden Putra on one condition, if chicken
Cindelaras then he was willing to lose his head chopped off, but if the chicken
wins then half the wealth belonged Cindelaras Raden Putra.
Two chickens were fighting bravely. But in a short time, succeeded in
conquering chicken chicken Cindelaras the King. The audience cheered and
cheered Cindelaras chicken. "I will admit defeat. I will keep my promise.,
But, who are you, young man?" Asked the King Raden Putra. Cindelaras
immediately bent like whispering something in his chicken. Not how long the
chicken immediately rang. "... My Lord Cindelaras Kukuruyuk, his house in
the middle of the jungle, palm leaf roof, his father Raden Putra ...," the
rooster crowed repeatedly. Raden Putra was surprised to hear the crowing cock
Cindelaras. "Is it?" The king asked in astonishment. "Yes Sire,
name Cindelaras servant, the servant is the consort of the king's mother."
At the same time, the duke immediately facing and telling all the events that
have actually happened to the empress. "I've made a mistake," said
the king Raden Putra. "I will give appropriate punishment to my
mistress," said the king with rage. Then, concubine Raden Putra was to
dispose of the woods. Raden Putra immediately hugged her and apologized for his
mistake After that, Raden Putra and district chief consort to immediately pick
up the forest .. Finally Raden Putra, empress and Cindelaras can regroup. After
Raden Putra died, Cindelaras replace his position. He ruled the country justly
and wisely.
Bawang
merah & Bawang putih
Jaman
dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu
dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah
keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun
mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan
akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.
Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah.
Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke
rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih
membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol.
Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah
saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan
ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada
bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka
kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang
Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan
rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja
ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah
menceritakannya.
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak
saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap
Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus
bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang
merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan
mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan
masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan
pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan
mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan
dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di
pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang
putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu
asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut
terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya.
Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang
putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil
menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada
ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus
mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum
menemukannya. Mengerti?”
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri
sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih
belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti
diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju
ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke
barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan
kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman
melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan
membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya
cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.
“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali
menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar
lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang
berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah
itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan
sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang
putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai
baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus
menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan
siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu
kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan
menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata
Bawang putih dengan tersenyum.
Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang
putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa
senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang
rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu
pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai
hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya.
Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat
membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih
hingga depan rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya
sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah
terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi
emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan
memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan
serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih
untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih
pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk
melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya.
Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai
tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya
selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu
bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya
tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya
setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah
seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama
seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih
salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil
labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira
memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta
bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak
sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang
keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular,
kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang
merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
Red onion & garlic
A long time ago in a village lived a family consisting of father,
mother and a beautiful teenage girl named garlic. They are a happy family.
Although garlic dad just ordinary traders, but they live in harmony and peace.
But one day the mother garlic ill and eventually died. Garlic is grieving so did
his father.
In the village lived a widow who also had a son named Onion. Since
mother died Garlic, Onion mother often visited the house of Garlic. He often
brought food, garlic help clean the house or simply accompany his father Garlic
and chat. Garlic dad finally thought that it might be better if he just married
the mother Onion, Garlic that is not lonely anymore.
In consideration of the garlic, then the father is married to the mother
Garlic onion. Originally mother onion and shallot very well to garlic. But over
time their true nature began to appear. They often scold garlic and give him a
heavy work if the father was going to trade Garlic. Garlic should be doing all
the housework, while Onion and his mother just sitting around. Of course Garlic
father did not know, because garlic is never told.
One day Garlic father fell ill and later died. Since that time his
mother Onion and more powerful and arbitrarily to Garlic. Garlic is almost
never rested. He had to get up before dawn to prepare breakfast for the water
bath and Onion and mother. Then he has to feed livestock, watering gardens and
washing clothes to the river. Then he still had to iron, clean the house, and
many other jobs. However Garlic is always to do his job, because he hopes one
day his stepmother would love her like his own child.
