ISLAM DI SPANYOL
I.
PENDAHULUAN
Setelah berahirnya periode klasik
Islam, ketika Islam memulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari
keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politk,
dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan kerajaan Islam dan bagian
dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi itulah yang
mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan kemajuan Eropa ini tidak bisa
dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa
banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa
keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting,
menyaingi Baghdad di timur. Ketika itu, orang orang Eropa Kristen banyak
belajar di perguruan perguruan tinggi Islam disana. Islam menjadi “guru”
bagi orang Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik
perhatian para sejarahwan. Untuk lebih jelasnya kita akan membahas tentang
Islam di Spanyol sebagai berikut.
II. RUMUSAN
MASALAH
A.
Spanyol sebelum Islam.
B.
Masuknya Islam ke Spanyol.
C.
Perkembangan Islam di Spanyol.
III. PEMBAHASAN
A.
Spanyol sebelum Islam.
Sebelum Islam masuk ke Spanyol,
sekitar abad ke-5 Masehi, bangsa Jerman mendatangi semenanjung Iberia. Theodoric,
raja Ostogoth mendirikan istananya di Toledo sekitar tahun 513 M.
Kemudian pada tahun 569 M, Leovigildo, seorang raja Visigoth,
menjadikan Toledo sebagai ibukota Kerajaan Visigoth Spanyol.
Sejak itulah, Toledo mengalami kejayaan yang pertama. Pada tahun 689 M, raja
Recaredo menjadikan Katolik sebagai agama resmi di Spanyol.
Pada abad ini juga kaum Gotik
memasuki Spanyol, mereka harus berjuang sekian lama untuk mengagntikan para
pendahulu mereka orang Suevi dan Vandal yang juga pernah menyerbu
grombolan Germanik, setelah kaum Gotik dapat menaklukan kaum
germanik, mereka dapat berkuasa sebagai penguasa yang absolute, dan
acapkali bersikap kejam. Mereka menjadikan ajaran Kristen aria menjadi sandaran
hidup dengan sikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh
pengusa-penguasa di beberapa daerah Spanyol, yaitu aliran Monofisit, apa
lagi terhadap penganut agama lain, yahudi. Penganut agama yahudi
yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa untuk
dibaptis menurut agama Kristen aria, yang tidak bersedia dipaksa dan dibunuh secara
brutal.[1]
Rakyat dibagi kedalam system kelas, sehingga keadaanya diliputi oleh
kemelaratan, ketertindasan dan ketiadaan persamaan hak. Hal itu menyebabkan
kerusuhan dan kekacauan yang disebabkan perlawanan dan pemberontakan oleh
koloni koloni yahudi untuk mendapatakan hak hak mereka dan juga untuk
mempertahankan ajaran agama yahudi.
B.
Masuknya Islam ke Spanyol.
Ekspansi pasukan muslim ke
Semenajung Iberia, gerbang barat daya Eropa, merupakan serangan terakhir dan
paling dramatis dari seluruh operasi militer penting yang dijalankan oleh orang
orang Arab. Serangan itu menandai puncak ekspansi muslim kewilayah Afrika dan
Spanyol
Dari sisi kecepatan operasi dan
kadar keberhasilannya, ekspansi ke Spanyol memiliki kedudukan yang unik dalam
sejarah militer abad pertengahan. Dalam proses ekspansi ke Spanyol terdapat
tiga pahlawan isalam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan satuan
pasukan ke Spanyol mereka adalah Tharif Ibn Malik, Thariq Ibn Ziyad dan Musa
Ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Yang
menyebrangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa dengan satu
pasukan perang, 500 orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki
empat buah kapal yang disediakan oleh Julian.[2]
Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang
dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit
jumlahnya. didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam
tubuh kerajaan Gotik yang berkuasa di Spanyol pada waktu itu, Musa Ibn
Nushair pada tahun 711 M, mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang
dibawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad.[3]
Thairq Ibn Ziyad lebih banyak
dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya
lebih nyata. Pasukannya sebagian besar terdiri dari suku Barbar yang didukung
oleh Musa Ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim oleh Khalifah
Al Wlid. Pasukan itu kemudian menyebrangi selat dibawah pimpinan Thariq Ibn
Ziyad.[4]
Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dikenal dengan
nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka
terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu
tempat yang bernama Bakkah, raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq
dan pasukannya terus menanaklukan kota kota penting, seperti; Kordova,
Grenada dan Toledo ( ibu kota kerjaan Gotik saat itu).[5]
Sebelum Thariq menaklukan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa
Ibn Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000
personil,sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12000 orang jumlah ini belum
sebanding dengan pasukan Gotik yang jauh lebih besar, 100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh
Thariq Ibn Ziyad membuka jalan untuk menaklukan wilayah yang lebih luas
lagi.untuk itu, Musa Ibn Nushair merasa perlu untuk melibatkan diri dalam
gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu
pasukan yang besar, ia berangkat dari selat itu dan satu persatu kota yang
dilewtinya dapat ditaklukan. Setelah Musa berhasil menaklukan Sidonia,
Karmona, Seville dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gotik,
Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo.
