Senin, 08 September 2014

Dongeng bahasa inggris dan terjemahanya


Kisah Nyi Roro Kidul
Di suatu masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang raja.
Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. “Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku”, kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.
Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.” Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.
Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. “Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri,” kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.
Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan..
Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.
Kanjeng Ratu Kidul = Ratna Suwinda
Tersebut dalam Babad Tanah Jawi (abad ke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran, Joko Suruh, bertemu dengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia menemukan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang wanita muda yang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya. Tapi sang pertapa yang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida, menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untuk bertapa di sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa dan menjadi penguasa spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jika keturunan pangeran menjadi penguasa di kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi, ia akan menikahi seluruh penguasa secara bergantian.
Generasi selanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Ke-2, mengasingkan diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruh energinya, dalam upaya mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaan utara. Meditasinya menarik perhatian Kanjeng Ratu Kidul dan dia berjanji untuk membantunya. Selama tiga hari dan tiga malam dia mempelajari rahasia perang dan pemerintahan, dan intrik-intrik cinta di istana bawah airnya, hingga akhirnya muncul dari Laut Parangkusumo, kini Yogyakarta Selatan. Sejak saat itu, Ratu Kidul dilaporkan berhubungan erat dengan keturunan Senopati yang berkuasa, dan sesajian dipersembahkan untuknya di tempat ini setiap tahun melalui perwakilan istana Solo dan Yogyakarta.
Begitulah dua buah kisah atau legenda mengenai Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan. Versi pertama diambil dari buku Cerita Rakyat dari Yogyakarta dan versi yang kedua terdapat dalam Babad Tanah Jawi. Kedua cerita tersebut memang berbeda, tapi anda jangan bingung. Anda tidak perlu pusing memilih, mana dari keduanya yang paling benar. Cerita-cerita di atas hanyalah sebuah pengatar bagi tulisan selanjutnya.
Kanjeng Ratu Kidul dan Keraton Yogyakarta
Percayakah anda dengan cerita tentang Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan? Sebagian dari anda mungkin akan berkata TIDAK. Tapi coba tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita Kanjeng Ratu Kidul memang masih tetap menjadi polemik. Tapi terlepas dari polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitos Ratu Kidul memang memiliki relevansi dengan eksistensi Keraton Yogyakarta. Hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Keraton Yogyakarta paling tidak tercantum dalam Babad Tanah Jawi (cerita tentang kanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua). Hubungan seperti apa yang terjalin di antara keduanya?
Y. Argo Twikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakat adalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkungan alam sangat penting dilakukan.
Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbal balik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatan yang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbol pun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan makhluk halus, maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa Gunung Merapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan nDelpin, dan Laut Selatan. Penguasa Laut Selatan inilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempat penguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapai keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka raja harus mengadakan komunikasi dengan “makhluk-makhluk halus” tersebut.
Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batin dalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihat oleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman.
Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatan labuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakan di tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.
Kepercayaan terhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari Bedaya Lambangsari dan Bedaya Semang yang diselenggarakan untuk menghormati serta memperingati Sang Ratu. Bukti lainnya adalah dengan didirikannya sebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1 km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakan Sumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuan sultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.
Penghayatan mitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakan oleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya di wilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwa jika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilang karena “diambil” oleh sang Ratu.
Selain Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudara mereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memang disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat dari malapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta) memiliki leluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentuk penghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalah pementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yang diselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan para raja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahi susuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalam wujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan.
Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat. Anda pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308) di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikan khusus untuk Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu, bisa masuk ke ruangan ini, tapi harus melalui seorang perantara yang menyajikan persembahan buat sang Ratu. Pengkhususan kamar ini adalah salah satu simbol ‘gaib’ yang dipakai oleh mantan presiden Soekarno.
Sampai sekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yang paling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orang dari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemu ratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa. Salah satu orang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujud sang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi. Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah lukisan.








                                                           
The story of Nyi Roro Kidul

Once upon a time, there lived a beautiful princess named Kadita. Because of her beauty, she was called Dewi Sunrise which means beautiful sun. Sunset Goddess was the son of King Munding fragrance. Although the king had a beautiful daughter, she was always sad because he actually always wished to have a boy. King was then married to Goddess Pearls, and get the son of the marriage. Thus, the king was happy.

Dewi Mutiara wanted her son later became king, and he was trying to make his wish come true. Then Goddess Pearls come to the king, and requested that the king sent his daughter away from the palace. Of course the king refused. "It is ridiculous. I'm not going to let anyone who wants to act rude to my daughter, "said the King Munding fragrance. Hearing the answer, Dewi Mutiara smiled and said sweet to the king no longer upset him. But even so, he still intends to fulfill his desire.

In the morning, before sunrise, Dewi Mutiara sent her maid to call a shaman. He wants to condemn Kadita shaman, his stepson. "I want a beautiful body full with scabies and itching. If you succeed, then I will give a reward that you never imagined before. "Obey shaman queen. In the evening, the body Kadita been met with scabies and itching. When he woke up, he realized his body and filled with foul-smelling ulcers. The beautiful princess cried and did not know what to do.

When the king heard this, he became very sad and invited many physician to cure his daughter. She realized that her illness was not fair, someone must have cursed or mengguna-gunainya. The problem becomes more complicated when the Queen Dewi Mutiara forced him to drive his daughter. "Your daughter will bring bad luck for the whole country," said Dewi Pearl. Because the king did not want his daughter into gossip across the country, eventually he was forced to approve the proposal to send her daughter Queen Pearl out of the country.

The poor princess went alone, not knowing where to go. He can hardly cry anymore. He does have a noble heart. He does not hold a grudge to his stepmother, instead he always asked the Lord to accompany the suffering ..

Almost seven days and seven nights he runs until finally arriving in the Southern Ocean. He looked at the ocean. The water is clean and clear, unlike other oceans where the water is blue or green. He jumped into the water and swim. Suddenly, when the waters of the Southern Ocean that touches the skin, a miracle occurred. His sores disappeared and there was no sign that he had scabies or hives. Instead, he became more beautiful than before. Not only that, he now has the power to govern the whole Southern Ocean. Now he became a fairy called Nyi Roro Kidul or Queen of South Ocean Beach who lives forever.

Queen of South Kanjeng = Ratna Suwinda

The Babad Tanah Jawi in (19th century), a prince of the Kingdom of Padjadjaran, Joko Tell, met a hermit who instructed him to find the kingdom of Majapahit in East Java. Because of the hermit is a beautiful young woman, Joko Tell fell in love with him. But the hermit who turns out to be the aunt of Joko Tell, named Ratna Suwida, reject his love. When young, Ratna Suwida seclusion to meditate on a hill. Then he went to the south coast of Java and become the spiritual ruler there. He said to the prince, if prince descendants became rulers in the kingdom which is located near Mount Merapi, he will marry all authorities in turn.

The next generation, Panembahan Senopati, founder of the Mataram Kingdom 2nd, exiled to the South Coast, to collect all the energy, in an attempt to prepare a military campaign against the northern kingdom. Meditation draw attention Kanjeng Ratu Kidul and he promised to help. For three days and three nights he learned the secrets of war and government, and love intrigues in the palace under the water, until finally emerged from Parangkusumo Sea, South of Yogyakarta now. Since then, Queen of South reportedly closely linked to the ruling Senopati descent, and offerings presented to him at this place every year through representatives of Solo and Yogyakarta palace.

That's two stories or legends about Kanjeng Queen of South, or Nyi Roro Kidul, or Queen of the South Coast. The first version is taken from the book Folklore of Yogyakarta and the second version contained in the Babad Tanah Jawi. Both of these stories are different, but you do not get confused. You do not need to bother to choose, which of the two is most true. The stories above are just a pengatar for the next article.

Kanjeng Ratu Kidul and the Sultan Palace

Do you believe the stories about Kanjeng Queen of South, or Nyi Roro Kidul, or Queen of the South Coast? Some of you may say NO. But try to ask them who lived in the time of Sultan Palace or the environment. They believe the truth of this story. Truth be Queen of South Kanjeng story is still being debated. But regardless of the polemic, there is a real phenomenon, that the mythical Queen of South does have relevance to the existence of Yogyakarta Palace. The relationship between Kanjeng Ratu Kidul with the Yogyakarta Palace is not listed in the Babad Tanah Jawi (the story of the Queen of South Kanjeng above, the second version). What kind of relationship that exists between them?

Y. Argo Twikromo in his book titled Queen of South said that the community is a community tradition that emphasizes harmony, the harmony and balance of life. Because life is not separated from the surrounding natural environment, the functioning and interpret the natural environment is very important.

As a reciprocal communication relationship with the environment according to the Java community has a stronger force, according Twikromo, then the use of the symbol was often actualized. If associated with ghosts, spirits ruler Javanism know as ruler of Mount Merapi, authorities Lawu, Kayangan nDelpin, and the South Seas. Ruler of the South Seas is what the Javanese call Kanjeng Queen of South. The fourth round of the ruler of the Sultanate of Yogyakarta. And to achieve harmony, harmony and balance in society, then the king should hold communication with "spirits" is.

According Twikromo, for the king of Java communicate with Ratu Kidul is as one of the inner strength to manage the state. As a visible compaction force (invisible to the eye), Queen of South Kanjeng blessing should be held in a day-to-day activities to gain salvation and peace.

Trust in Ratu Kidul is actualized well. At the harbor activities, for example, a traditional ceremony held in the palace by the sea in the south of Yogyakarta, which is held every birthday of Sri Sultan Hamengkubuwono, according to calculations Saka year (in Java). This ceremony aims to welfare and community sultan of Yogyakarta.

Trust in Kanjeng Ratu Kidul is also manifested through dance Bedaya Lambangsari and Bedaya Semang held to honor and commemorate the Queen. Other evidence is the establishment of a building in the complex of Taman Sari (Water Palace at the Bottom), about 1 km west Ngayogyakarta Palace, called the Well Gumuling. This place is believed to be the meeting place of the sultan with the Queen's South Beach, Kanjeng Queen of South.

Queen of South appreciation Kanjeng myths are not just believed and implemented by the palace alone, but also by the general public in the territory of the empire. One proof is the belief that if people lost in Parangtritis, then that person is lost due "taken" by the Queen.

In addition Ngayogyakarta Palace, Queen of South Kanjeng myth is also believed by their brother, Kraton Surakarta Sultanate. In the Babad Tanah Jawi is mentioned that the Queen of South Kanjeng never promised to Panembahan Senopati, the first ruler of the Kingdom of Mataram, to keep the Mataram kingdom, the sultan, the royal family, and community from the havoc. And because both the palace (Yogyakarta and Surakarta) has a common ancestor (Mataram Kingdom), as well as the Sultan of Yogyakarta, Surakarta is also implementing various forms of their appreciation to Kanjeng Queen of South. One of them is the most sacred dance performances in the palace, Bedoyo Ketawang, which is held once a year during the anniversary of the coronation of kings. Nine dancers dressed in traditional Javanese wedding invites Queen of South to come and marry His Majesty, and said to the Queen then magically appear in the form of visible shimmering dancers tenth.

Trust in Ratu Kidul was also extends to the area of West Java. You must have heard that there is a special room (number 308) on the top floor of the Ocean Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, which is specially presented to Queen of South. Anyone who wants to meet with the Queen, could go into this room, but must go through an intermediary who presents an offering for the Queen. Specialization of this room is one of the symbols 'magic' used by former president Sukarno.

Until now, in the very modern, Kanjeng legend of Ratu Kidul or Nyi Roro Kidul, or Queen of the South Coast, is the most spectacular legend. Even when you read this story, many people from Indonesia or other countries acknowledge that they have met a beautiful fairy queen wearing traditional Javanese dress. One of the people who reportedly also been witnessed directly form the Queen is the maestro painter Indonesia, (deceased) Affandi. His experience was then he poured in a painting.