This morning as usual Garlic carrying basket of clothes to be washed in the
river. With a little singing her down a path at the edge of a small forest
usual path. The day was very sunny. Garlic immediately wash all the dirty
clothes he was carrying. Because of too much fun, Garlic bahwasalah not realize
the dress has been washed away. Unfortunately the clothes are washed away her
stepmother's favorite shirt. When aware of it, dress her stepmother had been washed
away too far. Try the garlic down the river to look for it, but could not find
him. In desperation, he returned home and tell her mother.
"Basic careless!" Snapped the stepmother. "I do not want
to know, just you have to find something to wear that! And do not dare to go
home if you have not found it. Got it? "
Garlic overlying forced to the wishes of his step. He immediately washed down
the river where he was. Mataharisudah began to rise, but the Garlic is yet to
find her clothes. She put up her eyes, carefully examined every panhandle roots
overhanging the river, who knows her clothes caught there. After stepping away
and the sun was already leaning to the west, Garlic saw a shepherd who was
bathing buffalo. Garlic then asked: "O my good uncle, if uncle saw a red
shirt that float through here? Because I have to find and bring him home.
"" Yes I had seen kid. If you chase quickly, maybe you can catch him,
"said the uncle.
"Well uncle, thank you!" Said Garlic and ran back down. It was
getting dark, Garlic already getting desperate. Soon the night would come, and
Garlic. From a distance it looks light coming from a hut by the river. Garlic
immediately approached the house and knocked.
"Excuse me ...!" Garlic said. An old woman opened the door.
"Who are you, kid?" Asked the old woman.
"My Grandma Garlic. Just now I'm looking for my mother's clothes
were washed away. And now benighted. Can I stay here tonight? "Garlic
asked.
"Perhaps son. Are you looking for clothes that are red? "Said the
grandmother.
"Yes, Grandma. What ... grandmother found him? "Garlic asked.
"Yes. That shirt was stuck in front of my house. Unfortunately,
when I dress like that, "said the grandmother. "Well I'll give it
back, but first you must accompany me here for a week. I have not talked with
anyone, how? "Pleaded nenek.Bawang White thought for a moment. The
grandmother looked lonely. Garlic also feel pity. "Well Grandma, I will
accompany grandma for a week, as long as grandma does not get bored with
me," Garlic said with a smile.
Garlic for a week staying with the grandmother. Garlic each day helps
with housework grandmother. Of course the old woman happy. Until eventually
even been a week, she called the grandmother garlic.
"Son, you've lived here a week. And I'm glad that you are diligent and
dutiful son. According to my promise that you should bring clothes home mom.
And another thing, you may choose one of two pumpkins this as a gift!
"Said the grandmother.
Garlic initially refused were given a gift but still forced her grandmother.
Garlic ultimately choose the smallest pumpkin. "I'm afraid not bring a big
strong," he said. Grandma smiled and Garlic deliver up to the front of the
house.
At home, Garlic handed his stepmother's red dress while she went to the
kitchen to split the yellow pumpkin. Garlic was surprised when it was split
pumpkin, gold jewels in it apparently contains very much. He was so excited and
yell this magic to tell her stepmother and red onion langsun greedily grab the
gold and jewels. They forced the garlic to tell how he could get the prize.
Garlic also told the truth.
Hearing stories of garlic, onion and her mother plan to do the same thing but
this time the onion will do. In short shallots finally got old grandmother's
house on the edge of the river. Such as garlic, onion was asked to accompany
him for a week. Unlike avid garlic, onion during the week just lazing. If
nothing is done then the result is never good because it is always done at
random. Finally after a week grandmother that allow onions to go. "Should
not the grandmother gave me as a gift because accompany pumpkin for a
week?" Asked onions. The old woman had ordered onion selecting one of the
two pumpkins on offer. Onion quickly take a large pumpkin and without saying thank
you he walked away.
Arriving at the house to meet his mother soon onion and pumpkin happily
shows it carries. For fear of garlic will ask part, they had garlic to go to
the river. Then they impatiently divide the pumpkin. But it was not gold jewels
out of the pumpkin, but venomous animals such as snakes, scorpions, and others.
The animals were immediately attacked the onion and her mother to death. That
is the reward of those who are greedy.