Selanjutnya keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol,
termasuk bagian utaranya, mualai dari Saragossa sampai Navarre.[6]
Gelombang perluasan wilayah
berikutnya muncul pada masa pemerintahan khalifah Umar Ibn Abdul Aziz
tahun 717 M. kemenangan kemenangan yang dicapai umat Islam terlihat begitu
mudah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor internal dan
ekstranal.
Faktor Internal.[7]
Adalah suatu kondisi yang terdapat
didalam tubuh penguasa, tokoh tokoh pejuang dan para prajurit umat Islam yang
terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya, faktor faktor
itu anatara lain:
1.
Para pemimpin dari pejuang Islam
adalah tokoh tokoh yang kuat.
2.
Para prajurit umat Islam
mempunyai kekompakan, persatuan dan rasa percaya diri yang sangat tinggi dalam
penaklukan diwilayah Spanyol.
3.
Yang tidak kalah pentingnya adalah
ajaran Islam yang ditunjukan para tenatara Islam yaitu sifat toleransi,
persaudaraan dan tolong menolong yang menyebabkan kaum pribumi menyambut
kehadiran Islam di Spanyol.
Faktor eksternal.[8]
Adalah suatu kondisi yang terdapat
didalam Negara Spanyol sendiri. Yaitu;
1.
Sikap penguasa Gotik yang
tidak toleran terhadap aliran agama yang berkembang pada saat itu. Penguasa Gotik
memaksa aliran agama kepda masyarakat. Penganut agama yahudi yang merupakan
komunitas terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa untuk dibaptis menurut agama
Kristen.dalam kondisi ini mereka merasa tertindas secara teologis, yang
menyebabkan mereka berharap datangnya juru pembebas. Dan juru pembebas tersebut
mereka temukan dari orang orang Islam. Demi kepentingan mempertahankan
keyakinan, mereka bersekutu dengan tentara Islam melawan pengusa Gotik.
2.
Perselisihan antra raja Rodrick dan
Witiza (wali kota Toledo), disatu pihak dan ratu Julian dipihak lain. Oppas dan
Achila kakek dan anak Witiza menghimpun kekuatan untuk
menjatuhkan Rodrick, bahkan berkoalisi dengan kaum muslimin di Afrika
Utara. Demikian pula ratu Julian memberikan pinjaman empat buah kapal
yang dipakai oleh Tharif, Thariq dan Musa.
3.
Faktor lainnya yang tidak kalah
pentingnya adalah bahwa tentara Rodrick tidak mempunyai semangat perang, yang
disebabkan bertambah kuatnya pasukan tentara Islam setelah berkoalisinya kedua
raja dan ratu tersebut.
C.
Perkembangan Islam di Spanyol.
Sejak pertama kali menginjakan kaki
di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerjaan Islam terakhir disana, Islam memainkan
peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad.
Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol dibagi menjadi enam periode,
yaitu:
1. Periode pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada
dibawah pemerintahan para wali yang di angkat oleh khalifah Bani Umayyah yang
berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum
tercapai secara sempurna, gangguan gangguan masih terjadi, baik datang dari
dalam maupun luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan diantara
elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu,
terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika
Utara yang berpusat di Kairawan. Masing masing mengaku bahwa merekalah yang
paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu terjadi duapuluh
kali pergantian wali ( gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat
singkat.perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang
saudara. Hal ini ada hubunganya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar
asal Afrika Utara dan Arab. Didalam etnis arab sendiri terdapat dua golongan
yang terus menerus bersaing, yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (
Arab Selatan). Perbedaan ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama
ketika tidak ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat
itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka
waktu yang agak lama.[9]
Gangguan dari luar datang dari sisa
sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal didaerah daerah pegungan
yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus
memperkuat diri. Karena sering terjadinya konflik internal dan berperang
menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki
kegiatan pembangunan dibidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir
dengan datangnya Abd. Al Rahman Al Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/ 755 M.