Cinderela


Di sebuah kerajaan, ada seorang anak perempuan yang cantik dan baik hati. Ia tinggal bersama ibu dan kedua kakak tirinya, karena orangtuanya sudah meninggal dunia. Di rumah tersebut ia selalu disuruh mengerjakan seluruh perkerjaan rumah. Ia selalu dibentak dan hanya diberi makan satu kali sehari oleh ibu tirinya. Kakak-kakaknya yang jahat memanggilnya "Cinderela". Cinderela artinya gadis yang kotor dan penuh dengan debu. "Nama yang cocok buatmu !" kata mereka.

Setelah beberapa lama, pada suatu hari datang pengawal kerajaan yang menyebarkan surat undangan pesta dari Istana. "Asyik… kita akan pergi dan berdandan secantik-cantiknya. Kalau aku jadi putri raja, ibu pasti akan gembira", kata mereka. Hari yang dinanti tiba, kedua kakak tiri Cinderela mulai berdandan dengan gembira. Cinderela sangat sedih sebab ia tidak diperbolehkan ikut oleh kedua kakaknya ke pesta di Istana. "Baju pun kau tak punya, apa mau pergi ke pesta dengan baju sepert itu?", kata kakak Cinderela.

Setelah semua berangkat ke pesta, Cinderela kembali ke kamarnya. Ia menangis sekeras-kerasnya karena hatinya sangat kesal. "Aku tidak bisa pergi ke istana dengan baju kotor seperti ini, tapi aku ingin pergi.." Tidak berapa lama terdengar sebuah suara. "Cinderela, berhentilah menangis." Ketika Cinderela berbalik, ia melihat seorang peri. Peri tersenyum dengan ramah. "Cinderela bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal." Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun labu di halaman belakang. "Sim salabim!" sambil menebar sihirnya, terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Yang terakhir, Cinderela berubah menjadi Putri yang cantik, dengan memakai gaun yang sangat indah.

Karena gembiranya, Cinderela mulai menari berputar-putar dengan sepatu kacanya seperti kupu-kupu. Peri berkata,"Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam berhenti. Karena itu, pulanglah sebelum lewat tengah malam. "Ya Nek. Terimakasih," jawab Cinderela. Kereta kuda emas segera berangkat membawa Cinderela menuju istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderela. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. "Cantiknya putrid itu! Putri dari negara mana ya ?" Tanya mereka. Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. "Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan saya ?" katanya. "Ya…," kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak menyangka kalau putrid yang cantik itu adalah Cinderela.

Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. "Orang seperti andalah yang saya idamkan selama ini," kata sang Pangeran. Karena bahagianya, Cinderela lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. "Maaf Pangeran saya harus segera pulang..,". Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderela tidak memperdulikannya, ia terus berlari. Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu. "Aku akan mencarimu," katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderela kembali menjadi gadis yang penuh debu, ia amat bahagia karena bisa pergi pesta.
Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderela. "Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini," kata para pengawal. Kedua kakak Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet. Pada saat itu, pengawal melihat Cinderela. "Hai kamu, cobalah sepatu ini," katanya. Ibu tiri Cinderela menjadi marah," tidak akan cocok dengan anak ini!". Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. "Ah! Andalah Putri itu," seru pengawal gembira. "Cinderela, selamat..," Cinderela menoleh ke belakang, peri sudah berdiri di belakangnya. "Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Sim salabim!.," katanya.

Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai gaun pengantin. "Pengaruh sihir ini tidak akan hilang walau jam berdentang dua belas kali", kata sang peri. Cinderela diantar oleh tikus-tikus dan burung yang selama ini menjadi temannya. Sesampainya di Istana, Pangeran menyambutnya sambil tersenyum bahagia. Akhirnya Cinderela menikah dengan Pangeran dan hidup berbahagia.


Cinderela

In a kingdom, there was a beautiful girl and a good heart. She lived with her
​​step mother and two sisters, because her parents had died. In the house he was always told to do all the homework. He always yelled and only fed once a day by her stepmother. His brothers call him evil "Cinderela". Cinderela means girls are dirty and full of dust. "The name fits you!" they said.

After some time, one day came the royal bodyguards spread party invitation letter from the Palace. "Fun ... we'll go and dress up as pretty-pretty. If I were the king's daughter, the mother must be happy," they said. The awaited day arrived, the second half sister Cinderela start dressing with joy. Cinderela very sad because he was not allowed to participate by her siblings to a party at the palace. "You do not have any clothes, what would you like to go to a party with a dress like-it?", Says brother Cinderela.

After all went to a party, Cinderela back to his room. He cried bloody murder because his heart is very upset. "I can not go to the palace with dirty clothes like this, but I want to go .." Not long ago heard a voice. "Cinderela, stop crying." When Cinderela turned, he saw a fairy. Fairy with a friendly smile. "Cinderela take four rats and two male lizards." Once everything is collected Cinderela, fairy brings the mice and lizards to the pumpkin patch in the backyard. "Sim presto!" he spread his magic, there was a miracle. The mice turned into four horses, as well as lizards turn into two sais. The latter, Cinderela turn into a beautiful princess, with a very beautiful dress.

Because excited, Cinderela started dancing around in circles with glass slippers like a butterfly. Peri said, "Cinderela, the influence of this magic will disappear after twelve o'clock bell stops. Having said that, go home before midnight." Yes Grandma. Thank you, "replied Cinderela. Trains gold horse Cinderela leave immediately brought to the palace. Upon arriving at the palace, he walked into the palace hall. Once inside, the views of all who attended were on Cinderela. Were very impressed with the beauty Cinderela." The putrid Cantiknya ! Daughter of the state where ya? "They asked. Finally the Prince came over Cinderela." Beautiful daughter, will you dance with me? "He said." Yes ..., "said Cinderela holding out his hand, smiling. They both danced in rhythm slowly. Cinderela mother and two sisters who were there did not think that it was a beautiful daughter Cinderela.

Prince continued to dance with Cinderela. "People like you are my desire for this," said the Prince. Because happy, Cinderela will forget time. Clock began chiming 12 times. "I'm sorry I have to go home Prince ..,". Cinderela prince pulled her hand and ran out of the palace. On the way, his shoes apart next, but Cinderela ignore it, he kept running. Prince Cinderela chase, but he lost track Cinderela. In the middle of the stairs, there is a glass slipper belongs Cinderela. Prince took the shoe. "I will find you," he said in a determined heart. Although Cinderela back into a girl who is full of dust, he was very happy because it could go party.
The next day, the guards sent Prince comes to homes that no daughter across the country to match the glass slipper with their feet, but nothing matched. Until finally the guards arrived home Cinderela. "We are looking for a girl whose feet fit the glass slipper," said the guard. Both brothers Cinderela try these shoes, but their feet are too big. They are still forced to put his feet until blisters glass slipper. At that time, the guards saw Cinderela. "Hey you, try these shoes," he said. Cinderela stepmother becomes angry, "would not fit with this child". Cinderela then stretched his legs. It turns out that these shoes are very suitable. "Ah, it's your daughter," cried the excited bodyguards. "Cinderela, congratulations ..," Cinderela looked back, the fairy was standing behind him. "From now live happily with the Prince. Sim presto!.," He said.

Once the reading fairy spell, Cinderela transformed into a princess wearing a wedding dress. "The effect of this magic will not be lost even if the clock struck twelve," said the fairy. Cinderela delivered by rats and birds that become friends. Arriving at the palace, the Prince greeted him, smiling happily. Finally Cinderela married Prince and live happily.


Putri Salju dan Tujuh Kurcaci (Snow White)