CANDI
PRAMBANAN(RORO JONGRANG)
Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging.
sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung adalah
seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia juga mempunyai berbagai
ilmu kesaktian yang tinggi. bahkan konon kesaktiannya lebih tinggi dari ayahnya
karena Joko bandung suka berguru kepada para pertapa sakti.
Di Prambanan
terdapat sebuah kerajaan, Rajanya bernama Raja Boko. sang raja mempunyai
seorang puteri berwajah cantik bernama Roro Jongrang. Raja Boko bertubuh
tingggi besar sehingga sebagian besar orang menganggapnya sebagai keturunan
raksasa.
Antara Kerajaan
pengging dan Kerajaan prambanan terjadi peperangan. Pada mulanya Raja pengging
kalah. tentara Pengging banyak yang mati di medan perang.
Mendengar
kekalahan pasukan ayahnya maka Joko Bandung bertekad menyusul pasukan ayahnya.
dalam perjalanan, di tengah hutan, Joko Bandung bertemu dan berkelahi dengan
seorang raksasa bernama Bandawasa. Menjelang ajal Bandawasa yang juga berilmu
tinggi ini ternyata menyusup ke dalam roh Joko Bandung dan minta namanya
digabung dengan pemuda itu sehingga putera Raja Pengging ini bernama Joko
Bandung Bandawasa.
Joko bandung maju ke medan perang,
selama berhari-hari pertarungan berlangsung, namun pada akhirnya pemuda itu
dapat mengalahkan dan membunuh Prabu Boko.
Ketika Joko
Bandung memasuki istana kaputren ia melihat Roro Jonggrang yang cantik jelita,
Joko Bandung langsung jatuh cinta dan ingin memperisterinya, Namun Roro
Jonggrang berusaha mengelak keingginannya karena Roro Jonggrang tahu bahwa
pembunuh ayahnya adalaj Joko Bandung.
Namun untuk
menolak begitu saja tentu Roro jonggrang tidak berani, maka Roro Jonggrang
mengajukan syarat, ia mau diperisteri oleh Joko Bandung asalkan Pemuda itu
bersedia membuatkan seribu candi dan dua buah sumur yang sangat dalam dalam
waktu satu malam.
Menurut anggapan
Roro Jonggrang pasti Joko Bandung tidak mungkin dapat memenuhi permintaan
tersebut. Diluar dugaan Joko Bandung menyanggupinya. Joko Bandung Bandawasa
yang sakti itu minta bantuan makhluk halus. Mereka bekerja keras setelah
matahari terbenam, dan satu persatu candi yang diminta oleh Roro Jonggrang
mendekati penyelesaian.
Melihat kejadian
tersebut, Roro Jonggrang heran karena bangunan candi yang begitu banyak sudah
hampir selesai. Pada tengah malam sewaktu makhluk halus melanjutkan tugas
menyelesaikan bangunan candi yang tinggal sebuah, Roro Jonggrang membangunkan
gadis-gadis desa Prambanan agar menumbuk padi sambil memukul-mukulkan alu pada
lesungsehingga kedengaran suara yang riuh. Ayam jantanpun berkokok
bersahut-sahutan. Mendengar suara-suara tersebut, para makhluk halus segera
menghentikan pekerjaannya. Disangkanya hari telah pagi dan matahari hampir
terbit.
Permintaan Roro
Jonggrang tidak dapat terpenuhi karena masih kurang satu bangunan candi.
marahlah Joko Bandung, karena ulah dan tipu muslihat dari Roro Jonggrang.
Waktu itulah
Bandung mendekati Jonggrang dan berkata," Jonggrang..kau ini hanya
mencari-cari alasan, kalau tidak mau jangan mencoba mengelabuhiku, kau ini
keras kepala seperti batu!".
Seketika Roro Jonggrang berubah
menjadi arca batu besar. Demikian pula para dara yang tinggal di desa Prambanan
mendapat kutukan dari Bandung Bandawasa, tidak laku kawin sebelum mencapai usia
tua.
Candi yang dibuat makhluk halus meskipun jumlahnya belum mencapai seribu
disebut candi sewu yang berdekatan dengan candi Roro Jonggrang. Maka candi
Prambanan disebut juga candi Roro Jonggrang.