2. Periode
kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada
dibawah pemerintahan seorang yang bergelar Amir ( panglima atau
gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu
dipegang oleh kahlifah Abbassiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I
yang memasuki tahun 138 H/ 755 M. dan diberi gelar Al Dakhil (yang masuk ke
Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani
Abbas ketika yang terakhir berhasil menaklukan Bani Umayyah di Damaskus.
Selanjutnya, ia berhasil mendirikan dinasti Bani Uamyyah di Spanyol. Penguasa
penguasa di Spanyol pada periode ini adalah Abd. Al Rahman Al Dakhil, Hisyam I,
Hakam I, Abd. Al Rahman Al Austh, Muahammad Ibn Abd. Al Rahman, Munzir Ibn
Muahammad, dan Abdulloh Ibn Muahammad.
Pada periode ini, umat Islam Spanyol
mulai memperoleh kemajuan kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam
bidang peradaban, antara lain:
a.
Abd. Al Rahman Al Dakhil mendirikan
masjid Cordova dan sekolah sekolah di kota kota besar Spanyol.
b.
Hisyam terkenal dalam menegakan
hukum Islam.
c.
Hakam dikenal sebagai pembaharu
dalam bidang kemiliteran. Dan dialah yang memprakarsai tentara bayaran Spanyol.
d.
Abd. Al Rahman Al Ausath dikanal
sebagai penguasa cinta ilmu,[10]
dan pada masanya juga mulai masuk pemikiran filsafat, dan dia juga mengundang
para ahli dari duania Islam lain untuk datang ke Spanyol hingga di Spanyol
mulai marak kegiatan ilmu pengetahuan.
Walaupun banyak perkembangan pada
periode ini, tetapi ancaman dan kerusuhan tetap terjadi, antara lain:
a.
Pada abad ke-9, stabilitas Negara
terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari
ke-syahidan (Martyrdom).[11]
Tetapi, gereja Kristen di Spanyol tidak menaruh simpati pada gerakan ini,
karena pemerintahan Islam mengembangkan kebebasan beragama. Penduduk Kristen
diperbolehkan memiliki pengadilan sendiri berdasarkan hukum Kristen peribadatan
tidak dihalangi. Lebih dari itu, mereka diizinkan mendirikan gereja baru, biara
biara disamping asrama rahib atau lainnya. Mereka juga tidak dihalangi bekerja
sebagai pegawai pemerintahan atau menjadi karyawan pada instansi militer.[12]
b.
Pada periode ini terjadi
gangguan politik yang serius dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di
Toledo pada tahun 852 M membentuk Negara kota yang berlangsung selama delapan
puluh tahun. Disamping itu sejumlah orang yang tidak puas membangkitkan
revolusi, diantaranya adalah pemberontakan pemberontakan yang dipimpin oleh
Hafshun dan anaknya yang berpusat pegunungan dekat Malaga. Sementara itu,
perselisihan antara orang orang Barbar dan orang orang Arab masih terjadi.[13]
3. Periode
ketiga (912-1013 M)
Pemerintahan ini berlangsung mulai
dari pemerintahan Abd. Al Rahman III yang bergelar Al Nashir, sampai
munculnya raja raja kelompok yang disebut muluk Al Thawaif. Pada
pemerintahan ini Spanyol dipimpin oleh penguasa dengan gelar khalifah,
penggunaan gelar ini bermula dari berita yang sampai kepada Abd. Al Rahman III,
bahwa Al Muktadir khalifah daulah Bani Abbas di Baghdad dibunuh oleh
pengawalnya sendiri. Dan ini menunjukan bahwa pemerintahan Abbassiyah berada
dalam kemelut. Hal ini menyebabkan pemakain gelar khalifah yang telah hilang selama
150 tahun lebih. Khalifah khlifah tersebut anatara lain Abd. Al Rahman Al
Nashir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M).
Pada
periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan keemasan menyaingi
daulah abbassiyyah. Antara lain:
a.
Abd. Al Nashir mendirikan
Universitas Cordova, perpustakaan yang memiliki koleksi ratusan ribu buku.
b.
Hakam II mendirikan perpustakaan dan
rakyatnya dapat menikmati kesejahtraan dan kemakmuran pemabangunan kota yang
berlangsung.