Di suatu pertengahan musim dingin, ketika salju berjatuhan dari langit seperti bulu, seorang ratu duduk menjahit di dekat jendela. Rangka kayu yang digunakan untuk membordir terbuat dari kayu ebony yang hitam pekat. Sambil membordir, sang Ratu menatap salju yang turun dan tanpa sengaja jarinya tertusuk oleh jarum sehingga tiga tetes darahnya jatuh membasahi salju. Saat ia melihat betapa terang warna merahnya, ia berkata kepada dirinya sendiri, "Saya berharap mempunyai anak yang putih seperti salju, merah seperti darah, dan hitam seperti kayu ebony!".
Tidak lama setelah itu, sang Ratu melahirkan seorang putri yang kulitnya putih seputih salju, bibirnya merah semerah darah, dan rambutnya hitam sehitam kayu ebony , dan diberinya nama Putri Salju. Saat sang Putri lahir, sang Ratu pun meninggal dunia.
Setelah setahun berlalu, sang Raja menikah kembali dengan seorang wanita yang sangat cantik, tetapi angkuh dan tidak senang apabila ada yang melebihi kecantikannya. Sang Ratu yang baru memiliki sebuah cermin ajaib, di mana sang Ratu sering berdiri memandang ke dalam cermin dan berkata:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Dan sang Cermin selalu menjawab, "Anda adalah yang tercantik dari semuanya".
Dan sang Ratu pun merasa puas, karena tahu bahwa Cermin ajaibnya tidak pernah berkata bohong.
Putri Salju sekarang tumbuh makin lama makin cantik, dan saat ia dewasa, kecantikannya jauh melebihi kecantikan sang Ratu sendiri. Sehingga suatu hari ketika sang Ratu bertanya kepada cerminnya:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Sang Cermin menjawab, "Ratu, anda cantik, tetapi Putri Salju lebih cantik dari anda."
Sang Ratu menjadi terkejut dan warna mukanya menjadi kuning lalu hijau oleh rasa cemburu, dan semenjak saat itu, ia berbalik membenci Putri Salju. Semakin lama, rasa cemburunya bertambah besar, hingga dia tidak memiliki kedamaian lagi. Ia lalu memerintahkan seorang pemburu untuk membinasakan Putri Salju.
"Bawalah Putri Salju ke suatu hutan, sehingga saya tidak akan pernah melihatnya lagi. Kamu harus membinasakannya dan membawa hatinya sebagai bukti kepadaku.
Sang pemburu setuju, membawa Putri Salju ke suatu hutan; akan tetapi saat ia menarik pedangnya, Putri Salju menangis, dan berkata:
"Wahai, pemburu, janganlah membunuhku, saya akan pergi dan masuk ke dalam hutan liar, dan tidak akan kembali lagi."
Pemburu yang menaruh rasa kasihan, berkata:
"Pergilah kalau begitu, putri yang malang;" karena sang Pemburu berpikir bahwa binatang liar di hutan akan memangsa Putri Salju, dan saat ia melepaskan Putri Salju, hatinya menjadi lebih ringan seolah-olah terbebas dari gencetan batu yang berat. Saat itu juga dilihatnya seekor babi hutan berlalu, dan sang Pemburu menangkap babi hutan tersebut lalu mengeluarkan hatinya untuk dibawa ke sang Ratu sebagai bukti.
Putri Salju yang sekarang berada dalam hutan liar, merasa ketakutan yang luar biasa dan tidak tahu harus mengambil tindakan apa saat ketakutan melanda. Kemudian dia mulai berlari, berlari di atas batu-batuan yang tajam dan berlari menembus semak-semak yang berduri, dan binatang liar pun mengerjarnya, tetapi tidak untuk menyakiti Putri Salju. Ia berlari selama kakinya mampu membawa ia pergi, dan saat malam hampir tiba, ia tiba di sebuah rumah kecil. Putri Salju pun masuk ke dalam untuk beristirahat. Segala sesuatu yang berada di dalam rumah, berukuran sangat kecil, tetapi indah dan bersih. Di rumah tersebut terdapat bangku dan meja yang di alas dengan taplak putih, dan di atasnya terdapat tujuh buah piring, pisau makan, garpu dan cangkir minum. Di dekat dinding, terlihat tujuh ranjang tidur kecil, saling bersebelahan, dan dilapisi dengan seprei putih juga. Putri Salju menjadi sangat lapar dan haus, makan dari tiap-tiap piring sedikit bubur dan roti, dan minum sedikit dari tiap-tiap cangkir, agar ia tidak menghabiskan satu piring saja. Akhirnya Putri Salju merasa lelah dan membaringkan dirinya di satu ranjang, tetapi ranjang tersebut ada yang terlalu pendek, ada yang terlalu panjang, untungnya, ranjang yang ke-tujuh sangat sesuai dengan tinggi badannya; dan ia pun tertidur di tempat tidur tersebut.
Saat malam tiba, pemilik rumah pulang ke rumah dan mereka adalah tujuh orang kurcaci yang pekerjaannya menggali terowongan bawah tanah di pegunungan. Saat mereka menyalakan tujuh lilin yang menerangi seluruh rumah, mereka sadar bahwa ada orang yang telah masuk ke dalam rumah tersebut karena beberapa hal telah berpindah tempat, tidak seperti saat mereka meninggalkan rumah.
Yang pertama berkata, "Siapa yang telah duduk di kursi kecilku?"
Yang kedua berkata, "Siapa yang telah makan dari piring kecilku?"
Yang ketiga berkata, "Siapa yang mengambil roti kecilku?"
Yang keempat berkata, "Siapa yang telah memakan buburku?"
Yang kelima berkata, "Siapa yang telah menggunakan garpuku?"
Yang keenam berkata, "Siapa yang telah memotong dengan pisauku?"
Yang ketujuh berkata, "Siapa yang telah minum dari cangkirku?"
Kemudian yang pertama, melihat ke sekeliling rumah dan melihat tanda-tanda bahwa kasurnya telah ditiduri, berteriak, "Siapa yang telah tidur di ranjangku?"
Dan saat yang lainnya juga datang, mereka berkata, "Seseorang juga telah tidur di tempat tidurku!"
Ketika kurcaci yang ketujuh melihat ranjangnya, dia melihat Putri Salju yang tertidur di sana, kemudian dia menyampaikan ke kurcaci lain, yang datang tergesa-gesa untuk melihat Putri Salju, dan dalam keterkejutan mereka, mereka masing-masing mengangkat lilinnya untuk melihat Putri Salju dengan lebih jelas.
"Ya Tuhan! kata mereka, "siapakah putri yang cantik ini?" dan karena mereka gembira melihat Putri Salju, mereka tidak tega untuk membangunkannya. Kurcaci yang ketujuh terpaksa tidur bergantian dengan teman-temannya, setiap satu jam, di tiap-tiap ranjang temannya sampai malam berlalu.
Menjelang pagi, ketika Putri Salju terbangun dan melihat ketujuh kurcaci, Putri Salju menjadi ketakutan, tetapi mereka terlihat bersahabat dan bahkan menanyakan namanya  dan bagaimana dia bisa tiba di rumah mereka. Putri Salju pun bercerita bagaimana ibunya berharap agar dia meninggal, bagaimana sang Pemburu membiarkannya hidup, bagaimana ia lari sepanjang hari, hingga tiba ke rumah mereka.
Para kurcaci kemudian berkata, "Jika kamu mau membersihkan rumah, memasak, mencuci, merapihkan tempat tidur, menjahit, dan mengatur semuanya agar tetap rapih dan bersih, kamu bisa tinggal di sini, dan kamu tidak akan kekurangan apapun."
"Saya sangat setuju," katan Putri Salu, dan ia pun tinggal di rumah tersebut sambil mengatur rumah. Pada pagi hari para kurcaci ke gunung untuk menggali emas, pada malam hari saat mereka pulang, mereka telah disiapkan makan malam. Setiap Putri Salju ditinggal sendiri, para kurcaci sering memberi nasehat:
"Berhati-hatilah pada ibu tiri mu, dia akan tahu bahwa kamu ada di sini. Jangan biarkan seorangpun masuk ke dalam rumah."
Ratu yang telah melihat bukti kematian Putri Salju yang berupa hati, yang dibawa oleh pemburu, menjadi tenang, berdiri di depan cermin dan berkata:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Dan sang Cermin menjawab, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Ratu menjadi terkejut saat mendengarkannya, dan ia akhirnya tahu bahwa sang Pemburu telah menipunya, dan Putri Salju masih hidup. Ia pun berpikir keras untuk menghabisi Putri Salu, karena selama ia bukanlah wanita tercantik diantara semua, rasa cemburunya tidak akan bisa membuat ia bisa beristirahat dengan tenang. Akhirnya ia pun mendapatkan rencana, ia menyamarkan wajahnya dan memakai pakaian yang biasa dipakai oleh wanita tua agar tidak ada yang bisa mengenalinya. Dalam penyamarannya, ia melalui tujuh gunung hingga akhirnya tiba di rumah milik tujuh kurcaci. Ia pun mengetuk pintu dan berkata:
"Barang bagus untuk dijual! barang bagus untuk dijual!"
Putri Salju mengintip dari jendela dan menjawab:
"Selamat siang, apa yang anda jual?"
"Barang bagus," katanya, "Pita berbagai macam warna" dan dia kemudian menyerahkan sebuah pita yang terbuat dari sutera.
"Saya tidak perlu takut untuk membiarkan wanita tua ini masuk," pikir Putri Salju, lalu ia pun membuka pintu dan membeli pita yang indah.
"Betapa cantiknya kamu, anakku!" kata wanita tua, "kemarilah dan biarkan saya membantu kamu untuk memakaikan pita ini."
Putri Salju yang tidak curiga, berdiri di depannya dan membiarkan wanita tua itu memasangkan pita untuknya, tetapi wanita tua itu dengan cepat mencekik Putri Salju dengan pita hingga Putri Salju jatuh dan seolah-olah meninggal dunia.
"Sekarang saatnya kamu berhenti sebagai wanita tercantik," kata wanita tua sambil berlalu pergi.
Tidak lama setelah itu, menjelang malam, para kurcaci pulang ke rumah, dan mereka semua terkejut melihat Putri Salu terbaring di tanah, tidak bergerak; mereka mengangkatnya dan saat mereka melihat pita yang melilit leher Putri Salju, mereka memotongnya dan saat itu Putri Salju bernapas kembali. Saat kurcaci mendengar cerita dari Putri Salju, mereka berkata,
"Wanita tua yang menjadi penjual keliling, pastilah tidak lain dari ratu yang jahat, kamu harus berhati-hati saat kami tidak berada di sini!"
Ketika ratu yang jahat tiba di rumah dan bertanya kepada sang Cermin:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Jawabannya sama dengan sebelumnya, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Saat mendengar jawaban tersebut, ia menjadi terkejut karena tahu bahwa Putri Salju masih hidup.
"Sekarang, saya harus memikirkan cara lain untuk membinasakan Putri Salju." Dan dengan sihirnya, ia membuat sisir yang mengandung racun. Kemudian dia menyamar menjadi seorang perempuan tua yang lain. Lalu pergi menyeberangi tujuh gunung dan datang ke rumah tujuh kurcaci. Ia mengetuk pintu dan berkata,
"Barang bagus untuk dijual! barang bagus untuk dijual!"
Putri Salju melihat keluar dan berkata,
"Pergilah, Saya tidak akan membiarkan siapapun masuk."
"Tapi kamu tidak dilarang untuk melihat-lihat," kata si wanita tua sambil mengeluarkan sisir beracun dan memegangnya. Sisir tersebut sangat menggoda Putri Salju sehingga ia akhirnya membuka pintu dan membeli sisir itu, dan kemudian wanita tua itu berkata:
"Sekarang, rambutmu harus disisir dengan benar."
Putri Salju yang malang tidak berpikir akan adanya mara-bahaya, membiarkan wanita itu menyisir rambutnya, dan tidak lama kemudian, sisir pada racun mulai bekerja dan Putri Salju pun terjatuh tanpa daya.
"Ini adalah akhir bagimu," kata si wanita tua sambil berlalu. Untungnya hari sudah hampir malam dan para kurcaci pulang tidak lama setelah kejadian itu. Saat mereka melihat Putri Salju terbaring di tanah seperti telah meninggal, mereka langsung berpikir bahwa ini adalah perbuatan ibu tiri yang jahat. Secepatnya mereka menarik sisir yang masih melekat di rambut Putri Salju dan saat itupun Putri Salju terbangun, lalu menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Para kurcaci memperingatkan ia untuk lebih berhati-hati lagi dan jangan pernah membiarkan orang masuk.
Saat ratu tiba di rumah, ia berdiri di depan cermin dan berkata,
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Jawabannya sama dengan sebelumnya, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Ketika ratu mendengar ini, ia menjadi gemetar karena marah, "Putri Salju harus mati, walaupun saya juga harus mati!" Lalu ia masuk ke kamar rahasianya dan di sana ia membuat sebuah apel racun. Apel yang cantik dan menggiurkan, berwarna putih dan merah. Siapapun yang melihatnya pasti tergiur dan siapapun yang memakannya walaupun sedikit, akan mati keracunan. Saat apel itu telah siap, ia pun menyamar kembali dan berpakaian seperti wanita petani, lalu ia menyeberangi tujuh gunung di mana tujuh kurcaci tinggal. Dan ketika ia mengetuk pintu, Putri Salju melongokkan kepala melalui jendela dan berkata,
"Saya tidak berani membiarkan siapapun masuk, tujuh kurcaci sudah melarang saya."
"Baiklah," kata si wanita, "Saya hanya ingin memberikan sebuah apel ini kepadamu."
"Tidak," kata Putri Salju, "Saya tidak berani mengambil apapun."
"Apakah kamu takut akan racun?" tanya si wanita, "lihatlah, saya akan membelah apel ini menjadi dua bagian, kamu akan mendapatkan bagian yang berwarna merah, dan saya bagian yang putih."
Apel tersebut dibuat dengan cerdiknya, sehingga bagian yang beracun adalah bagian yang berwarna merah. Putri Salju menjadi tergiur akan kecantikan apel itu, dan ketika ia melihat si wanita petani memakan apel bagiannya, Putri Salju menjadi tidak tahan lagi, ia mengulurkan tangannya keluar dan mengambil bagian apel yang beracun. Tidak lama setelah ia memakan apel tersebut, ia pun terjatuh dan sepertinya meninggal. Sang Ratu jahat, tertawa keras dan berkata,
"Putih seperti salju, merah seperti darah, hitam seperti ebony! kali ini, kurcaci takkan dapat menghidupkan kamu kembali."
Lalu ia pun pulang dan bertanya kepada cerminnya,
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Cermin menjawab, "Anda adalah yang tercantik dari semuanya".
Hati ratu yang tadinya penuh dengan kecemburuan, akhirnya menjadi tenang dan bahagia.
Para kurcaci, saat pulang di malam hari, menemukan Putri Salju terbaring di tanah, dan tak ada nafas lagi yang keluar dari hidungnya. Mereka mengangkatnya, mencari-cari racun yang membunuh Putri Salju, memotong pitanya, menyisir rambutnya, mencucinya dengan air dan anggur, tetapi semua sia-sia, putri malang itu telah meninggal. Mereka akhirnya menaruh Putri Salju dalam sebuah peti, dan mereka semua duduk mengelilinginya, menangisi kematiannya selama tiga hari penuh. Walaupun meninggal, Putri salju terlihat seolah-olah masih hidup dengan pipinya yang merona. Para kurcaci kemudian berkata,
"Kita tidak akan menguburnya di tanah yang gelap." Lalu merekapun membuat peti yang terbuat dari gelas yang bening sehingga mereka dapat melihat Putri Salju dari segala sisi. Putri Salju dibaringkan di peti tersebut, dan di peti itu ditulislah nama Putri Salju dengan tulisan emas, beserta kisah bahwa ia adalah putri seorang raja. Kemudian mereka meletakkan peti itu di atas gunung, dan salah satu dari mereka selalu tinggal untuk mengawasinya. Burung-burung pun datang berkunjung dan turut berduka, yang datang pertama adalah burung hantu, lalu burung gagak, lalu seekor burung merpati.
Untuk beberapa lama, Putri Salju terbaring di peti gelas itu dan tidak pernah berubah, terlihat seolah-olah tidur. Ia masih tetap seputih salju, semerah darah dan rambutnya sehitam ebony. Suatu ketika seorang pangeran lewat di hutan yang menuju ke rumah kurcaci. Saat ia melihat peti di puncak gunung beserta Putri Salju yang cantik di dalamnya, ia menjadi jatuh cinta, dan setelah ia membaca tulisan yang ada pada peti itu. Ia berkata kepada para kurcaci,
"Biarkan saya memiliki peti beserta Putri Salju ini, saya akan memberikan apapun yang kalian minta."
Tetapi kurcaci menolak dan mengatakan bahwa mereka tidak mau berpisah dengan Putri Salju walaupun dibayar dengan emas yang ada di seluruh dunia. Tetapi sang Pangeran berkata,
"Saya memintanya dengan amat sangat, karena saya tidak akan bisa hidup tanpa melihat Putri Salju; Jika kalian setuju, saya akan serta merta membawa kalian semua dan menganggap kalian seperti saudaraku sendiri."
Saat sang Pangeran berbicara dengan sungguh hati, para kurcaci menjadi iba dan memberikan sang Pangeran peti yang berisikan Putri Salju, dan sang Pangeran pun memanggil pelayan-pelayannya untuk mengangkat peti tersebut ke istana. Di perjalanan, seorang pelayan terantuk pada semak-semak sehingga peti yang diangkatnya menjadi terguncang dan sedikit miring. Saat itulah apel beracun yang ada pada kerongkongan Putri Salju, keluar dari mulutnya. Putri Salju membuka matanya dan membuka penutup peti, turun dan berdiri dalam keadaan sehat-walafiat.
"Oh, dimanakah saya berada?" tanyanya. Sang Pangeran secepatnya menjawab dengan hati riang, "Kamu aman di dekatku," dan menceritakan semua yang terjadi. Sang Pangeran lalu berkata lagi,
"Saya lebih memilih kamu dibandingkan dengan apapun yang ditawarkan oleh dunia; ikutlah bersama saya menuju istana ayahku dan jadilah pengantinku."
Putri Salju yang baik hati, ikut bersama pangeran dan direncanakanlah pesta perkawinan yang meriah untuk mereka berdua.
Ibu tiri Putri Salju juga ikut diundang menghadiri pesta dan saat berhias di cermin, ia pun bertanya pada cermin ajaibnya:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Cermin menjawab, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada bandingannya, Pengantin yang baru ini seribu kali lebih cantik."
Sang Ratu menjadi marah dan mengutuk karena kecewa, ia hampir saja membatalkan kehadirannya di pesta pernikahan Putri Salju, tetapi rasa penasarannya membuat ia tetap pergi. Saat ia melihat pengantin wanita, ia menjadi terkejut karena pengantin wanita tersebut tidak lain adalah Putri Salju. Kemarahan serta ketakutan bercampur aduk menjadi satu dan saat itu juga, sang Ratu yang jahat tersedak karena marahnya, terjatuh dan meninggal, sedangkan Putri Salju dan pangeran, hidup bahagia selama-lamanya.


Snow White and the Seven Dwarfs (Snow White)



In a mid-winter, when snow fell from the sky like feathers, a queen sat sewing near the window.
Wood frame used to embroider ebony-black. While embroidering, the Queen looked at the snow and pricked her finger accidentally by a needle so that three drops of blood falling wet snow. When he saw how bright the color red, he said to himself, "I wish to have a child as white as snow, as red as blood, and as black as ebony".

Not long after that, the queen gave birth to a daughter whose skin is white as white as snow, lips red as red as blood, and hair black as black as ebony wood, and gave the name Snow White.
When her daughter was born, the queen had died.

After a year had passed, the King married again with a very beautiful woman, but proud and happy if there were not exceeding beauty. The new Queen has a magic mirror, where the Queen often stand looking in the mirror and say:

"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"

And the mirror always answered, "You are the fairest of all".

And the Queen was satisfied, knowing that magic mirror never tell lies.

Snow White is now growing more and more beautiful, and when he grows up, her beauty far exceeds the beauty of the Queen herself. So one day when the queen asked her mirror:

"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"

The mirror answered, "Queen, you are beautiful, but Snow White is more beautiful than you."

Snow in the forest ran through sharp rocks and shrubs berduriSang Queen became shocked and face color to yellow then green by jealousy, and since then, he turned to hate Snow White. The longer, jealousy grew, until he did not have peace again. He then ordered a hunter to destroy Snow White.

"Bring Snow White into the forest, so I'll never see him again. You should destroy it and bring me her heart as proof.

The hunter agreed, bringing Snow White to the forest; but when he drew his sword, Snow White crying, and said:

"O, hunter, do not kill me, I will go and get into the wild forest, and will not be back again."

Hunters who put compassion, said:

"Go on then, the daughter of the poor;" because the hunter thought that wild animals will eat Snow White, and Snow White as she let go, her heart became lighter as if freed from gencetan heavy stone. At that moment he saw a boar pass, and the hunter catches the boar then took her to be brought to the Queen as proof.

Snow White is now in a wild forest, felt tremendous fear and did not know what action to take when fear struck. Then he started to run, ran over sharp rocks and running through thorny bushes, and wild animals were mengerjarnya, but not to hurt Snow White. He ran over his legs capable of carrying it away, and when the night is almost here, he arrived at a small house. Snow also went inside to rest. Everything that was in the house, is very small, but beautiful and clean. In the house there are benches and tables at the base with a white cloth, and on it there are seven pieces of plate, knife, fork and cup drinking. Near the wall, seen seven little beds bed, side by side, and covered with white sheets as well. Snow became very hungry and thirsty, ate from each plate a little porridge and bread, and drink a little of each cup, so he does not spend one plate only. Snow finally felt tired and lay down on the bed, but the bed was too short, there is too long, fortunately, to-seven beds which is in accordance with his height; and he was asleep on the bed.

At nightfall, the owner of the house came home and they were seven dwarfs who work digging an underground tunnel in the mountains. When they lit the seven candles that illuminate the entire house, they realize that there are people who have entered into the house because some things have changed places, not like when they leave the house.

The first said, "Who has been sitting in my little chair?"
The second one said, "Who has been eating from my little plate?"
The third one said, "Who took my little bread?"
The fourth one said, "Who's been eating my porridge?"
The fifth one said, "Who has been using my fork?"
The sixth one said, "Who has been cutting with my knife?"
The seventh one said, "Who has been drinking out of my cup?"

Then the first, look around the house and saw signs that his bed had been slept in, shouting, "Who's been sleeping in my bed?"

And when the others also came, they said, "Someone has been sleeping in my bed!"

The seventh dwarf amazed at the beauty of Princess SaljuKetika seventh dwarf saw his bed, he saw Snow White sleeping there, then he conveyed to another dwarf, which come in a hurry to see Snow White, and in their shock, they each lifted the candle Snow to see more clearly.

"Oh my God! They said," who is this beautiful daughter? "And because they were excited to see Snow White, they do not have the heart to wake him. Seventh dwarf had to take turns sleeping with his friends, every one hour, in each of his bed until the night passed.

Towards morning, when Snow White woke up and saw the seven dwarves, Snow White becomes frightened, but they look friendly and even asked his name and how he could arrive at their home. Snow also tells how his mother's hopes that he died, how the hunter spared her life, how he ran all day, until arriving to their home.

The dwarf then said, "If you want to clean the house, cook, wash, trim beds, sewing, and set everything to keep it neat and clean, you can stay here, and you will not lack anything."

"I strongly agree," Daughter Salu forces, and he was living in the house, and set up house. On the morning of the dwarves to the mountain to dig for gold, at night when they go home, they had prepared dinner. Each Snow White left alone, the dwarves often give advice:

"Be careful on your stepmother, he would know that you were here. Never let anyone into the house."

Queen who has seen evidence of the death of Snow White in the form of hearts, which was taken by a hunter, being quiet, standing in front of the mirror and said:

"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"

And the mirror answered, "Queen, although almost incomparable beauty, Snow White who lives in a small house along with the seven dwarfs, a thousand times more beautiful."

Queen in disguise, selling ribbons to Princess SaljuRatu be surprised to hear it, and he finally figured out that the hunter had been deceived, and Snow White is still alive. He had to think hard to kill Princess Salu, as long as he is not the most beautiful woman among all, jealousy will not be able to make it rest in peace. He finally get a plan, he disguises his face and wearing clothes commonly worn by older women so that no one could recognize him. In disguise, he went through seven mountain until finally arriving at the house belonged to seven dwarfs. He knocked on the door and said:

"Good stuff for sale! Good stuff for sale!"

Snow White peeped from the window and said:

"Good afternoon, what are you selling?"

"Good stuff," he said, "Ribbons of various kinds of color" and he then handed a ribbon made of silk.

"I do not have to be afraid to let this old woman in," thought Snow White, then he opened the door and buy a beautiful ribbon.

"How beautiful you are, my son!" the old lady said, "Come here and let me help you to put this band."

Snow unsuspecting, standing in front of him and let the old woman for her band pair, but the old woman quickly grabbed up Snow White with ribbon and Snow White fell as if dead.

"Now it's time you stopped as the most beautiful woman," said the old woman as she passed away.

Not long after that, towards evening, the dwarves came home, and they were all surprised to see Salu daughter lying on the ground, not moving; they picked it up and when they see a ribbon wrapped around the neck of Snow White, they were cut and then re-breathing Snow White. When the dwarfs heard the story of Snow White, they said,

"The old woman who became a vendor, must be none other than the evil queen, you should be careful when we're not here!"

When the evil queen arrives at the house and asked the Mirror:

"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"

The answer is the same as before, "the Queen, although almost incomparable beauty, Snow White who lives in a small house along with the seven dwarfs, a thousand times more beautiful."

When I heard the answer, he was surprised to know that Snow White is still alive.

"Now, I have to think of other ways to destroy Snow White." And with his magic, he made a poisonous comb. Then he disguised as an old woman to another. Then went across the seven mountains and the seven dwarfs came home. He knocked on the door and said,

"Good stuff for sale! Good stuff for sale!"

Snow White looked out and said,

"Go away, I'm not going to let anyone go."

"But you are not forbidden to have a look," said the old woman, taking out the poisoned comb and holding it. The comb is very seductive Snow White so she finally opened the door and bought the comb, and then the old woman said:

"Now, your hair should be combed properly."

Poor Snow White did not think that there mara-danger, let the woman combing her hair, and shortly thereafter, comb the poison began to work, and Snow was falling without power.

"This is the end for you," said the old woman as she passed. Fortunately it was almost evening and the dwarves go home shortly after the incident. When they saw Snow White lying on the ground as dead, they immediately think that this is an act of evil stepmother. Eventually they pull comb the hair still attached in Snow White and the time and even then Snow White awoke, and told all the events that happened. The dwarfs warned her to be careful again and never let the people go.

When the queen arrived at the house, he was standing in front of a mirror and said,

"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"

The answer is the same as before, "the Queen, although almost incomparable beauty, Snow White who lives in a small house along with the seven dwarfs, a thousand times more beautiful."

Snow fell after eating apples beracunKetika queen heard this, she was trembling with anger, "Snow White must die, although I also have to die!" Then he went into his secret room and there he made a poison apple. Apples are beautiful and seductive, white and red. Anyone who saw it and those who are tempted to eat it even slightly, will die of poisoning. When the apple was ready, he returned disguised and dressed like a peasant woman, then he crossed the seven mountains where the seven dwarfs lived. And when he knocked on the door, Snow White stuck his head through the window and said,

"I do not dare let anyone in, the seven dwarfs have banned me."

"Well," said the woman, "I just want to give an apple to you."

"No," said Snow White, "I dare not take anything."

"Are you afraid of poison?" asked the woman, "behold, I will divide this into two parts apple, you will get the red, white, and my part."

Apples are made with cleverly, so that part is the toxic red. Snow will be tempted beauty of the apple, and when he saw the peasant woman eating apple part, Snow White becomes not take it anymore, he stretched out his hand and took the poisonous apple. Not long after he ate the apple, she fell and seemed to die. The evil queen, laughed loudly and said,

"White as snow, red as blood, black as ebony! Times, the dwarf would not be able to turn you back."

Then he went home and asked her mirror,

"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"

The mirror answered, "You are the fairest of all".

Queen of hearts that had been filled with jealousy, eventually became calm and happy.

The dwarf, at home in the evening, found Snow White lying on the ground, and no longer breath coming out of his nose. They picked it up, looking for toxins that kill Snow White, cut the ribbon, comb her hair, wash it with water and wine, but all in vain, the poor daughter had died.
They finally put Snow White in a coffin, and they all sat down together, weeping for his death for three full days. Although dead, snow princess look as if still living with flushed cheeks. The dwarf then said,

"We're not going to bury him in the land of the dark." Then they made a coffin made of clear glass so that they can see Snow White from all sides. Snow White was laid in the coffin, and the coffin was ditulislah name in Snow White with gold lettering, along with the story that she was the daughter of a king. Then they put the coffin on the mountain, and one of them always stay to watch. The birds would visit and sorry, that comes first is an owl, then a raven, then a dove.

For the longest time, Snow White lying in a glass coffin and never changes, it looks as though sleeping. He was still as white as snow, as red as blood and hair as black as ebony. Once a prince through the forest leading to the dwarf. When he saw the coffin on the mountain top along with the beautiful Snow White on the inside, he became enamored, and after he read the writings on the crate. He said to the dwarf,

"Let me have the coffin along with Snow White, I will give you whatever you ask."

But the dwarf refused and said that they did not want to part with Snow even paid with gold in the whole world. But the Prince said,

"I asked him very intensely, because I can not live without seeing Snow White; If you agree, I would not necessarily take you all and think of you as my brother."

Snow White woke up after a poisoned apple out of mulutnyaSaat the Prince spoke earnestly, the dwarf was sorry and gave the Prince casket containing the Snow White and the Prince summoned his servants to lift the crate to the palace. On the way, a waiter tripping over bushes so that the crate is lifted into shaken and slightly sloping. That's when the poisoned apple that of the esophagus Snow, came out of his mouth. Snow White opened her eyes and opened the lid, down and stand in good health-hearty.

"Oh, where am I?" he asked. The Prince immediately replied with a merry heart, "You are safe around me," and told him all that happened. The Prince then said again,

"I would rather have you than anything offered by the world, come along with me into my father's palace and be my bride."

Snow good-hearted, come with the prince and festive wedding party is planned for both of them.

Snow White's stepmother also invited to attend the party and when decorated in the mirror, he asks the magic mirror:

"Mirror on the wall, Who is fairest among all?"

The mirror answered, "Queen, although almost incomparable beauty, the new bride is a thousand times more beautiful."

The Queen became angry and cursed with disappointment, she almost canceled the presence at the wedding of Snow White, but her curiosity made her go anyway.
When he saw the bride, he was surprised that the bride is none other than Snow White. Anger and fear mixed into one and at that moment, the evil queen choked with rage, fell and died, while Snow White and the prince, live happily ever after.


Dongeng Rapunzel

Suatu ketika tersebutlah pasangan suami istri yang sangat mendambakan seorang anak. Rasa sedih dan sepi selalu menyelimuti mereka saat itu. Tapi sekian lama berlalu, sang istri pun menunjuka tanda bahwa di hamil. Mereka pun sangat senang akan hal itu.

Tapi kesenangan mereka tidak bertahan lama. Sang istri jatuh sakit. Sang suami pun bingung karena tidak ada obat atau orang yang bias menyembuhkannya. Tapi tiba-tiba ada seorang wanita tua yang menyarankan untuk memakan bunga rampion yang hanya tumbuh di balik bukit.

Sang suami pun pergi untuk mengambil bunga tersebut untuk dijadikan obat untuk istrinya. Ternyata tempat dimana bunga tersebut tumbuh merupakan wilayah dari seorang penyihir jahat. Sang suami pun tidak mempuyai pilihan lain, jika dia tidak mendapatkan bunga tersebut istrinya akan meninggal. Dia akhirnya memberanikan diri untuk mengambil bunga tersebut. Tapi sayang usahanya gagal, penyihir jahat pemilik kebun dimana bunga rampion itu tumbuh memergoki sang suami sedang mencuri bunga dikebunya.

"Berani sekali kamu, mencuri bunga di kebun kesayangan ku!!!" Kata sang penyihir murka.

"Ku mohon ampunilah saya. Istri saya sedang mengandung dan sekarang sedang jatuh sakit. Hanya bunga rampion ini lah yang bisa menyembuhkannnya." Sang suami memohon

"Hahahahahha... Hahahahah... Hahahahah..." tiba-tiba sang penyihir tersebut tertawa.

"Kamu boleh membawa bunga rampion dari kebun ku sebanyak yang kamu butuhkan. Dan saya juga memaafkan atas tidakkan mu ini. Tapi dengan satu syarat. Kamu harus menyerahkan anak yang kelak lahir kepada ku. Tenang saja, saya akan memperlakukan anak itu seperti anak ku sendiri" Kata sang penyihir.

Sang suami pun bingung. Akhirnya dia memilih untuk menyetujui syarat tersebut untuk keselamatan istri, dirinya sendiri dan anak yang kelak lahir. Dan ketika bayinya lahir, sang penyihir pun muncul dan memberi bayi tersebut nama Rapunzel dan mengambilnya dari pelukan orang tuanya.

Rapunzel tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Ketika dia berumur 12 tahun, sang penyihir mengurungnya di sebuah menara di tengah hutan. Menara tersbut tidak memiliki tangga atau pintu, hanya sebuah jenela kecil di bagian atas menara. Dan ketika sang penyihir datang berkunjung, dia memerintahkan Rapunzel untuk menurunkan rambutnya.

Yup, Rapunzel dikaruniai rambut yang sangat cantik, panjang dan berkilau seperti emas. Rapunzel harus menurukan rambutnya tersebut melalui jendela ke bawah dan dengan rambut Rapunzel itu lah sang penyihir bisa naik ke atas menara.

Setelah beberapa tahun hidup dalam menara. Seorang pangeran tampan yang sendang berburu di hutan tanpa sengaja mendengar nyanyian merdu yang berasal dari menara tersebut. Dia mencoba mencari tahu dan ingin masuk ke dalam menara tersebut tapi dai tidak menemukan pintu atau tangga untuk naik ke atas. Sang pangeran pun putus asa dan memutuskan untuk pulang. Tapi nanyian yang dia dengar menyentuh hatinya. Oleh karena itu setiap hari dia pergi ke hutan dan mendengarnya. Suatu waktu dia melihat seorang penyihir datang ke menara tersebut dan berkata:

"Rapunzel, Rapunzel,, Ulurkan rambutmu ke bawah untuk saya."

Seperti biasa Rapunzel pun menurunkan rambutnya untuk penyihir tersebut naik ke atas.

Ke esokan harinya, sang pangeran pun datang dan mecoba cara yang sama seperti yang si penyihir itu lakukan. Dia berkata

"Rapunzel, Rapunzel,, Ulurkan rambutmu ke bawah untuk saya."

Berhasi! Rambut Rapunzel pun jatuh kebawah dan sang pangeran pun memanjat ke atas.

Rapuzel pun terkejut dan takut ketika ternyata sang pangeranlah yang naik ke atas. Rapunzel belum pernah bertemu dengan orang selain si penyihir. Tapi tutur kata sang pangeran yang halus dan sipatnya yang bershabat, rasa takut Rapunzel pun hilang. Sang pangeran pun menceritakan kenpa dia sampai berani masuk ke menara tersebut. Rapunzel sangat terkejut saat kemudian sang pangeran memintanya untuk menikah dengannya. Dan Rapunzel pun berkata iya.

"Saya akan pergi bersama kamu, tapi saya tidak tahu bagaimana keluar dari sini. Bawakan saya sebuah gulungan sutra setiap kamu datang. Dan aku akan menenun tali dari sutra tersebut. Ketika tali itu sudah siap, saya akan turun dan bawa aku ke istana."

Mereka pun setuju dan meminta sang pangeran untuk datang malam hari karena sang penyihir akan datang di siang hari. Tapi suatu ketika, ketika sang penyihir memanjat ke atas, Rapunzel mengeira itu merupakan sang pangeran yang dia sayangi.

"Pangeran ku sayang, kenapa kamu begitu berat hari ini?" Rapunzel berkata.

"Pangeran???" sang penyihir terkejut. "Saya kira, saya sudah memisahkan mu dari dunia luar. Ternyata saya salah." Kata sang penyihir dengan marah.

Dengan murka sang penyihir mengambil gunting dan munggunting rambut panjang Rapuzel dan membuang Rapuzel ke gurun pasir. Kemudian sang penyihir mengikatkan rambut Rapunzel di jendela untuk mencari tahu siapa orang yang mengunjungi Rapunzel setiap hari. Benar saja sang pangeran pun datang, sang penyihir pun menurunkan rambut Rapunzel yang telah dipotong tersebut.

Ketika sang pangeran naik ke atas, dia terkejut, bukan Rapunzel yang dia temukan malah penyihir jahat yang ada.

"Ahhha..Rapunzel telah pergi. Kamu tidak akan pernah menjempainya lagi untuk selamanya." Kata penyihir dengan jahat.

Sang pangeran sedih dan merasa putus asa. Akhirnya dia melompat dari menara untuk lari dari penyihir tersebut. Tapi sayang, duri menusuk ke dua matanya ketika jatuh. Sang pangeran pun menjadi buta. Dia merasa terluka dan berjalan tak tentu arah meratapi nasibnya yang kehilangan wanita yang dia cintai. Sekian lama berjalan tak tentu arah, samapi membawanya ke gurun pasir dimana Rapunzel di buang. Di situlah sang pangeran mendengar nyanyian merdu yang tidak akan pernah dilupakannya. Ya, nyanyian merdu itu milik kekasihnya, Rapuzel.

Mereka berdua pun akhirnya dipertemukan kembali. Rapuzel tidak berhenti-hentinya menangis, kondisi pangeran yang dia cintai penuh luka dan buta. Keajaiban pun terjadi, air mata Rapunzel menetes ke mata sang pangeran, dan dengan ajaibnya ke dua mata sang pangeran membuka dan bisa melihat kembali. Sang pangeran pun membawa Rapuzel pulang ke istana dan mereka berdua hidup bahagia untuk selamanya.


Rapunzel fairy tale


Once tersebutlah couples who crave a child. Feeling sad and lonely always enveloped them at that time. But a long time passed, his wife also signs that in pregnant menunjuka.
They were very happy about it.

But their fun did not last long. The wife fell ill. The husband was confused because there is no cure or heal a biased person. But suddenly there was an old lady who suggest taking rampion flower that only grows in the hills.

The husband went to pick up the flowers to be used as medicine for his wife. It turned out that the place where the flowers grow is a region of an evil wizard.
The husband was not a bona fide alternative, if he does not get the interest of his wife will die. He finally ventured to take such interest. But unfortunately his efforts fail, the evil witch owner's garden where flowers grow rampion husband caught stealing flowers dikebunya.

"How dare you, stealing my favorite flowers in the garden !!!" Said the witch's wrath.

"I beg forgive me. My wife is pregnant and is now being taken ill. Rampion Only interest is the one who can menyembuhkannnya." The husband pleaded

"Hahahahahha ... Hahahahah ... Hahahahah ..." suddenly the wizard laughed.

"You may bring flowers rampion of my garden as much as you need. And I also forgive you tidakkan on this., But with one condition. You have to give children born to my future. Worry, I will treat the child as a child of my own "said the wizard.

The husband was confused. Finally he chose to approve the terms for the safety of my wife, himself and children born later. And when the baby is born, the witch appeared and gave the baby the name of Rapunzel, and took it from the arms of his parents.

Rapunzel grew into a very beautiful girl. When he was 12 years old, the witch locked her in a tower in the middle of the forest. Tersbut tower has no stairs or doors, only a small jenela at the top of the tower. And when the witch came to visit, he ordered Rapunzel to lose her hair.

Yup, Rapunzel was blessed with a very beautiful hair, long and lustrous like gold. Rapunzel had to slow down their hair down through the window and it was the one with Rapunzel hair wizard can rise to the top of the tower.

After several years of living in the tower. A handsome prince that spring hunting in the woods accidentally heard beautiful singing coming from the tower. He tried to find out and want to get into the tower but found no dai doors or stairs to climb to the top. The prince was desperate and decided to go home. But he heard nanyian touched his heart. Therefore, every day he went into the woods and hear. One time he saw a magician came to the tower and said:

"Rapunzel, Rapunzel ,, Hold out your hair down for me."

As usual Rapunzel hair was lowered to the witches rise to the top.

To the next morning, the prince came and tries the same way as it did the magician. He said

"Rapunzel, Rapunzel ,, Hold out your hair down for me."

Been able to! Rapunzel hair fell down and the prince was to climb to the top.

Rapuzel was shocked and scared when it turns out the pangeranlah who rise to the top. Rapunzel had never met with a person other than the witch. But the prince said smooth and sipatnya that bershabat, Rapunzel fear is gone. The prince also told kenpa him to dare go into the tower. Rapunzel was very surprised when the prince then asked her to marry him. And Rapunzel was say yes.

"I will go with you, but I do not know how to get out of here. Bring me a roll of silk each time you come. And I will weave the rope of silk. Rope when it is ready, I will come down and take me to the palace."

They agreed and asked the prince to come at night because the wizard will come in during the day. But one day, when the witch climbed up to the top, Rapunzel mengeira it is the prince that he loved.

"My dear Prince, why are you so heavy these days?" Rapunzel said.

"Prince ???" Witch shocked. "I think, I have separated you from the outside world. Apparently I was wrong." The wizard said angrily.

With the wizard's wrath took scissors and long hair munggunting Rapuzel Rapuzel and throw into the desert. Then the witch Rapunzel hair tied in a window to find out who the people who visit Rapunzel every day. Sure enough the prince was coming, the wizard also lowered the Rapunzel hair that has been cut.

When the prince's rise to the top, he was surprised, not Rapunzel he found instead that there is an evil witch.

"Ahhha..Rapunzel has gone. Menjempainya You'll never again forever."
Said with an evil witch.

The prince felt sad and hopeless. Finally he jumped from the tower to escape from the witch. But unfortunately, two thorns pierced into his eyes when it falls. The prince became blind. He felt hurt and walking aimlessly lamenting his fate who lost the woman he loved. A long walk aimlessly, till took him to the desert where Rapunzel in the exhaust. That's where the prince heard beautiful singing that will never be forgotten. Yes, it belongs to his girlfriend melodious singing, Rapuzel.

They both were eventually reunited. Rapuzel not help crying stopped, the condition of the prince that she loved scarred and blind. The miracle happened, Rapunzel tears dripping into the eyes of the prince, and the two miraculously into the prince's eyes open and can see again. The prince was brought Rapuzel back to the palace and they both live happily forever.


Cindelaras

Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi oleh seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang memiliki sifat iri dan dengki. Raja Putra dan kedua istrinya tadi hidup di dalam istana yang sangat megah dan damai. Hingga suatu hari selir raja merencanakan sesuatu yang buruk pada permaisuri raja. Hal tersebut dilakukan karena selir Raden Putra ingin menjadi permaisuri.

Selir baginda lalu berkomplot dengan seorang tabib istana untuk melaksanakan rencana tersebut. Selir baginda berpura-pura sakit parah. Tabib istana lalu segera dipanggil sang Raja. Setelah memeriksa selir tersebut, sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri," kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patih untuk membuang permaisuri ke hutan dan membunuhnya.

Sang Patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke tengah hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuh sang permaisuri. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. "Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh," kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja merasa puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri.

Setelah beberapa bulan berada di hutan, sang permaisuri melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam. Cindelaras kemudian mengambil telur itu dan bermaksud menetaskannya. Setelah 3 minggu, telur itu menetas menjadi seekor anak ayam yang sangat lucu. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Kian hari anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang gagah dan kuat. Tetapi ada satu yang aneh dari ayam tersebut. Bunyi kokok ayam itu berbeda dengan ayam lainnya. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...", kokok ayam itu

Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya itu dan segera memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam. "Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku," tantangnya. "Baiklah," jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak terkalahkan.

Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat hingga sampai ke Istana. Raden Putra akhirnya pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras ke istana. "Hamba menghadap paduka," kata Cindelaras dengan santun. "Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata," pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. "Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?" Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...," ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. "Benarkah itu?" Tanya baginda keheranan. "Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda."

Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. "Aku telah melakukan kesalahan," kata Baginda Raden Putra. "Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku," lanjut Baginda dengan murka. Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.


Cindelaras


Jenggala kingdom led by a king named Raden Putra. He was accompanied by a consort of a kind and a concubine who has the nature of envy and jealousy. The king's son and his wife both had been living in a very magnificent palaces and peaceful. Until one day the king's concubines planning something bad on the king's consort. This is done because the concubine Raden Putra would like to become empress.

Concubine of the king and of conspiring with a royal physician to implement the plan. The king's concubine pretended severe pain. Royal physician and immediately called the King. After checking the concubine, the physician said that someone had put poison in the drink princess. "That man is none other than the King's own consort," said the physician. The king was angry to hear the explanation of the royal physician. He immediately ordered the duke to throw into the woods and kill her consort.

The empress Patih immediately bring it to the pregnant jungle. But, the wise duke it did not want to kill the empress. Apparently the duke already know the king's concubine malicious intent. "Mr. daughter not to worry, I will report to the king that the princess had servants to kill," said duke. To deceive the king, the duke smeared his sword with rabbit blood were captured. The king was satisfied when the duke to report that he had killed the empress.

After a few months of being in the woods, the empress gave birth to a boy. The boy gave the name Cindelaras. Cindelaras grow into a smart and handsome boy. Since childhood he had been friends with the forest-dwelling animals. One day, when it was playing, an eagle dropped a chicken's egg. Cindelaras then take the eggs and intends menetaskannya. After 3 weeks, the eggs hatch into a chick who is very funny. Cindelaras diligently maintain the chicks. The more days the chicks grow into a cock is manly and strong. But there is a strange one from the chicken. The sound of the cock crowing different from the other chickens. "... My Lord Cindelaras Kukuruyuk, his house in the middle of the jungle, palm leaf roof, his father Raden Putra ...", the rooster

Cindelaras was amazed to hear the crowing chickens and immediately showed it to her mother. Then, the mother Cindelaras recount the origins of why they were in the woods. Hearing the mother's story, Cindelaras determined to expose evil to the palace and the king's concubine. After his mother's permission, Cindelaras go to the palace accompanied by a rooster. While on the way there are some people who are risking chicken. Cindelaras then called by the penyabung chicken. "Come, if you dare, adulah jantanmu chicken with my chicken," she challenged. "All right," replied Cindelaras. When pitted, it turns Cindelaras rooster fight gallantly and in a short time, he can beat his opponent. After a few times pitted, chicken Cindelaras unbeaten.

News about the greatness of chicken Cindelaras spread quickly to get to the Palace. Raden Putra was finally heard the news. Then, Raden Putra asked Cindelaras hulubalangnya to invite to the palace. "Servant facing your majesty," said Cindelaras politely. "The boy is handsome and smart, like he was not a descendant of ordinary people," thought the king. Chicken Cindelaras pitted with chicken Raden Putra on one condition, if chicken Cindelaras then he was willing to lose his head chopped off, but if the chicken wins then half the wealth belonged Cindelaras Raden Putra.

Two chickens were fighting bravely. But in a short time, succeeded in conquering chicken chicken Cindelaras the King. The audience cheered and cheered Cindelaras chicken. "I will admit defeat. I will keep my promise., But, who are you, young man?" Asked the King Raden Putra. Cindelaras immediately bent like whispering something in his chicken. Not how long the chicken immediately rang. "... My Lord Cindelaras Kukuruyuk, his house in the middle of the jungle, palm leaf roof, his father Raden Putra ...," the rooster crowed repeatedly. Raden Putra was surprised to hear the crowing cock Cindelaras. "Is it?" The king asked in astonishment. "Yes Sire, name Cindelaras servant, the servant is the consort of the king's mother."

At the same time, the duke immediately facing and telling all the events that have actually happened to the empress. "I've made a mistake," said the king Raden Putra. "I will give appropriate punishment to my mistress," said the king with rage. Then, concubine Raden Putra was to dispose of the woods. Raden Putra immediately hugged her and apologized for his mistake After that, Raden Putra and district chief consort to immediately pick up the forest .. Finally Raden Putra, empress and Cindelaras can regroup. After Raden Putra died, Cindelaras replace his position. He ruled the country justly and wisely.


Bawang merah & Bawang putih

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.

Red onion & garlic

 A long time ago in a village lived a family consisting of father, mother and a beautiful teenage girl named garlic. They are a happy family. Although garlic dad just ordinary traders, but they live in harmony and peace. But one day the mother garlic ill and eventually died. Garlic is grieving so did his father.

In the village lived a widow who also had a son named Onion. Since mother died Garlic, Onion mother often visited the house of Garlic. He often brought food, garlic help clean the house or simply accompany his father Garlic and chat. Garlic dad finally thought that it might be better if he just married the mother Onion, Garlic that is not lonely anymore.

In consideration of the garlic, then the father is married to the mother Garlic onion. Originally mother onion and shallot very well to garlic. But over time their true nature began to appear. They often scold garlic and give him a heavy work if the father was going to trade Garlic. Garlic should be doing all the housework, while Onion and his mother just sitting around. Of course Garlic father did not know, because garlic is never told.

One day Garlic father fell ill and later died. Since that time his mother Onion and more powerful and arbitrarily to Garlic. Garlic is almost never rested. He had to get up before dawn to prepare breakfast for the water bath and Onion and mother. Then he has to feed livestock, watering gardens and washing clothes to the river. Then he still had to iron, clean the house, and many other jobs. However Garlic is always to do his job, because he hopes one day his stepmother would love her like his own child.

This morning as usual Garlic carrying basket of clothes to be washed in the river. With a little singing her down a path at the edge of a small forest usual path. The day was very sunny. Garlic immediately wash all the dirty clothes he was carrying. Because of too much fun, Garlic bahwasalah not realize the dress has been washed away. Unfortunately the clothes are washed away her stepmother's favorite shirt. When aware of it, dress her stepmother had been washed away too far. Try the garlic down the river to look for it, but could not find him. In desperation, he returned home and tell her mother.

"Basic careless!" Snapped the stepmother. "I do not want to know, just you have to find something to wear that! And do not dare to go home if you have not found it. Got it? "

Garlic overlying forced to the wishes of his step. He immediately washed down the river where he was. Mataharisudah began to rise, but the Garlic is yet to find her clothes. She put up her eyes, carefully examined every panhandle roots overhanging the river, who knows her clothes caught there. After stepping away and the sun was already leaning to the west, Garlic saw a shepherd who was bathing buffalo. Garlic then asked: "O my good uncle, if uncle saw a red shirt that float through here? Because I have to find and bring him home. "" Yes I had seen kid. If you chase quickly, maybe you can catch him, "said the uncle.

"Well uncle, thank you!" Said Garlic and ran back down. It was getting dark, Garlic already getting desperate. Soon the night would come, and Garlic. From a distance it looks light coming from a hut by the river. Garlic immediately approached the house and knocked.
"Excuse me ...!" Garlic said. An old woman opened the door.
"Who are you, kid?" Asked the old woman.

"My Grandma Garlic. Just now I'm looking for my mother's clothes were washed away. And now benighted. Can I stay here tonight? "Garlic asked.
"Perhaps son. Are you looking for clothes that are red? "Said the grandmother.
"Yes, Grandma. What ... grandmother found him? "Garlic asked.

"Yes. That shirt was stuck in front of my house. Unfortunately, when I dress like that, "said the grandmother. "Well I'll give it back, but first you must accompany me here for a week. I have not talked with anyone, how? "Pleaded nenek.Bawang White thought for a moment. The grandmother looked lonely. Garlic also feel pity. "Well Grandma, I will accompany grandma for a week, as long as grandma does not get bored with me," Garlic said with a smile.

Garlic for a week staying with the grandmother. Garlic each day helps with housework grandmother. Of course the old woman happy. Until eventually even been a week, she called the grandmother garlic.
"Son, you've lived here a week. And I'm glad that you are diligent and dutiful son. According to my promise that you should bring clothes home mom. And another thing, you may choose one of two pumpkins this as a gift! "Said the grandmother.
Garlic initially refused were given a gift but still forced her grandmother. Garlic ultimately choose the smallest pumpkin. "I'm afraid not bring a big strong," he said. Grandma smiled and Garlic deliver up to the front of the house.

At home, Garlic handed his stepmother's red dress while she went to the kitchen to split the yellow pumpkin. Garlic was surprised when it was split pumpkin, gold jewels in it apparently contains very much. He was so excited and yell this magic to tell her stepmother and red onion langsun greedily grab the gold and jewels. They forced the garlic to tell how he could get the prize. Garlic also told the truth.

Hearing stories of garlic, onion and her mother plan to do the same thing but this time the onion will do. In short shallots finally got old grandmother's house on the edge of the river. Such as garlic, onion was asked to accompany him for a week. Unlike avid garlic, onion during the week just lazing. If nothing is done then the result is never good because it is always done at random. Finally after a week grandmother that allow onions to go. "Should not the grandmother gave me as a gift because accompany pumpkin for a week?" Asked onions. The old woman had ordered onion selecting one of the two pumpkins on offer. Onion quickly take a large pumpkin and without saying thank you he walked away.

Arriving at the house to meet his mother soon onion and pumpkin happily shows it carries. For fear of garlic will ask part, they had garlic to go to the river. Then they impatiently divide the pumpkin. But it was not gold jewels out of the pumpkin, but venomous animals such as snakes, scorpions, and others. The animals were immediately attacked the onion and her mother to death. That is the reward of those who are greedy.



CANDI PRAMBANAN(RORO JONGRANG)



 Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia juga mempunyai berbagai ilmu kesaktian yang tinggi. bahkan konon kesaktiannya lebih tinggi dari ayahnya karena Joko bandung suka berguru kepada para pertapa sakti.

    Di Prambanan terdapat sebuah kerajaan, Rajanya bernama Raja Boko. sang raja mempunyai seorang puteri berwajah cantik bernama Roro Jongrang. Raja Boko bertubuh tingggi besar sehingga sebagian besar orang menganggapnya sebagai keturunan raksasa.

    Antara Kerajaan pengging dan Kerajaan prambanan terjadi peperangan. Pada mulanya Raja pengging kalah. tentara Pengging banyak yang mati di medan perang.

    Mendengar kekalahan pasukan ayahnya maka Joko Bandung bertekad menyusul pasukan ayahnya. dalam perjalanan, di tengah hutan, Joko Bandung bertemu dan berkelahi dengan seorang raksasa bernama Bandawasa. Menjelang ajal Bandawasa yang juga berilmu tinggi ini ternyata menyusup ke dalam roh Joko Bandung dan minta namanya digabung dengan pemuda itu sehingga putera Raja Pengging ini bernama Joko Bandung Bandawasa.

Joko bandung maju ke medan perang, selama berhari-hari pertarungan berlangsung, namun pada akhirnya pemuda itu dapat mengalahkan dan membunuh Prabu Boko.
    Ketika Joko Bandung memasuki istana kaputren ia melihat Roro Jonggrang yang cantik jelita, Joko Bandung langsung jatuh cinta dan ingin memperisterinya, Namun Roro Jonggrang berusaha mengelak keingginannya karena Roro Jonggrang tahu bahwa pembunuh ayahnya adalaj Joko Bandung.

    Namun untuk menolak begitu saja tentu Roro jonggrang tidak berani, maka Roro Jonggrang mengajukan syarat, ia mau diperisteri oleh Joko Bandung asalkan Pemuda itu bersedia membuatkan seribu candi dan dua buah sumur yang sangat dalam dalam waktu satu malam.

    Menurut anggapan Roro Jonggrang pasti Joko Bandung tidak mungkin dapat memenuhi permintaan tersebut. Diluar dugaan Joko Bandung menyanggupinya. Joko Bandung Bandawasa yang sakti itu minta bantuan makhluk halus. Mereka bekerja keras setelah matahari terbenam, dan satu persatu candi yang diminta oleh Roro Jonggrang mendekati penyelesaian.

    Melihat kejadian tersebut, Roro Jonggrang heran karena bangunan candi yang begitu banyak sudah hampir selesai. Pada tengah malam sewaktu makhluk halus melanjutkan tugas menyelesaikan bangunan candi yang tinggal sebuah, Roro Jonggrang membangunkan gadis-gadis desa Prambanan agar menumbuk padi sambil memukul-mukulkan alu pada lesungsehingga kedengaran suara yang riuh. Ayam jantanpun berkokok bersahut-sahutan. Mendengar suara-suara tersebut, para makhluk halus segera menghentikan pekerjaannya. Disangkanya hari telah pagi dan matahari hampir terbit. 
    Permintaan Roro Jonggrang tidak dapat terpenuhi karena masih kurang satu bangunan candi. marahlah Joko Bandung, karena ulah dan tipu muslihat dari Roro Jonggrang.

    Waktu itulah Bandung mendekati Jonggrang dan berkata," Jonggrang..kau ini hanya mencari-cari alasan, kalau tidak mau jangan mencoba mengelabuhiku, kau ini keras kepala seperti batu!".
Seketika Roro Jonggrang berubah menjadi arca batu besar. Demikian pula para dara yang tinggal di desa Prambanan mendapat kutukan dari Bandung Bandawasa, tidak laku kawin sebelum mencapai usia tua.

    Candi yang dibuat makhluk halus meskipun jumlahnya belum mencapai seribu disebut candi sewu yang berdekatan dengan candi Roro Jonggrang. Maka candi Prambanan disebut juga candi Roro Jonggrang.


PRAMBANAN (RORO JONGRANG)



 Ages ago there was a kingdom in Pengging. the king has a son named Joko Bandung. Joko Bandung is a strong young man, like his father, he also has a variety of high miracle science. even supposedly his power higher than his father because Joko Bandung studied the ascetics like magic.

    In Prambanan are a royal, king named King Boko. the king has a daughter named Roro Jongrang beautiful face. King Boko tingggi bodied big that most people consider it a giant breeds.

    Between the Kingdom and the Kingdom prambanan Pengging event of war. At first King Pengging lost. Pengging many dead soldiers on the battlefield.

    Hearing his troops defeat the forces Joko Bandung was determined following the father. on the way, in the middle of the forest, Joko Bandung meet and fight with a giant named Bandawasa. Bandawasa dying are also highly knowledgeable turned out to infiltrate into the spirit Joko Bandung and asked his name combined with the youth so that Pengging King's son named Joko Bandung Bandawasa.

Joko Bandung forward into battle, for days battle took place, but in the end the young man can be defeated and killed King Boko.
    When Joko Bandung Kaputren entered the palace he saw Jonggrang his beautiful, Bandung Joko instantly fell in love and wanted memperisterinya, however evasive Jonggrang keingginannya because Jonggrang know that his father's killer adalaj Joko Bandung.

    But to reject offhand Jonggrang certainly not brave, then filed Jonggrang terms, he would diperisteri by Joko Bandung as long as the young man was willing to make a thousand temples and two wells are very deep in one night.

    Supposedly Jonggrang Joko Bandung certainly not be able to fulfill the request. Joko Bandung menyanggupinya unexpected. Joko Bandung Bandawasa that the holy spirits for help. They work hard after sunset, and one by one the temple requested by Jonggrang nears completion.

    Seeing the incident, Jonggrang surprised that so many of the temple is almost complete. In the middle of the night when spirits continue the task of completing the building of a temple stay, awaken Jonggrang Prambanan village girls in order to pound rice pounder while banging on lesungsehingga boisterous voice sounded. Jantanpun cock crowed bersahut-replication. Hearing the voices of the spirits immediately stop the work. He thought the day was early morning and the sun barely rising.
    Jonggrang request can not be fulfilled because it is still one of the temple. Joko Bandung angry, because the act and the schemes of Jonggrang.

    Bandung approaching that time Jonggrang and said, "Jonggrang .. you're just looking for excuses, if not do not try mengelabuhiku, you're stubborn as a rock".
Jonggrang instantly turned into a huge stone statue. Similarly, the virgin who lived in the village of Prambanan got the curse of Bandung Bandawasa, no mating behavior before reaching old age.

    Temple made spirits although the numbers have not reached a thousand called Sewu temple adjacent to the temple Jonggrang. So-called Prambanan temple also Jonggrang.


TIMUN MAS

Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.
Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.
        “Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.
          Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan.
          Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
        Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas.
Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.
       Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan.
       Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.
Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.
          Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.
         Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
         Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.

























                        CUCUMBERS MAS

           In ancient times , there lived a husband and wife farmers . They lived in a village near the forest . They live happily . Unfortunately they have not only blessed with a child too .
Every day they pray to the Almighty . They prayed for a child immediately given . One day a giant passed their home. The giant heard the prayer of husband and wife . The giant then gave them a cucumber seed .
        " Plant these seeds . Later you will get a girl , " said Giant . " Thank you , Giant , " the couple said . " But there are conditions . At age 17 the child should you leave it to me , " said Giant . Husband and wife were very longing for a child . Therefore they agreed without thinking .
          The husband and wife were farmers then plant the seeds of the cucumber . Every day they take care of the plants are starting to grow it as good as possible . Months later there grew a golden cucumber .
          The cucumber increasingly large and heavy . When the fruit was ripe , they picked it . Carefully they cut the fruit. Imagine their surprise , inside the fruit that they find a very beautiful baby girl . The husband and wife are very happy . They named the baby Cucumber Mas .
        The years passed . Cucumber Mas grown into a beautiful girl . His parents are very proud of him . But they became very afraid . Because the birthday Cucumber Mas 17th , the Giant came back . The giant menangih promise to take Cucumber Mas .
The farmer was trying to be calm . " Wait a minute . Cucumber Mas was playing . My wife would call him , " he said . The farmer soon meet his son . " Anakkku , take this, " he said, handing a cloth bag . " It 'll help against the Giants . Now run as fast as possible , " he said . Cucumber Mas then immediately run away .
       Husband and wife were saddened by the departure of Cucumber Mas . But they are not willing to have their children become food giant . Giants waited long enough . He became impatient . He knew , had lied to the couple . Then he destroyed the farmer 's cottage . Then he chased Cucumber Mas to forest .
       Giant Cucumber immediately ran after Mas . Giants closer . Cucumber Mas immediately took a handful of salt from the cloth bag . Then salt was sprinkled toward the Giants . Suddenly a wide sea was spread . Giant forced to swim with difficulty .
Cucumber Mas ran again . But then the giant almost caught up . Cucumber Mas re- take the magic object from his pocket . He took a handful of chili . The chili was thrown in the direction of the giant . Instantly tree with branches and sharp thorns giant trap . Giant screaming in pain . While Cucumber Mas ran to save themselves .
          But the Giants really strong . He was again almost catch Cucumber Mas . Cucumber Mas then took out the three magical objects . She cast a magical cucumber seeds . Instantly grew very wide cucumber field . Giant was very tired and hungry . He also ate fresh cucumbers it with gusto . Because of too much eating , sleeping giant .
         Cucumber Mas back escape . He ran hard. But over time the power runs out . Worse because the Giants woke up from his sleep . Giant almost caught him again . Cucumber Mas was so scared . He also threw the last weapon , a handful of shrimp paste . Again, a miracle occurred . A vast mud lake outspread . The giant fell into it . His hands almost reach Cucumber Mas . But the lake was pulled to the bottom mud . Giant panic . He could not breathe , and drown .
         Cucumber Mas relief . He has survived . Cucumber Mas was returned to his parents' house . Mom and Dad love to see Cucumber Cucumber Mas Mas survived . They welcome it . " Thank you , God . You have saved my son , "they said happily .
Since then Cucumber Mas can live quietly with his parents . They can live happily without fear again .


Malin Kundang

Dahulu kala hiduplah suatu keluarga nelayan yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang tinggal di pesisir pantai wilayah Sumatera. Keluarga tersebut sangatlah miskin, hingga pada suatu waktu karena kondisi ekonomi keluarga sudah sangat memprihatinkan maka sang ayah memutuskan untuk pergi mencari nafkah dengan mengarungi lautan yang luas untuk ke negeri seberang.
 Dan setelah kepergian sang ayah tinggallah Malin Kundang dan Ibunya, Waktu demi waktu berlalu, seminggu, sebulan hingga setahun lamanya, Sang ayah malin kundang tidak juga kembali ke kampung halamannya. Dan akhirnya ibunya harus menggantikan posisi sang ayah untuk mencari nafkah. Malin Kundang termasuk anak yang cukup cerdas walaupun sedikit nakal. Pernah suatu waktu ia mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu dan akhirnya tersandung batu yang menyebabkan lengan kanannya terluka karena terkena batu. Dan luka tersebut akhirnya membekas di lengan tangan kanan Malin.
 Singkat cerita Malin Kundang pun beranjak dewasa dan ia pun begitu sayang dan mencintai ibunya yang kerja banting tulang mencari nafkah setiap hari sebagai penjual kue untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk dirinya. Karena merasa kasihan pada ibunya maka ia berpikir untuk membantu ibunya untuk mencari nafkah di negeri seberang dan dengan harapan ketika kembali ke kampung halamannya nanti, ia sudah menjadi orang terpandang dan kaya-raya. "Bu, ini kesempatan yang baik dan amat langka buat saya", kata Malin. "Belum tentu ada kapal sebesar ini yang merapat dalam setahun sekali di pantai ini. Saya janji akan merubah nasib kita jika saya sudah menjadi kaya raya".
Awalnya ibu Malin Kundang tidaklah setuju, karena mengingat sang suami yang tidak pernah kembali setelah pergi merantau. Karena Malin selalu mendesak dan bersikeras untuk memenuhi niatnya tersebut akhirnya ibunya pun rela melepas kepergian Malin walaupun dengan hati yang sedih. Malin Kundang pun berangkat dengan menumpang kapal seorang saudagar yang sekarang sudah menjadi kaya raya.
Pada pertengahan perjalanan, kapal yang ditumpangi Malin Kundang tiba tiba diserang oleh serombongan bajak laut, barang - barang di kapal laut tersebut dirampas oleh bajak laut. Dan sebagian awak kapal dan pedagang yang menumpang kapal tersebut juga dibunuh oleh mereka. Beruntunglah Malin Kundang yang sempat bersembunyi di ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga terhindar dari amukan para bajak laut.
 Kapal pun terkatung-katung di tengah laut, perlahan-lahan akhirnya kapal yang ditumpanginya sampai pada suatu pantai, dan dengan sekuat tenaga Malin Kundang pun berjalan terus hingga akhirnya ditolong oleh penduduk desa terdekat dari pantai dan merupakan desa yang amat subur. Malin pun tinggal di desa tersebut dan dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, akhinya ia berhasil menjadi seorang yang amat kaya raya dan ia pun mempersunting seorang gadis bangsawan yang berderajat tinggi untuk menjadi istrinya.
Berita kekayaan Malin Kundang dan pernikahannya akhirnya sampai juga ke telinga ibu Malin Kundang tersebut, dan Ia pun merasa senang sekali dan bersyukur karena anaknya telah menjadi seorang yang sangat sukses. Sejak saat itu, Ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga untuk menantikan anaknya yang diharapkan dapat pulang ke kampung halamannya, tapi setiap kapal yang mendekat tidak dijumpai anaknya itu, dan ia yakin bahwa suatu hari pasti anaknya akan pulang menemuinya.
 Beberapa waktu setelah menikah akhirnya Malin Kundang dan istrinya melakukan pelayaran dengan disertai anak buah kapal dan pengawalnya. Ibu Malin Kundang pun melihat kedatangan kapal ke dermaga dan juga melihat ada 2 orang yang berpakaian menyilaukan mata karena pernak-pernik pakaian yang tekena sinar matahari sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin sekali bahwa yang sedang berdiri itu adalah anak yang ditunggu - tunggu selama ini yaitu Malin Kundang dan istrinya.
Setelah kapal mencapai dermaga ibu Malin pun bergegas menuju dermaga kapal tersebut, Malin akhirnya turun dari kapal dan ibunya pun berdesak-desakan dengan orang yang ingin menyaksikan sepasang muda mudi tersebut. Setelah cukup dekat, ibunya pun melihat ada bekas luka di lengan kanan pemuda tersebut. Maka ibunya pun semakin yakin bahwa itu adalah Malin Kundang. Ibunya pun langsung memeluk sang pemuda tersebut. Sambil memeluk Maling Kundang, ibunya pun berkata "Malin Kundang, anakku... mengapa engkau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar ?". Malin kundang pun terpana melihat wanita tua yang berpakaian kotor, compang-camping memeluknya Ia menjadi marah seingat Malin kalau ibunya adalah seorang wanita yang kuat dan tegar badannya yang dapat menggendong Malin kemana saja ia mau. Belum sempat berpikir dengan tenang, sang istri lalu berkata, "Wanita buruk inikah ibumu? Mengapa engaku mendustai aku?". "Bukankah dulu kau katakan bahwa ibumu adalah seorang bangsawan yang sederajat dengan kami ?" hardik sang istri. Mendengar perkataan istrinya Malin marah karena ia akan malu dan gengsi jika hal ini diketahui oleh istrinya dan anak buahnya. Sambil marah malin pun melepas pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Siapa kamu, wanita tidak tahu diri sembarangan saja mengaku-ngaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang kepada ibunya. Dan dalam hatinya pun berkata, seandainya saja wanita itu adalah benar ibunya maka dia pun tidak akan mengakuinya.

              Wanita tua itu jatuh terduduk di pasir dan berkata lagi, :Malin.., Malin.., aku ini ibumu... Melihat wanita itu hendak memeluk kakinya, Malin menendangnya sambil berkata, "Hai, perempuan tua !!, Ibuku tidak mungkin seperti engkau yang melarat, bau, dekil".
  "Wanita itu ibumnu ?" , tanya sang istri sekali lagi. "Bukan, ia hanya seorang pengemis yang berpura-pura mengaku sebagai ibuku agar bisa mendapatkan harta dari ku", begitu sahutan dari Malin kepada sang istri dan sambil berjalan menjauhi ibunya. Mendengar perkataan Malin hatinya pedih bagaikan ditusuk-tusuk. Dan wanita tua itupun menengadah ke langit dan mengangkat kedua tangannya sambil ia berseru dengan hati yang terkoyak-koyak dan berderai air mata, " Ya Allah Yang Maha Mengetahui, jikalau ia bukan anakku maka aku telah memaafkannya perbuatannya, tetapi jika memang ia adalah benar-benar anakku, Malin Kundang, aku mohon keadilan dari Mu, Ya Allah...Jadikanlah ia menjadi sebuah batu ".
Beberapa saat kemudian cuaca di sekitar laut yang sebelumnya cerah, mendadak berubah menjadi gelap, hujan turun dengan deras. Badai pun datang dengan tiba-tiba dan menghantam kapal Malin Kundang. Petirpun menyambar dan seketika kapal itu hancur menjadi berkeping-keping. Orang-orang pun berlarian untuk menyelamatkan diri dan perlahan-lahan tubuh Malin Kundang berubah menjadi kaku dan keras.
 Kala itu pagi hari dan badai telah mereda, cuaca kembal normal lagi. Terlihat kepingan kapal dan tak jauh dari kepingan kapal tersebut terdapat sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia. Konon itu adalah tubuh Malin Kundang si anak durhaka yang terkena kutukan dari sang ibu.


Malin Kundang

Once upon a time there lived a fisherman family consisting of father, mother and a boy named Malin Kundang live on the coast of Sumatra. The family is very poor, until such a time as the family's economic condition is very poor so the father decided to go make a living by wading into a vast ocean to across the country.

            And after the departure of his father and mother lived Malin Kundang, Time after time passed, a week, a month up to a year, Malin Kundang father did not return to his hometown. And finally his mother must replace his father for a living. Malin Kundang, including children who are smart enough although a bit naughty. Once upon a time he was chasing chickens and hit him with a broom and finally stumbling stone that caused his right arm injured by exposed stone. And the wound is finally made an impression on the right arm Malin.

             Short stories Malin Kundang was growing up and he was so affectionate and loving mother working my ass off for a living every day as a cake seller to meet the needs of the family including himself. Feeling sorry for her then she thought to help her mother to make a living in the country side and the hope when he returned to his hometown later, he has become the prominent and wealthy. "Mom, this is a good opportunity and very rare for me", says Malin. "There is certainly no ship of this size are docked in once a year on the beach. Promise I will change our destiny if I've become rich".

              Malin Kundang's mother initially not agree, because remember the husband who never returned after going to leave. Because Malin always urged and insisted that his intention to finally meet her mother was willing to remove the departure of Malin though with a heavy heart. Malin Kundang was left aboard a merchant ship which has now become wealthy.

              By the middle of the trip, the ship carrying Malin Kundang suddenly attacked by a group of pirates, goods - goods on the ship seized by pirates. And most of the crew and the vessel boarded merchants that also killed by them. Fortunately, Malin Kundang who was hiding in a small space enclosed by the timber so as to avoid the wrath of the pirates.

             The ship was adrift at sea, slowly until the host finally ship on a beach, and with a vengeance Malin Kundang walked continues until finally rescued by villagers from the nearest beach and the village is very fertile. Malin also live in the village and with tenacity and perseverance in work, he finally did managed to become a very wealthy and he was to marry a girl whose high degree of nobility to become his wife.

            News wealth Malin Kundang and his marriage eventually reached the ears of the Malin Kundang's mother, and he was very happy and grateful that his son has become a very successful. Since then, Ms. Malin Kundang every day to go to the dock to wait for her son who is expected to return to his hometown, but any approaching vessel may not find his son, and he believes that one day his son will definitely return to see him.

             Some time after the marriage ended and his wife Malin Kundang did cruise by with the crew and bodyguards. Mother Malin Kundang also saw the arrival of the ship to the dock and also see there are 2 people who dress as dazzling trinkets clothes tekena sun was standing on the deck of the ship. He is convinced that it is a standing child - awaited far is Malin Kundang and his wife.

            Once the ship reached the dock Malin's mother was rushed to the boat dock, Malin finally got off the ship and her mother was jostled by people who want to see a pair of these youths. Once close enough, his mother also saw a scar on the right arm of the youth. Then her mother became more convinced that it was Malin Kundang. His mother was immediately embraced the young man. Hugging Maling Kundang, her mother was saying "Malin Kundang, my son ... why did you go so long without sending you?". Malin Kundang was stunned to see an old woman dressed in dirty, ragged hug him he became angry when his mother's recollection Malin is a strong woman and a strong body that can carry Malin wherever he wants. Have not had time to think calmly, his wife and said, "your mother is this bad woman? Engaku Why lie to me?". "Did not you used to say that your mother is a noble equal with us?" snapped his wife. Hear the words of his wife Malin angry because he would be embarrassed and prestige if it is known by his wife and his children. Malin angrily took off his mother's arms and pushed her to fall. "Who are you, women do not know themselves carelessly claim as my mother," said Malin Kundang told his mother. And in his heart said, if only the woman is really her mother so she would not admit it.

              The old woman sat down in the sand and said,: .. Malin, Malin .., I am your mother ... Seeing she was about to hug her legs, Malin kicked him and said, "Hey, old woman!!, My mother might not like that thou art wretched, smelly, filthy ".

            "She was ibumnu?" , Asked his wife once again. "No, he was just a beggar who pretends to pose as her in order to get the treasure from me", so replication of Malin to his wife and she walked away from her mother.
Malin hear his words stinging like a tingling. And even then the old woman looked up at the sky and raised his hands as he cried out with a heart that is torn apart and tear loose, "O Allah, Most Knowing, if he was not my son so I had to forgive his actions, but if he is really son, Malin Kundang, I beg of thy justice, O God ... Make it into a stone ".

              A few moments later the weather around the bright sea before, suddenly became dark, with heavy rain fell. The storm came suddenly and hit the ship Malin Kundang. Petirpun grabbed and immediately the ship was shattered into pieces. People were scurrying to save themselves and slowly turned Malin Kundang body becomes stiff and hard.

            At that time the morning and the storm had subsided, the weather be back to normal again. Visible pieces of the ship and not far from the ship contained pieces that resemble stone human body. It is said that it is the body of Malin Kundang lawless affected child from the mother's curse.