PRAMBANAN (RORO
JONGRANG)
Ages ago there was a kingdom in Pengging. the king has a
son named Joko Bandung. Joko Bandung is a strong
young man, like his father, he also has a variety of high miracle science. even
supposedly his power higher than his father because Joko Bandung studied the
ascetics like magic.
In Prambanan are a royal, king named
King Boko. the king has a daughter named Roro Jongrang beautiful face. King
Boko tingggi bodied big that most people consider it a giant breeds.
Between the Kingdom and the Kingdom
prambanan Pengging event of war. At first King Pengging lost. Pengging many
dead soldiers on the battlefield.
Hearing his troops defeat the forces Joko Bandung was
determined following the father. on the way, in the middle of the forest, Joko
Bandung meet and fight with a giant named Bandawasa. Bandawasa dying are also
highly knowledgeable turned out to infiltrate into the spirit Joko Bandung and
asked his name combined with the youth so that Pengging King's son named Joko
Bandung Bandawasa.
Joko Bandung forward into battle, for days battle took place,
but in the end the young man can be defeated and killed King Boko.
When Joko Bandung Kaputren entered
the palace he saw Jonggrang his beautiful, Bandung Joko instantly fell in love
and wanted memperisterinya, however evasive Jonggrang keingginannya because
Jonggrang know that his father's killer adalaj Joko Bandung.
But to reject offhand Jonggrang
certainly not brave, then filed Jonggrang terms, he would diperisteri by Joko
Bandung as long as the young man was willing to make a thousand temples and two
wells are very deep in one night.
Supposedly Jonggrang Joko Bandung
certainly not be able to fulfill the request. Joko Bandung menyanggupinya
unexpected. Joko Bandung Bandawasa that the holy spirits for help. They work
hard after sunset, and one by one the temple requested by Jonggrang nears
completion.
Seeing the incident, Jonggrang
surprised that so many of the temple is almost complete. In the middle of the
night when spirits continue the task of completing the building of a temple
stay, awaken Jonggrang Prambanan village girls in order to pound rice pounder
while banging on lesungsehingga boisterous voice sounded. Jantanpun cock crowed
bersahut-replication. Hearing the voices of the spirits
immediately stop the work. He thought the day was early morning and the sun
barely rising.
Jonggrang request can not be fulfilled because it is
still one of the temple. Joko Bandung angry, because the act and the
schemes of Jonggrang.
Bandung approaching that time Jonggrang and said,
"Jonggrang .. you're just looking for excuses, if not do not try
mengelabuhiku, you're stubborn as a rock".
Jonggrang instantly turned into a huge stone statue.
Similarly, the virgin who lived in the village of Prambanan got the curse of
Bandung Bandawasa, no mating behavior before reaching old age.
Temple made spirits although the
numbers have not reached a thousand called Sewu temple adjacent to the temple
Jonggrang. So-called Prambanan temple also Jonggrang.
TIMUN MAS
Pada
zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah
desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja
dikaruniai seorang anak pun.
Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera
diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka.
Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka
biji mentimun.
“Tanamlah biji ini. Nanti kau
akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih,
Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak
itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat
merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.
Suami istri petani itu kemudian
menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai
tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah
mentimun berwarna keemasan.
Buah mentimun itu semakin lama
semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan
hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah
itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat
bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun
Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya.
Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17,
sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun
Mas.
Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain.
Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya.
“Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini
akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya.
Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.
Suami istri itu sedih atas
kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan
Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah
dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia
mengejar Timun Mas ke hutan.
Raksasa segera berlari mengejar
Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam
dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba
sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah
payah.
Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya.
Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam
cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan
duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara
Timun Mas berlari menyelamatkan diri.
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia
lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda
ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun
mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan
mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan,
Raksasa tertidur.
Timun Mas kembali melarikan
diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih
celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir
menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang
terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau
lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir
menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik.
Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
Timun Mas lega. Ia telah
selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas
senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih,
Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat
hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.
CUCUMBERS MAS
In ancient times , there lived a
husband and wife farmers . They lived in a village near the forest . They live
happily . Unfortunately they have not only blessed with a child too .
Every
day they pray to the Almighty . They prayed for a child immediately given . One
day a giant passed their home. The giant heard the prayer of husband and wife .
The giant then gave them a cucumber seed .
"
Plant these seeds . Later you will get a girl , " said Giant . "
Thank you , Giant , " the couple said . " But there are conditions .
At age 17 the child should you leave it to me , " said Giant . Husband and
wife were very longing for a child . Therefore they agreed without thinking .
The
husband and wife were farmers then plant the seeds of the cucumber . Every day
they take care of the plants are starting to grow it as good as possible .
Months later there grew a golden cucumber .
The
cucumber increasingly large and heavy . When the fruit was ripe , they picked
it . Carefully they cut the fruit. Imagine their surprise , inside the fruit
that they find a very beautiful baby girl . The husband and wife are very happy
. They named the baby Cucumber Mas .
The
years passed . Cucumber Mas grown into a beautiful girl . His parents are very
proud of him . But they became very afraid . Because the birthday Cucumber Mas
17th , the Giant came back . The giant menangih promise to take Cucumber Mas .
The
farmer was trying to be calm . " Wait a minute . Cucumber Mas was playing
. My wife would call him , " he said . The farmer soon meet his son .
" Anakkku , take this, " he said, handing a cloth bag . " It 'll
help against the Giants . Now run as fast as possible , " he said . Cucumber
Mas then immediately run away .
Husband
and wife were saddened by the departure of Cucumber Mas . But they are not
willing to have their children become food giant . Giants waited long enough .
He became impatient . He knew , had lied to the couple . Then he destroyed the
farmer 's cottage . Then he chased Cucumber Mas to forest .
Giant
Cucumber immediately ran after Mas . Giants closer . Cucumber Mas immediately
took a handful of salt from the cloth bag . Then salt was sprinkled toward the
Giants . Suddenly a wide sea was spread . Giant forced to swim with difficulty
.
Cucumber
Mas ran again . But then the giant almost caught up . Cucumber Mas re- take the
magic object from his pocket . He took a handful of chili . The chili was
thrown in the direction of the giant . Instantly tree with branches and sharp
thorns giant trap . Giant screaming in pain . While Cucumber Mas ran to save
themselves .
But
the Giants really strong . He was again almost catch Cucumber Mas . Cucumber
Mas then took out the three magical objects . She cast a magical cucumber seeds
. Instantly grew very wide cucumber field . Giant was very tired and hungry .
He also ate fresh cucumbers it with gusto . Because of too much eating ,
sleeping giant .
Cucumber
Mas back escape . He ran hard. But over time the power runs out . Worse because
the Giants woke up from his sleep . Giant almost caught him again . Cucumber
Mas was so scared . He also threw the last weapon , a handful of shrimp paste .
Again, a miracle occurred . A vast mud lake outspread . The giant fell into it
. His hands almost reach Cucumber Mas . But the lake was pulled to the bottom
mud . Giant panic . He could not breathe , and drown .
Cucumber
Mas relief . He has survived . Cucumber Mas was returned to his parents' house
. Mom and Dad love to see Cucumber Cucumber Mas Mas survived . They welcome it
. " Thank you , God . You have saved my son , "they said happily .
Since
then Cucumber Mas can live quietly with his parents . They can live happily
without fear again .
Malin Kundang
Dahulu
kala hiduplah suatu keluarga nelayan yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang
anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang tinggal di pesisir pantai wilayah
Sumatera. Keluarga tersebut sangatlah miskin, hingga pada suatu waktu karena
kondisi ekonomi keluarga sudah sangat memprihatinkan maka sang ayah memutuskan
untuk pergi mencari nafkah dengan mengarungi lautan yang luas untuk ke negeri
seberang.
Dan setelah kepergian sang ayah tinggallah
Malin Kundang dan Ibunya, Waktu demi waktu berlalu, seminggu, sebulan hingga
setahun lamanya, Sang ayah malin kundang tidak juga kembali ke kampung
halamannya. Dan akhirnya ibunya harus menggantikan posisi sang ayah untuk
mencari nafkah. Malin Kundang termasuk anak yang cukup cerdas walaupun sedikit
nakal. Pernah suatu waktu ia mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu dan
akhirnya tersandung batu yang menyebabkan lengan kanannya terluka karena
terkena batu. Dan luka tersebut akhirnya membekas di lengan tangan kanan Malin.
Singkat cerita Malin Kundang pun beranjak
dewasa dan ia pun begitu sayang dan mencintai ibunya yang kerja banting tulang
mencari nafkah setiap hari sebagai penjual kue untuk memenuhi kebutuhan
keluarga termasuk dirinya. Karena merasa kasihan pada ibunya maka ia berpikir
untuk membantu ibunya untuk mencari nafkah di negeri seberang dan dengan
harapan ketika kembali ke kampung halamannya nanti, ia sudah menjadi orang
terpandang dan kaya-raya. "Bu, ini kesempatan yang baik dan amat langka
buat saya", kata Malin. "Belum tentu ada kapal sebesar ini yang
merapat dalam setahun sekali di pantai ini. Saya janji akan merubah nasib kita
jika saya sudah menjadi kaya raya".
Awalnya
ibu Malin Kundang tidaklah setuju, karena mengingat sang suami yang
tidak pernah kembali setelah pergi merantau. Karena Malin selalu mendesak dan
bersikeras untuk memenuhi niatnya tersebut akhirnya ibunya pun rela melepas
kepergian Malin walaupun dengan hati yang sedih. Malin Kundang pun berangkat
dengan menumpang kapal seorang saudagar yang sekarang sudah menjadi kaya raya.
Pada
pertengahan perjalanan, kapal yang ditumpangi Malin Kundang tiba tiba diserang
oleh serombongan bajak laut, barang - barang di kapal laut tersebut dirampas
oleh bajak laut. Dan sebagian awak kapal dan pedagang yang menumpang kapal
tersebut juga dibunuh oleh mereka. Beruntunglah Malin Kundang yang sempat
bersembunyi di ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga terhindar dari
amukan para bajak laut.
Kapal pun terkatung-katung di tengah laut,
perlahan-lahan akhirnya kapal yang ditumpanginya sampai pada suatu pantai, dan
dengan sekuat tenaga Malin Kundang pun berjalan terus hingga akhirnya ditolong
oleh penduduk desa terdekat dari pantai dan merupakan desa yang amat subur.
Malin pun tinggal di desa tersebut dan dengan keuletan dan kegigihannya dalam
bekerja, akhinya ia berhasil menjadi seorang yang amat kaya raya dan ia pun
mempersunting seorang gadis bangsawan yang berderajat tinggi untuk menjadi istrinya.
Berita
kekayaan Malin Kundang dan pernikahannya akhirnya sampai juga ke telinga ibu
Malin Kundang tersebut, dan Ia pun merasa senang sekali dan bersyukur karena
anaknya telah menjadi seorang yang sangat sukses. Sejak saat itu, Ibu Malin
Kundang setiap hari pergi ke dermaga untuk menantikan anaknya yang diharapkan
dapat pulang ke kampung halamannya, tapi setiap kapal yang mendekat tidak
dijumpai anaknya itu, dan ia yakin bahwa suatu hari pasti anaknya akan pulang
menemuinya.
Beberapa waktu setelah menikah akhirnya Malin
Kundang dan istrinya melakukan pelayaran dengan disertai anak buah kapal dan
pengawalnya. Ibu Malin Kundang pun melihat kedatangan kapal ke dermaga dan juga
melihat ada 2 orang yang berpakaian menyilaukan mata karena pernak-pernik pakaian
yang tekena sinar matahari sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin
sekali bahwa yang sedang berdiri itu adalah anak yang ditunggu - tunggu selama
ini yaitu Malin Kundang dan istrinya.
Setelah kapal mencapai dermaga ibu
Malin pun bergegas menuju dermaga kapal tersebut, Malin akhirnya turun dari
kapal dan ibunya pun berdesak-desakan dengan orang yang ingin menyaksikan
sepasang muda mudi tersebut. Setelah cukup dekat, ibunya pun melihat ada bekas
luka di lengan kanan pemuda tersebut. Maka ibunya pun semakin yakin bahwa itu
adalah Malin Kundang. Ibunya pun langsung memeluk sang pemuda tersebut. Sambil
memeluk Maling Kundang, ibunya pun berkata "Malin Kundang, anakku...
mengapa engkau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar ?". Malin kundang
pun terpana melihat wanita tua yang berpakaian kotor, compang-camping
memeluknya Ia menjadi marah seingat Malin kalau ibunya adalah seorang wanita
yang kuat dan tegar badannya yang dapat menggendong Malin kemana saja ia mau.
Belum sempat berpikir dengan tenang, sang istri lalu berkata, "Wanita
buruk inikah ibumu? Mengapa engaku mendustai aku?". "Bukankah dulu
kau katakan bahwa ibumu adalah seorang bangsawan yang sederajat dengan kami
?" hardik sang istri. Mendengar perkataan istrinya Malin marah karena ia
akan malu dan gengsi jika hal ini diketahui oleh istrinya dan anak buahnya.
Sambil marah malin pun melepas pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh.
"Siapa kamu, wanita tidak tahu diri sembarangan saja mengaku-ngaku sebagai
ibuku", kata Malin Kundang kepada ibunya. Dan dalam hatinya pun
berkata, seandainya saja wanita itu adalah benar ibunya maka dia pun tidak akan
mengakuinya.
Wanita tua itu jatuh
terduduk di pasir dan berkata lagi, :Malin.., Malin.., aku ini ibumu... Melihat
wanita itu hendak memeluk kakinya, Malin menendangnya sambil berkata,
"Hai, perempuan tua !!, Ibuku tidak mungkin seperti engkau yang melarat,
bau, dekil".
"Wanita itu ibumnu ?" , tanya sang istri sekali lagi.
"Bukan, ia hanya seorang pengemis yang berpura-pura mengaku sebagai ibuku
agar bisa mendapatkan harta dari ku", begitu sahutan dari Malin kepada
sang istri dan sambil berjalan menjauhi ibunya. Mendengar perkataan Malin
hatinya pedih bagaikan ditusuk-tusuk. Dan wanita tua itupun menengadah ke
langit dan mengangkat kedua tangannya sambil ia berseru dengan hati yang
terkoyak-koyak dan berderai air mata, " Ya Allah Yang Maha Mengetahui,
jikalau ia bukan anakku maka aku telah memaafkannya perbuatannya, tetapi jika
memang ia adalah benar-benar anakku, Malin Kundang, aku mohon keadilan dari Mu,
Ya Allah...Jadikanlah ia menjadi sebuah batu ".
Beberapa saat kemudian cuaca di
sekitar laut yang sebelumnya cerah, mendadak berubah menjadi gelap, hujan turun
dengan deras. Badai pun datang dengan tiba-tiba dan menghantam kapal Malin
Kundang. Petirpun menyambar dan seketika kapal itu hancur menjadi
berkeping-keping. Orang-orang pun berlarian untuk menyelamatkan diri dan
perlahan-lahan tubuh Malin Kundang berubah menjadi kaku dan keras.
Kala itu pagi hari dan badai telah mereda,
cuaca kembal normal lagi. Terlihat kepingan kapal dan tak jauh dari kepingan
kapal tersebut terdapat sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia. Konon itu
adalah tubuh Malin Kundang si anak durhaka yang terkena kutukan dari sang ibu.
Malin Kundang
Once upon a time there lived a
fisherman family consisting of father, mother and a boy named Malin Kundang
live on the coast of Sumatra. The family is very poor, until such a time as the
family's economic condition is very poor so the father decided to go make a
living by wading into a vast ocean to across the country.
And
after the departure of his father and mother lived Malin Kundang, Time after
time passed, a week, a month up to a year, Malin Kundang father did not return
to his hometown. And finally his mother must replace his father for a living.
Malin Kundang, including children who are smart enough although a bit naughty.
Once upon a time he was chasing chickens and hit him with a broom and finally
stumbling stone that caused his right arm injured by exposed stone. And the
wound is finally made an impression on the right arm Malin.
Short
stories Malin Kundang was growing up and he was so affectionate and loving
mother working my ass off for a living every day as a cake seller to meet the
needs of the family including himself. Feeling sorry for her then she thought
to help her mother to make a living in the country side and the hope when he
returned to his hometown later, he has become the prominent and wealthy.
"Mom, this is a good opportunity and very rare for me", says Malin.
"There is certainly no ship of this size are docked in once a year on the
beach. Promise I will change our destiny if I've become rich".
Malin
Kundang's mother initially not agree, because remember the husband who never
returned after going to leave. Because Malin always urged and insisted that his
intention to finally meet her mother was willing to remove the departure of
Malin though with a heavy heart. Malin Kundang was left aboard a merchant ship
which has now become wealthy.
By
the middle of the trip, the ship carrying Malin Kundang suddenly attacked by a
group of pirates, goods - goods on the ship seized by pirates. And most of the
crew and the vessel boarded merchants that also killed by them. Fortunately,
Malin Kundang who was hiding in a small space enclosed by the timber so as to
avoid the wrath of the pirates.
The
ship was adrift at sea, slowly until the host finally ship on a beach, and with
a vengeance Malin Kundang walked continues until finally rescued by villagers
from the nearest beach and the village is very fertile. Malin also live in the
village and with tenacity and perseverance in work, he finally did managed to
become a very wealthy and he was to marry a girl whose high degree of nobility
to become his wife.
News
wealth Malin Kundang and his marriage eventually reached the ears of the Malin
Kundang's mother, and he was very happy and grateful that his son has become a
very successful. Since then, Ms. Malin Kundang every day to go to the dock to
wait for her son who is expected to return to his hometown, but any approaching
vessel may not find his son, and he believes that one day his son will
definitely return to see him.
Some
time after the marriage ended and his wife Malin Kundang did cruise by with the
crew and bodyguards. Mother Malin Kundang also saw the arrival of the ship to
the dock and also see there are 2 people who dress as dazzling trinkets clothes
tekena sun was standing on the deck of the ship. He is convinced that it is a
standing child - awaited far is Malin Kundang and his wife.
Once
the ship reached the dock Malin's mother was rushed to the boat dock, Malin
finally got off the ship and her mother was jostled by people who want to see a
pair of these youths. Once close enough, his mother also saw a scar on the
right arm of the youth. Then her mother became more convinced that it was Malin
Kundang. His mother was immediately embraced the young man. Hugging Maling
Kundang, her mother was saying "Malin Kundang, my son ... why did you go
so long without sending you?". Malin Kundang was stunned to see an old
woman dressed in dirty, ragged hug him he became angry when his mother's
recollection Malin is a strong woman and a strong body that can carry Malin
wherever he wants. Have not had time to think calmly, his wife and said,
"your mother is this bad woman? Engaku Why lie to me?". "Did not
you used to say that your mother is a noble equal with us?" snapped his
wife. Hear the words of his wife Malin angry because he would be embarrassed
and prestige if it is known by his wife and his children. Malin angrily took
off his mother's arms and pushed her to fall. "Who are you, women do not
know themselves carelessly claim as my mother," said Malin Kundang told
his mother. And in his heart said, if only the woman is really her mother so
she would not admit it.
The
old woman sat down in the sand and said,: .. Malin, Malin .., I am your mother
... Seeing she was about to hug her legs, Malin kicked him and said, "Hey,
old woman!!, My mother might not like that thou art wretched, smelly, filthy
".
"She
was ibumnu?" , Asked his wife once again. "No, he was just a beggar
who pretends to pose as her in order to get the treasure from me", so
replication of Malin to his wife and she walked away from her mother.
Malin hear his words stinging like a tingling. And even then the old
woman looked up at the sky and raised his hands as he cried out with a heart
that is torn apart and tear loose, "O Allah, Most Knowing, if he was not
my son so I had to forgive his actions, but if he is really son, Malin Kundang,
I beg of thy justice, O God ... Make it into a stone ".
A
few moments later the weather around the bright sea before, suddenly became
dark, with heavy rain fell. The storm came suddenly and hit the ship Malin
Kundang. Petirpun grabbed and immediately the ship was shattered into pieces.
People were scurrying to save themselves and slowly turned Malin Kundang body
becomes stiff and hard.
At
that time the morning and the storm had subsided, the weather be back to normal
again. Visible pieces of the ship and not far from the ship contained pieces
that resemble stone human body. It is said that it is the body of Malin Kundang
lawless affected child from the mother's curse.