4. Periode
keempat ( 1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah
menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah pemerintahan raja raja
golongan (al muluk al Thawaif) yang berpusat disuatu kota seperti
Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah
Abbadiyyah di Siville. Karena terpecahnya Spanyol menyebabkan perang saudara,
hal ini dimanfaatkan oleh umat Kristen mengambil inisiatif, untuk
menyerang umat Islam. Walaupun terjadi kekacauan politik, namun kehidupan
intelektual terus berkembang pada periode ini, yaitu istana istana mendorong
para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu istana
keisatana lain.[14]
5. Periode
kelima (1086-1248 M)
Walaupun dalam periode ini Islam
terpecah menjadi beberapa negara, tetapi terdapat suatu kekuatan yang dominan,
yaitu kekuasaan dinasti Murobithun (1086-1143) dan dinasti Muwahidun
(1146-1235 M). dinasti Murobithun pada mulanya adalah suatu gerakan agama yang
didirikan oleh Yusuf Ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 162 M, ia berhasil
mendirikan kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas
undangan penguasa pengusa Islam disana, yang tengah memikul beban berat
perjuangan mempertahankan negeri negerinya dari serangan orang Kristen. Pada
tahun 1086 M, dinasti masuk ke Spanyol dan berhasil mengalahkan pasukan
Castilia. Karena perpecahan dikalangan raja raja muslim Yusuf melangkah lebih
jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Pada tahun 1143 M,
dinasti ini berakhir di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh
dinasti Muahidun yang berpusat di Afrika Utara dinasti ini merebut kembali
daerah Saragossa yang jatuh ketangan Kristen pada Murobithun. Dinasti Muwahidun
didirikan oleh Muhammad Ibn Tumart. Dinasti ini masuk ke Spanyol dibawah
pimpinan Al Muni’m. diantara tahun1114 dan 1154 dapat menguasai kota kota
muslim penting di Spanyol yaitu Cordova, Almeria dan Granada. Dinasti ini
mengalami kemajuan yaitu kekuatan kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan
tetapi tidak lama kemudian umat Kristen dapat merebut kembali dan mengalahkan
dinasti Muwahidun, yang menyebabkan dinasti ini kembali ke Afrika Utara. Keadaan
Spanyol kembali kacau. Cordova dan Seville jatuh ketangan Kristen kecuali
Granada.
6. Periode
keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol
hanya berkuasa di Granada dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M). Pada masa
ini peradaban kembali mengalami kemajuan seperti jaman Abd. Al Rahman Al
Nashir. Kekuasaan ini yang merupakan kekuasanaan terakhir di Spanyol berakhir
karena adanya perselisihan dalam istana untuk memperebutkan kekuasaan.
Dalam masa lebih dari tujuh abad
kekuasaan Islam di Spanyol, umat telah mencapai kemajuan disana, bahkan
berdampak pada kemajuan yang lebih kompleks, antara lain
a.
Kemajuan intelektual, seperti
filsafat, sains, fiqih, musik, kesenian, bahasa, dan sastara.
b.
Kemegahan bangunan fisik, seperti;
indahnya ibu kota Spanyol yaitu Cordova yang terdapat jembatan besar yang
dibangun diatas sungai ditengah kota, terdapat istana istana ditengah kota yang
memperindah pemandangan. Selain itu di Granada terdapat istana Al Hamra yang
tidak kalah megahnya dengan istana di Corova.
IV. KESIMPULAN
Dari uarain diatas, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
a.
Sebelum Islam masuk ke Spanyol,
banyak terjadi kekacauan yang disebabkan oleh kerajaan Gotik memaksa
kepada umat yahudi untuk dibaptis. Hal ini membawa dampak perpecahan yang
sangat signifikan diantara bangsa Spanyol itu sendiri. Keadaan ini dimanfaatkan
umat Islam dalam penaklukannya ke Spanyol
b.
Masuknya Islam ke Spanyol diawali
oleh tiga pahlwan, mereka yaitu Tharif, Thariq dan Musa, yang melakukan
ekspansi dengan melakukan penyeberangan melalui selat diantara Maroko dan
Eropa.
c.
Masuknya Islam ke Eropa membawa
dampak kemajuan yang sangat pesat dalam peradaban, antara lain kemajuan
intelektual dan kemegahan bangunan.
V.
PENUTUP
Demikin makalah yang dapat kami
susun semoga dapat memberi manfaat khususnya bagi kami, umumnya bagi teman
teman sekalian. Kami menghrapkan kritik dan saran yang sekiranya bisa
membangun bagi kami, baik dalam segi penulisan maupun isi. Kami adalah manusia biasa
yang tidak lepas dari kekuranagan, maka dari itu kami mohon maaf yang sebesar
besarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar